Part 3

23 1 0
                                    


Mendirikan istana demikian indah, besar dan memiliki kekuatan sihir yang sangat dahsyat ternyata tidak mudah mempertahankannya. Banyak ksatria dan dewi yang tidak kuat tinggal di Istana Pelangi hingga memutuskan pergi. Hal itu terjadi berulang kali hingga membuat Putri Dandelion merasa demikian sedih tanpa mampu berbuat apa pun. Untuk meredakan kesedihannya maka pergilah Putri Dandelion meninggalkan istananya dan mendatangi taman Opium yang sudah lama tak dikunjunginya. Dalam perjalanannya ia menemukan seorang dewi dengan sayap garuda dan tampak terluka parah. Putri Dandelion mendekati dewi tersebut dan membawanya ke dalam istana untuk mengobati lukanya. Dewi itu bukan hanya terluka fisik tapi juga batinnya. Kedua matanya memancarkan kesedihan demikian pekat demikian juga raut wajahnya dan auranya menyiratkan amarah yang mengerikan.

"Aku tak tahu apa yang telah terjadi pada dewi, tapi sepertinya dewi terluka cukup parah, tinggalah di sini untuk menyembuhkan luka-luka dewi"

"Luka fisikku mungkin bisa sembuh tapi tidak dengan luka batinku"

"Tidak ada yang tidak bisa sembuh, aku akan membantu dewi?"

"Caranya?"

"Aku juga tak tahu bagaimana caranya tapi yang jelas selama berada di istana ini akan kubantu dewi untuk pulih, aku punya beberapa ksatria serta dewi tinggal di sini, mungkin di antara mereka bisa membantuku menyembuhkan dewi"

"Benarkah?"

"Aku juga akan membantu Dewi" kata seorang wanita yang tiba-tiba memasuki kamar dewi bersayap garuda itu dan tidak sendiri ia datang bersama beberapa dewi serta ksatria lainnya.

"Siapa kau?"

"Aku Ratu Kerapuhan, kau tahu kamar dengan pintu retak di lantai atas? itulah tempatku, datanglah kapan pun, aku akan membantumu dengan sihir kerapuhanku" katanya perempuan itu yang ternyata bernama Ratu Kerapuhan.

"Sebelummnya boleh aku tahu siapa nama dewi?" tanya Putri Dandelion yang sejak membawanya ke istana ia belum sekalipun mengetahui namanya.

"Namaku Dewi Neptunus tapi aku juga dipanggil Dewi Garuda" kata dewi tersebut dan sejak saat ia menjadi bagian dari Istana Pelangi. Hari-hari ia lalui dengan bahagia bersama Putri Dandelion dan para penghuni istana lainnya. Bahkan semakin hari ia kian dekat dengan Putri Dandelion yang perlahan membuatnya merasa menemukan keluarga d istana itu bukan hanya terhadap Putri Dandelion tapi dengan para ksatria dan dewi lainnya. Hingga demikian kuat ikatan batinnya dengan Istana Pelangi ia juga ikut memikirkan masa depan Istana Pelangi. Puncaknya ketika dirinya mendengar kabar diberlakukannya aturan ketat di istana dan menyebabkan banyak ksatria bahkan dewi meninggalkan istana karena aturan tersebut. Mereka tidak kuat jika setiap waktu dituntut menghadiri sidang dan akhirnya membuat banyak penghuni istana meninggalkan istana. Putri Dandelion benar-benar nyaris putus asa dan ia pun membicarakan kesedihannya itu kepada para ksatria serta Dewi Garuda tanpa ia tahu apakah Dewi Garuda yang termasuk masih baru di istananya cukup mampu memberinya solusi atau tidak. Tapi karena ia sudah cukup dekat dengannya maka ia pun percaya Dewi Garuda akan mampu membantunya.

"Putri telah menggunakan segenap kekuatan untuk mendirikan istana ini, menghabiskan waktu mengurusnya, alangkah sayangnya jika Putri menghilangkannya"

"Aku tak tahu lagi harus bagaimana, sangat berat bagiku mengurusnya sendiri"

"Aku pernah dalam posisi Putri tapi aku tak menyerah sampai mereka benar-benar tak mampu kupertahankan, tapi Istana Pelangi berbeda, istana ini masih bisa mampu dipertahankan"

"Lalu apa yang harus kulakukan?"

"Pertahankan apa pun yang terjadi, aku akan membantu"

"Baiklah, kalau begitu aku akan membuat sebuah rencana dan mungkin aku akan butuh beberapa orang"

"Manfaatkan orang-orang terbaik putri untuk membantu jangan mengatasinya seorang diri, itu hanya akan menyakiti Putri"

"Aku tahu, terima kasih"

"Sama-sama"

"Aku akan mengumpulan beberapa orang terbaikku untuk membantuku, kuharap kau tak keberatan berada di antara mereka"

"Tidak masalah"

"Kalau begitu kita akan bertemu lagi di rumah kecil, kau tahu sebuah rumah yang sangat kecil di ujung istana, itulah tempatnya, kita akan bicara di sana untuk lebih lanjutnya"

"Baiklah, aku akan datang"

Sejak saat itu rumah kecil yang selama ini tak berpenghuni menjadi tempat hunian orang-orang terpercaya Putri Dandelion kecuali tentu saja Tuan X yang sering kali berpetualang hingga tak memungkinkan untuk menghuni tempat itu tapi Tuan X tetap selalu ada untuk membantu Putri Dandelion.

Di dalam rumah kecil itu para ksatria berinteraksi bukan hanya melatih sihir serta kemampuan mereka bertarung tapi pembicaraan tentang bagaimana mempertahankan Istana Pelangi hingga seiring waktu mereka menjadi sangat dekat selayaknya keluarga. Sampai akhirnya sebuah kisah cinta pun terjadi antara Putri Dandelion dengan Ksatria Langit. Keduanya saling menaruh hati tapi tak satu pun yang berani lebih dahulu mengungkapkan hingga akhirnya Tuan X mengambil inisiatif untuk mempersatukan mereka.

"Apa?" kata Ksatria Langit saat mendengar ucapan sahabatnya itu perihal perasaan Putri Dandelion. Sejujurnya ia pun ingin mengetahui perasaan Putri Dandelion tapi statusnya yang hanya ksatria penjaga membuatnya merasa tak pantas memiliki perasaan semacam itu pada sang pendiri istana.

"Sudahlah, akui saja perasaanmu padanya, aku akan membantumu"

"Bagaimana mungkin, siapalah aku yang bisa selancang itu menyatakan perasaan pada Putri Dandelion"

"Apa maksudmu?"

"Aku hanya ksatria penjaga, tidak selayaknya..."

"Hei hei hei, ini bukan kerajaan langit, hilangkan tradisi monarki semacam itu, di sini posisi kita sama tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah, bahkan Dewi Garuda saja bisa dengan bebas keluar masuk istana dan mendatangi setiap ruangan padahal dibandingkan denganmu ia hanya orang baru tapi kau justru bersikap lebih segan dari perempuan galak itu"

"Aku..."

"Sudahlah, ungkapkan saja dan ikat Putri Dandelion sebagai pasanganmu, nanti jika ada yang berani menghalangimu, aku X, sang misteri kegelapan akan menghadapinya"

Ksatria Langit terdiam sesaaat merenungkan ucapan sahabatnya itu hingga akhirnya ia pun mengambil keputusan untuk mulai memberanikan diri menyatakan perasaannya pada Putri Dandelion.

Hingga pada malam purnama ketika bulan purnama sedang menampakkan sisi terindahnya ia menghampiri Putri Dandelion dan menyatakan niatan hatinya untuk mempersunting sang putri. Maka pernikahan pun terjadi di antara dua pasang hati itu dan disaksikan para ksatria, dewi serta kerabat langit pernikahan mereka digelar dengan meriah. 

Dongeng Istana PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang