part 2

10 1 0
                                    

BRAKK

"Buset dah jantung gue hampir copot njir." Ucap keon sambil mengusap dadanya.

Sedangkan sang pelaku, yang membanting keras tas nya ke atas meja tadi malah membalas dengan cengiran khas miliknya.

Siapa lagi jika bukan Taksa Antariksa. Si cowok badboy, yang duduk di kelas 11 namun namanya sudah tak asing lagi di telinga kakak kelas maupun adik kelas.

Bukannya di cap jelek karena kelakuannya yang agak nakal, di mata para wanita dirinya itu nyaris sempurna.

Memiliki wajah tampan, dengan hidung mancung, alis tebal, dan rahang yang tegas membuat dirinya terlihat bak dewa yunani.

Jika kalian bertanya apakah ada wanita yang tidak tertarik dengan dirinya? Maka jawabannya adalah ada.

"Dikejar anjing lagi hm?" Tanya gavin cowok dengan rambut kecoklatan itu yang terlihat sudah biasa dengan sikap taksa yang ini.

"Kali ini enggak." Jawab taksa sedikit malu dengan kejadian itu.

Pernah dirinya buru-buru masuk kelas karena sudah telat, dan rupanya di dalam kelas sudah ada guru yang mengajar.

Saat di tanya apa alasannya telat, dirinya menjawab "saya di kejar anjing pak, makanya telat karena muter-muter dulu biar anjingnya kewalahan ngejar saya." Semua murid yang mendengar jawaban dari mulut taksa pun sontak tertawa.

Bagaimana tidak, mereka tau bahwa lelaki itu kerap menggunakan mobil ke sekolah. Masa iya sudah di dalam mobil masih di kejar anjing. Ck, ada-ada saja.

"Terus kenapa?" Tanya ken si cowok dingin dan irit bicara, sekaligus menyandang status sebagai kembaran keon si bocah tengil.

"Gue kesel." Gerutunya.

"Kesel kenapa?"

"Masa bunda nggak bangunin gue, padahal gue udah niat mau bangun pagi supaya bisa buatin sarapan untuk bintang."

Mereka bertiga hanya menganggukan kepala pertanda mengerti.

"Bintang yang lo maksud si stara?" Tanya keon memastikan.

"Ya iyalah goblok, emang taksa punya gebetan lain selain tuh cewek apa?!" Kata gavin sedikit nge-gas karena kelemotan keon ini.

"Santai dong."

Taksa mengabaikan kedua orang itu, dan segera duduk di bangkunya.

"Dasar anak bunda." Sindir ken yang sekalinya bicara memang pedas.

Sedangkan taksa hanya diam dengan mata memandang sinis wajah ken.

"Gapapa anak bunda, yang penting udah punya gebetan."

"Ga dilirik balik sama gebetan kok bangga."

Skakmat.

Wajah taksa memerah antara sebal dan menahan malu karena perkataan ken.

"Sialan lo." Setelah mengatakan itu, taksa langsung keluar dari kelas untuk mengembalikan moodnya yang malah semakin down.

Mumpung guru di kelasnya belum masuk, dirinya berniat untuk pergi ke kantin sekedar mengisi perut karena tadi belum sempat sarapan.

"Bu, bubur ayamnya 1 di bungkus, satunya lagi makan disini, rotinya 2, sama susu nya juga 2 ya." Ucapnya kepada ibu penjaga kantin yang memang sudah akrab dengannya.

"Oke sa. Roti sama susu nya di ambil sendiri ya, soalnya ibu mau buatin buburnya dulu."

Taksa mengangguk mengerti dan segera mengambil sebuah plastik hitam yang memang tersedia disana dan langsung memasukan roti dan susu yang di belinya.

Tak berapa lama kemudian ibu kantin datang membawa pesanan taksa.

Setelah melahap habis makanannya, taksa segera membayar dan tak lupa pula mengucapkan terima kasih kepada penjual.

Lelaki itu melangkahkan kakinya menuju kelas yang sering di datanginya setelah kelasnya.

Berjalan mengendap ngendap, takut ada guru yang melihat dirinya di jam pelajaran seperti ini.

Melihat kondisi kelas tersebut melalui sebuah jendela, dan ternyata belum ada guru yang masuk.

"Yes." Ucapnya girang.

Tok tok tok

Ketukan taksa di pintu kelas itu mampu membuat keributan yang terjadi tadi seketika hening. Tak terkecuali dengan ketiga gadis dan seorang lelaki yang terlihat seperti sedang disiksa.

Krik krik

Taksa menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak terasa gatal karena melihat tatapan orang-orang di dalam kelas itu.

"Bukan guru kok." Ujarnya kaku.

"Aelah, salam dulu kek." Ujar aura.

"Ulang deh, assalamualaikum wahai dajjal dan pengikut-pengikutnya. Dan assalamualaikum wahai bintang nya taksa."

Perkataan taksa sontak mendapat teriakan dari penghuni kelas 11 MIPA 3 itu.

Stara yang sudah hafal dengan kelakuan taksa hanya memutar bola mata malas.

"Waalaikumsalam yang mulia, hormat saya prajurit gaga yang selalu menjaga sang bintang dari mata para buaya plus enamdua." Hormat dirga seraya membungkukan badannya yang entah sejak kapan sudah lepas dari tahanan nata dkk.

"Tak sia-sia aku memilihmu untuk tugas ini wahai prajuritku." Balas taksa tersenyum bangga dan setelah itu berlalu menuju tempat duduk stara-gadis yang diincarnya namun tak pernah meliriknya balik.

"Hai bintang." Sapa taksa lembut seraya tersenyum manis.

Stara hanya diam tak menanggapi. Disaat orang lain memanggil dirinya dengan sebutan stara, lain halnya dengan taksa yang memanggilnya dengan bintang.

Katanya biar beda dari yang lain.

"Mau apa?" Tanya stara cuek.

"Ini." Ujar taksa seraya mengangkat kantong plastik hitam di tangannya.

Stara mengangkat sebelah keningnya sebagai balasan.

"Makanan. Gue tau lo belum makan kan? Makanya gue bawain."

"Nggak butuh." Ujar stara cuek.

"Perut lo yang butuh."

Sebenarnya stara memang lapar, tapi karena gengsinya yang tinggi dia rela menahan teriakan di perutnya yang sedari tadi sudah meronta-ronta.

Taksa yang mengerti pun langsung meletakkan makanan itu ke atas meja stara.

"Utamain kesehatan, jangan kalah sama gengsi." Ujar taksa tersenyum mengerti dan hendak berbalik menuju kembali ke kelasnya.

Namun sebelum itu dirinya mengatakan sesuatu lagi kepada stara.

"Jangan lupa di makan. Nggak minta bayaran kok, tapi kalo mau di bayar juga gapapa. Pake hati tapi ya." Sambungnya lagi seraya mengedipkan satu matanya genit ke arah stara, tak lupa dengan mengacak-ngacak pelan rambut gadis itu. Dan langsung berjalan keluar.

"Dasar genit." Gumam stara saat taksa sudah menghilang di balik pintu.

Namun tak ayal pula gadis itu membuka dan mengeluarkan isi yang ada di plastik hitam yang di bawa taksa tadi.

Saat melihat bubur ayam, matanya langsung berbinar terang.

Melahapnya perlahan karena memang sudah sangat lapar.

Dasar stara, gengsi emang.

Tanpa stara ketahui, taksa melihat dirinya yang melahap pelan makanan yang di tolak stara tadi dari sebuah jendela kelas itu.

"Gapapa nggak sekarang, mungkin nanti." Gumam lelaki itu.

***

Yeay part 2 udah ada!
Jangan lupa komen and vote ya guys!
Have fun🖤

hey staraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang