part 3

12 2 0
                                    

Tin tin

"Bener nggak mau barengan aja?" Entah sudah berapa kali retta menawarkan hal yang sama kepada stara semenjak bel pulang sekolah di bunyikan sejak 20 menit yang lalu.

"Nggak usah arreta." Tolak stara dengan halus untuk kesekian kalinya.

"Ya udah deh gue duluan kalo gitu."

"Hati-hati."

"Lo juga." Setelahnya, mobil putih yang di kendarai retta perlahan mulai menjauh.

Dengan perlahan sesekali menendang kerikil-kerikil kecil yang ia temui, stara berjalan menuju ke arah halte tempat biasa ia menunggu bus.

Kedua sahabatnya nata dan aura sudah pulang terlebih dahulu. Nata yang tiba-tiba mules pamit pulang duluan, karena tak biasa jika harus buang air di WC sekolah yang menurutnya kotor.

Sama halnya dengan aura, namun berbeda alasan. Aura sudah di jemput lebih dulu karena akan ada acara keluarga, katanya.

Sebenarnya retta sedari tadi sudah memaksa mengajak stara untuk pulang bersama dikarenakan lingkungan sekolah yang sudah sepi, hanya ada beberapa siswa saja yang berlalu lalang untuk pulang.

Namun stara menolak. Bukan karena dia tidak mau, hanya saja dirinya tak enak hati pada retta karena jarak kedua rumah mereka lumayan jauh. Masa iya retta harus bolak-balik di jalan hanya untuk mengantarkan dirinya pulang, pikirnya.

Keasikan melamun sampai hampir tak sadar bahwa dirinya baru saja akan melewati halte.

"Hampir aja kelewatan." Gumamnya pelan.

"Perasaan gue kok nggak enak ya."

Tak berapa lama kemudian, datang segerombolan lelaki yang masih menggunakan seragam berwarna putih abu-abu yang jauh dari kata rapi.

Stara berusaha tenang saat matanya tak sengaja bertatapan dengan seorang lelaki yang stara pikir adalah ketuanya.

Mereka semua berhenti tepat di depan stara saat sang ketua mengangkat sebelah tangan pertanda menyuruh untuk berhenti.

Mereka yang jumlahnya kira-kira 4 orang itu menatap bingung kepada lelaki yang berada di posisi paling depan itu.

"Kenapa?" Tanya satu di antara mereka yang memiliki kulit sawo matang dengan rambut keritingnya.

Sedangkan yang di tanya tak menjawab dan malah turun dari motornya serta berjalan ke arah stara.

Stara yang sudah was-was di tambah keadaan sekolah yang sudah sepi pun berniat untuk menghindar.

Namun baru akan akan melangkahkan kakinya, salah satu tangannya di cekal kuat oleh seseorang.

"Lepasin tangan gue!" Ujar stara lantang untuk menutupi rasa takutnya.

"Kalo gue nggak mau gimana?" Balas orang yang stara ketahui bernama alex itu dengan menantang.

Satu hal yang stara ingat yaitu alex di depannya ini adalah orang yang suka cari gara-gara dengan anak yang berasal dari sekolah stara.

"Cantik." Sambungnya lagi seraya mencolek pelan pipi stara.

Dengan sontak stara menepis tangan alex yang dengan lancang menyentuh wajahnya.

Stara menghentakkan tangannya dari cekalan alex yang mulai melonggar.

"Jangan macem-macem sama gue!" Ujar stara dengan ketus.

"Nggak macem-macem kok sayang, cuma satu macem aja." Balas alex yang dihadiahi kekehan oleh teman-temannya.

Saat alex memegang bahu stara, tanpa ragu stara menginjak keras kaki alex sehingga lelaki itu sedikit mundur kebelakang.

hey staraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang