Bab Satu

59 26 36
                                    

Ini tahun terakhir Delaine mengikuti OSIS dan hari ini adalah pemilihan ketua OSIS untuk periode selanjutnya.

Delaine sejak tadi pagi sudah disuruh untuk berdiri di samping meja piket untuk membantu para guru yang ikut dalam pemilihan, namun sekarang baru hadir 2 guru, Bu Nora dan Pak Daren saja.

"Noel!" panggil Bu Nora ke anak laki laki yang baru saja melewati meja piket.

Mata Delaine membulat sempurna karena dari banyak siswa yang lewat di depan mereka, kenapa harus laki laki ini. Noel Adero Fais namanya, sosok yang sempurna bagi Delaine.

"Kenapa, Bu?" anak laki laki yang namanya Noel itu langsung menghampiri Bu Nora.

Delaine yang sedari tadi berdiri di samping Bu Nora hanya memerhatikan Noel tanpa berkedip. Pagi - pagi jantung Delaine sudah berdegup kencang walaupun bukan ia yang berbicara dengan Noel.

"Rambut kamu udah panjang banget! Senin harus udah dipotong ya, kalo gak, gabakal ibu kasih kartu peserta UTS!" perintah Bu Nora kepada Noel sambil sedikit menjambak rambut Noel yang panjangnya sudah melebihi alis.

Aduh, jangan Bu, justru Noel lebih ganteng kalo rambutnya gondrong. Batin Delaine dalam hati.

Noel menunjukkan raut muka sedih, "Yah, gak bisa sekarang aja bu kartunya? Janji Senin saya udah potong deh,"

"Gak bisa!"

"Udah sana kamu taruh tas kamu di kelas dulu terus ke lapangan buat ikut pemilihan, bilangin ke yang lain juga suruh ke lapangan."lanjut Bu Nora

Noel langsung berjalan menuju kelasnya. Sedangkan Delaine? tentu saja sedang menenangkan jantungnya yang daritadi berdegup dengan kencang.

Setelah Delaine menjelaskan tata cara pemilihan kepada Bu Nora dan Pak Daren, tiba-tiba Haira datang menghampirinya.

"Del, tolong bantuin sebarin kertas pemilihan ke adek kelas dong," pinta Haira sambil memberi setumpuk kertas pemilihan.

Haira adalah sahabat Delaine satu-satunya. Ia dan Delaine memang satu organisasi, Haira yang sebetulnya mengajak Delaine untuk bergabung dengan organisasi ini.

Delaine mengambil tumpukan kertas tersebut dari tangan Haira, "Temenin dong, Ra."

"Ah, lo sendiri aja. Gue mau bagiin ini ke angkatan kita dulu," Haira menunjukkan setumpuk kertas yang sama

Delaine mendengus pasrah.

Jujur, gue sebenernya malu banget harus bagiin kertas ini ke adek kelas sendirian. Please, gue butuh banget ada yang bantuin. Nangis aja lah gue itu adek kelas udah rame banget. Curhat Delaine dalam hati.

Delaine adalah perempuan yang akan malu jika berjalan seorang diri karena menurutnya ia akan menjadi orang yang kikuk ataupun ceroboh saat ia sendiri. Kalo ada temen kan malunya bareng, begitu pikirnya.

Delaine langsung berjalan ke barisan adik kelas untuk membagikan kertas pemilihannya satu persatu.

Saat hampir setengah jalan, manik mata Delaine bertemu dengan manik mata Noel. Delaine lemas seketika.

Anjir, ada Noel. GUE PANIK. BANGET. Masalahnya, kalo gue lagi sendiri gini suka awkward gitu? ngerti gaksih? aduh mana dag dig dug...

Delaine malah diam terpaku dan berhenti membagikan kertasnya. Ia masih bergelut dengan pikirannya karena ia takut salah tingkah saat di depan Noel.

Gimana kalo nanti tiba-tiba gue jatoh depan Noel? Terus malu, terus baju gue kotor, atau rok gue robek, atau..

"Dor!" Delaine terkejut dan menoleh ke asal suara.

"Ah, lo! Bikin gue kaget aja," Delaine memukul Haira dengan setumpuk kertas yang ia gunakan.

Haira menyenggol Delaine dengan sikunya, "Ya lo malah ngeliatin Noel doang, gue suruh bagiin juga!"

"Gue takut salting, Ra," gumam Delaine yang masih bisa didengar oleh temannya itu.

Haira sudah tidak heran lagi, beginilah sikap Delaine. Selalu menjadi perempuan penakut, tidak heran jika selama 2 tahun ini ia hanya cinta dalam diam.

"Yaudah, ayo sama gue," ajak Haira.

Pada akhirnya Haira membantu Delaine untuk menyebarkan kertas pemilihan kepada para adik kelas. Saat sampai di hadapan Delaine, ia langsung memberi kertasnya tanpa melihat mata Noel.

"Makasih kak," kata Noel sambil menerima kertas tersebut.

Delaine hanya mengangguk, Haira yang melihat adegan tersebut hanya terkekeh. Ia yakin, jiwa Delaine sudah terbang ke angkasa saat ini.

***

Aku excited banget buat upload bab satu!

By the way, aku bikin cerita ini h-25 UTBK jadi sekalian belajar PUEBI juga hehehe kalau ada yang salah penulisan mohon koreksinya ya!

Kalau kalian mau tau funfact atau update tentang cerita ini, boleh follow aku karena aku akan sering post announcement.

Aku bingung banget jujur nulis Bu Nora yang bener kayak gimana? Bu Nora atau bu Nora?

Next update: Wednesday

Terima kasih sudah membaca!
Jangan lupa vote & komen :)

SegaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang