ninth things

504 62 14
                                    

"Chengxin itu kalo cemburu serem banget."

Sebelumnya gue pernah bilang kan kalau Chengxin itu kalau marah serem banget? Lalu, pernah gak terpikir di pikiran kalian, apakah Chengxin pernah marah sama gue?

Pasti pernah lah.

Gak mungkin dalam setahun ini kita adem ayem aja. Pasti ada aja masalah yang datang ke gue dan Chengxin. Mulai yang biasa aja sampai serius banget.

Sebenarnya, Chengxin kalau marah sama gue juga nyeremin. Dia gak main tangan atau ngomong hal-hal yang nyelekit banget. Dia diam aja, tapi kelakuannya juga yang bikin serem.

Pernah satu kejadian, saat itu di ekskul menggambar, gue gak sengaja ngilangin cat air punya Chengxin. Gak sebiji doang, tapi satu pack. Gue lupa dimana letakinnya pas gue pinjem minggu lalu. Chengxin yang sayang banget sama alat menggambarnya sempet marah sama gue. Tapi dia tetep sabar ya walaupun lebih banyak diam.

Tapi, pas pelajaran menggambar dimulai, tiba-tiba Laoshi gue bilang akan membuat kelompok baru yang diisi dalam satu grup ada dua orang. Tapi, sistemnya dipilih sama Laoshi gue. Bukan milih sendiri.

Gue mau sama Chengxin aja sebenarnya, atau sama temen cewek siapapun di sini. Tapi, sayangnya, gue kedapetan sama Ziyi.

Chengxin? Dia gak terima.

"Laoshi, saya gak setuju Zhuyu sekelompok sama Ziyi." Kata Chengxin dengan lantang, dia yang tau kalau gue adalah orang yang dikejar-kejar sama Ziyi tentunya was-was.

Laoshi menatap Chengxin, "Kenapa begitu? Kasih saya alasan yang logis."

Chengxin terdiam beberapa saat. "Ziyi itu—"

Gue memegang tangan Chengxin, menghentikan omongan dia. Gue rasa, untuk masalah percintaan kita ini gak baik buat dimasukin ke dalam kelas pelajaran gini. Laoshi juga gak akan terima alasan Chengxin.

Chengxin menoleh ke gue dengan pandangan bertanya.

Gue menggeleng, "Udah Chengxin, gak papa. Laoshi gak bakal ngerti."

Chengxin keliatan protes, tidak terima dengan gue yang pasrah-pasrah aja.

"Ding Chengxin? Kenapa? Kenapa Zhuyu tidak boleh sekelompok bersama Ziyi?" Tanya Laoshi lagi sambil berdiri mendekat meja kita berdua.

Seisi kelas hening. Tidak ada yang berani berbicara disini. Bahkan si Ziyi sekalipun. Iyalah, dia di ujung sana udah senyum-senyum kemenangan.

Chengxin mengetatkan rahangnya, dia juga menepis tangan gue yang menahan tangannya tadi. "Gak jadi, maaf, Laoshi." Ucapnya, lalu Chengxin membereskan barang-barangnya dan pergi ke meja Qilin, orang yang menjadi partner sekelompoknya.

Chengxin marah saat itu. Rasanya gue sedih banget. Pertama kalinya Chengxin marah sama gue kayak gitu. Padahal gue gak mau buat Chengxin malu, gue juga gak mau sama Ziyi. Tapi gue gak mau masalah ginian dibawa-bawa ke masalah sekolah.

Gue menunduk sedih, lalu tak lama Ziyi datang sambil tersenyum ke gue.

"Hai, Zhuyu."

Gue diam aja. Gak mau bales dia. Mood gue hancur banget karena Chengxin yang marah sama gue.

Ziyi duduk di kursi Chengxin, dia kelihatan seneng banget karena berhasil ngebuat Chengxin dan gue berantem.

𝟏𝟒 𝐭𝐡𝐢𝐧𝐠𝐬 𝐚𝐛𝐨𝐮𝐭 𝐝𝐢𝐧𝐠 𝐜𝐡𝐞𝐧𝐠𝐱𝐢𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang