"Chengxin itu suka panik kalau gue sakit."Waktu itu gue mendapat siklus bulanan gue alias menstruasi. Gue udah tau dari pagi sebelum berangkat sekolah. Tapi, pas masuk pelajaran kedua, gue mulai merasa nyeri yang luar biasa sakitnya ini. Awalnya masih nyeri-nyeri kecil yang bisa gue tahan. Tapi lama-lama gue gak tahan dan jadinya gue kesakitan banget pas lagi jam pelajaran.
Yuran, teman sebangku gue yang notice gue kesakitan ini berbisik mendekati gue yang menunduk sambil memegang perut gue.
"Zhuyu, lo kenapa?"
"Nyeri menstruasi, Yuran." Jawab gue sambil meringis.
"Mau ke uks?" Tawarnya.
"Gak kuat jalan..."
Yuran keliatan khawatir. "Duh, gimana ya. Izin ke Laoshi ya? Ntar minta tolong anak cowok sini gendong lo ke uks."
Gue menggeleng, "Gak usah, tunggu bel aja."
"Yakin?"
"Iya."
Yuran menatap gue tidak yakin, tapi gue menepuk pahanya pelan, bermaksud bilang kalau gue gak papa. Yuran pun kembali fokus mendengar penjelasan Laoshi sedangkan gue kembali menahan sakit di perut gue ini.
15 menit kemudian, bel berbunyi. Gue udah terduduk lemas dengan badan yang condong ke meja, menidurkan kepala gue ke atas meja. Sakitnya masih ada juga. Bahkan makin parah. Badan gue juga langsung sakit semua. Sampai tanpa sadar gue nangis diam-diam saking sakitnya.
"Zhuyu, ayo ke uks!" Kata Yuran.
Gue masih nangis di dalam lipatan tangan gue di atas meja. Sakit banget.
"Eh, Zhuyu, lo nangis?!" Seru Yuran saat sadar mendengar suara isakan pelan gue.
"Kenapa, Zhuyu?" Gue mendengar suara Jixia mendekat ke gue.
"Nyeri mens, Xia. Ini mau diajak ke uks katanya gak kuat jalan." Jawab Yuran.
"Gue panggil cowoknya dulu." Kata Jixia.
"Oke, cepetan ya!"
"Sip!"
"Sabar ya, Zhuyu. Bentar lagi Chengxin datang kok." Kata Yuran sambil mengelus bahu gue.
Di sisi lain, Jixia datang ke kelas Chengxin yang berjarak 3 kelas dari kelasnya. Chengxin kelihatan lagi ngobrol sama Wenjia dan Xida di belakang kelas, di tempat duduknya.
"CHENGXIN!" Seru Jixia di depan kelas sambil ngos-ngosan. Soalnya dia kesini sambil lari.
Chengxin, Wenjia, dan Xida langsung menoleh ke Jixia.
"Jixia? Ngapain manggil lo?" Tanya Wenjia.
"Gak tau. Bentar ya." Kata Chengxin lalu menghampiri Jixia.
"Kenapa, Jixia?" Tanya Chengxin.
"Zhuyu sakit di kelas. Tolong bawa ke uks ya. Dia gak kuat jalan."
Chengxin langsung lari ke kelas Zhuyu begitu Jixia selesai ngomong. Jixia pun mengikutinya sambil lari juga.
"Nah, itu Chengxin!" Kata Yuran saat Chengxin sampai di kelas gue.
Chengxin berlari mendekati bangku gue. Dia berjongkok di samping gue, memegang bahu gue dan berusaha mengintip wajah gue yang gue tenggelamkan di dalam lipatan tangan gue.
"Zhuyu, ayo ke uks." Katanya dengan lembut.
Gue bangun dengan pelan. Masih memegang perut gue yang sakit banget. Mata gue masih berair karena nangis.
Chengxin melihat tangan gue yang memegang perut, "Dapet ya?" Bisiknya.
Gue mengangguk.
Chengxin tersenyum lembut, dia melepas jas almamaternya, lalu dia ikatkan ke pinggang gue. Kemudian dia memunggungi gue dan menarik tangan gue satu lagi untuk melingkar di lehernya. Lalu Chengxin mengangkat badan gue di punggungnya.
"Jixia, makasih ya udah ngasih tau." Kata Chengxin saat melewati Jixia.
Jixia mengangguk sambil ngangkat jempolnya.
Lalu Chengxin menggendong gue dan membawa gue ke uks yang berada di lantai bawah kelas gue.
—14 things about ding chengxin
Ini ff belum tamat tapi aku udah excited sama ff selanjutnya dong😭
KAMU SEDANG MEMBACA
𝟏𝟒 𝐭𝐡𝐢𝐧𝐠𝐬 𝐚𝐛𝐨𝐮𝐭 𝐝𝐢𝐧𝐠 𝐜𝐡𝐞𝐧𝐠𝐱𝐢𝐧
Fanfiction(finished) "Zhuyu, lo sadar gak sih, lo itu menarik. Siapapun yang dekat sama lo pasti ngerasain kayak gue rasain." "Gue rasa enggak. Cuma lo doang yang berpikiran gila untuk ngejar pacar temennya sendiri." Ziyi tertawa. "Iya juga. Saingan gue cuma...