Part 1

31 2 0
                                    

Dahulu kala di sebuah negeri yang indah hiduplah seorang putri nan cantik jelita. Namanya Putri Dandelion, sang penyihir aksara, penguasa mimpi dan ilusi. Dalam sebuah perjalanan menyusuri semesta angkasa raya ia menemukan sosok pria berjubah hitam dengan aura kegelapan tengah terlibat pertarungan sengit bersama Raja Tikus yang telah banyak menyengsarakan bangsa manusia. Melihat pertarungan itu Putri Dandelion turut membantu hingga akhirnya Raja Tikus kalah dalam pertarungan tersebut dan melarikan diri. Akan tetapi kekalahan sang Raja Tikus bukannya membuat senang pria berjubah hitam itu tapi justru membuatnya marah.

"Kenapa kau ikut campur?!!! kau tahu karena kau Raja Tikus itu melarikan diri!!!"

"Hei, aku hanya ingin membantumu, kenapa kau malah marah-marah padaku?!!" balas Putri Dandelion yang mendadak kesal mendengar ucapan pria berjubah hitam itu.

"Aku X. sang misteri kegelapan, tidak butuh bantuan siapa pun"

"Ya ya ya terserah padamu" kata Putri Dandelion berlalu pergi meninggalkannya dan sungguh ia tak mengerti bagaimana bisa ada makhluk seperti itu yang bukannya berterima kasih dibantu malah balik marah, benar-benar tak tahu terima kasih.

Dengan perasaan kesal Putri Dandelion meninggalkan Tuan X dan melanjutkan perjalanannya. Suasana malam itu terasa mencekam dan Putri Dandelion tak menyukainya. Sudah beberapa minggu ini negerinya tak lagi merasakan ketenangan karena para ksatria sibuk bertarung melawan para musuh yang entah darimana terus berdatangan menyerang Negeri Awan hingga puncaknya hari ini ia berniat menemui Raja Langit untuk menemukan seorang ksatria sakti demi menyingkirkan para musuh.

Namun perjalanan kali ini harus terhalang karena pertarungan yang melibatkan Tuan X dengan Raja Tikus dan membuatnya harus menghentikan sejenak perjalanannya. Sayangnya apa yang dia lakukan justru sia-sia, niat hati ingin menolong, dirinya justru bertengkar dengan Tuan X. Tapi setelah pertengkaran tersebut pria itu justru mengikutinya sekarang, padahal tadi dia sendiri yang bilang tak butuh bantuan.

"Kenapa kau mengikutiku?!" kata Putri Dandelion menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Tuan X.

"Aku tidak mengikutimu" sangkal Tuan X.

"Tidak mengikutiku? lalu apa yang kau lakukan disini? jelas-jelas kau sedari tadi berjalan di belakangku, apa namanya kalau bukan mengikuti?"

"Itu karena aku..." Tuan X tiba-tiba terlihat kebingungan.

"Kenapa?"

"Karena mengejar Raja Tikus, aku jadi berada terlalu jauh dari tempat kedatanganku, jadi..."

"Kau tersesat?"

Tuan X tidak menjawab tapi Putri Dandelion bisa menebak arti diamnya pria pemarah itu dan seketika ia pun tertawa lepas. Putri Dandelion tak percaya pria sok arogan semacam itu bisa juga tersesat padahal beberapa saat lalu dia sendiri yang mengatakan tidak butuh bantuan.

"Apa yang kau tertawakan? kau pikir aku sedang melucu?!!" kata Tuan X kesal.

"Baru beberapa saat lalu kau bilang tidak butuh bantuan dan sekarang kau mengikutiku karena tidak tahu jalan, tidakkah itu lucu?"

"Ya ya ya terserah padamu" kata Tuan X dengan sikap acuh meski jauh dalam hatinya betapa ia kesal ditertawakan oleh perempuan yang baru dikenalnya itu.

"Baiklah aku akan mengantarmu tuan"

"Panggil saja X, aku lebih suka dipanggil seperti itu"

"Tapi aku suka memanggilmu Tuan X"

"Terserah kau sajalah" Tuan X tak tahu dari mana datangnya perempuan ini kenapa senang sekali mendebat ucapannya, benar-benar membuatnya jengkel setengah mati.

"Sekarang katakan dimana tempat kedatanganmu sebelum kau tiba di sini?"

"Tempat terakhir yang kuingat adalah jembatan pelangi, dari tempat itu aku melihat Raja Tikus dan mengejarnya hingga kemari"

"Jembatan pelangi?"

"Benar, tujuanku kemari adalah menemui Raja Langit dan kau tentu tahu satu-satunya penghubung negeri Bumi dengan Kerajaan Langit adalah jembatan pelangi"

Putri Dandelion terkejut mendengarnya, entah bagaimana secara kebetulan mereka memiliki tujuan yang sama, menuju Kerajaan Langit. Sekalipun demikian Putri Dandelion tak tahu apakah tujuannya datang kesana sama dengan tujuan Tuan X yang tampaknya adalah seorang petarung.

"Aku juga sedang dalam perjalanan menuju Kerajaan Langit, jadi kenapa tidak kita tempuh bersama?"

"Baiklah, tapi sebelumnya boleh aku tahu namamu?"

"Putri Dandelion"

"Oke" hanya itu yang terucap dari mulut Tuan X karena ia pun tak tahu harus berkomentar apa tentang nama nan cantik itu. Dia sering kali bertemu wanita dengan berbagai macam tabiat tapi belum sekalipun dirinya bertemu dengan seorang putri meski sayangnya putri yang satu ini benar-benar jauh dari kesan lembut seperti yang sering dengar tentang sifat para putri. 

Dongeng Istana PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang