Part 7

15 1 0
                                    


Sepanjang malam Putri Dandelion berteriak kesakitan ketika ia berusaha melahirkan kedua putra kembarnya dan hanya didampingi oleh putra angkatnya. Entah apa yang salah dengan kedua putra kembarnya mereka seolah menyiksanya dengan kesakitan ini dan belum juga mau terlahir ke dunia. Sampai akhirnya sesosok serigala bertubuh besar tiba-tiba muncul di kamarnya dan membuat tabib yang membantunya ketakutan. Putri Dandelion menatap serigala itu yang seketika segera merubah wujudnya menjadi sosok manusia. Pria berjubah hitam dengan mata yang sendu muncul mengantikan wujud serigala menakutkan itu. Ksatria Langit, suami tercintanya telah kembali.

"Jangan takut, ini aku" kata Ksatria Langit pada sang tabib yang segera berjalan mendekat pada ranjang sang putri.

"Maafkan aku membuatmu harus tersiksa seperti ini" kata Ksatria Langit sembari menghampiri Putri Dandelion dan menyentuh perutnya. "Aku akan membantumu" kata Ksatria Langit sembari melepaskan sihirnya ke arah perut sang istri dan kabut putih muncul dari balik telapak tangannya memasuki perut sang istri . "Ini ayah, dengarkan ayah baik-baik, segeralah kalian keluar, jangan biarkan ibu kalian tersiksa" hanya dengan ucapan lembut itu kedua bayi yang sebelumnya begitu sulit dikeluarkan oleh tabib tiba-tiba keluar dengan sendirinya. Suara tangisan kencang dua bayi kembar seketika menghiasi suasana Istana Pelangi.

"Syukurlah, bayinya terlahir dengan selamat" kata sang tabib dan dibantu kedua pelayannya ia membersihkan tubuh kedua bayi kembar itu dari darah sang ibunda yang menghiasi tubuh mereka. "Yang Mulia memiliki dua putra kembar" kata sang tabib setelah membersihkan tubuh dua bayi kembar itu sembari berjalan menghampiri Putri Dandelion dan Ksatria Langit.

"Berikan mereka nama" kata Putri Dandelion dengan suaranya yang masih lemah.

"Aku akan memberikan mereka nama dengan penggalan sebuah nama seorang ksatria hebat penakluk bangsa iblish yang bernama Fahru"

"Fahru? pendekat sakti itu?"

"Benar, putra kita yang bertubuh paling kecil aku ingin memberinya nama Pangeran Ru, dan putra kita yang bertubuh paling besar akan kuberinama pangeran Fah"

"Nama yang sangat indah"

"Benar, seindah kisah sejarah pendekar Fahru yang tak pernah hilang ditelan zaman"

"Terima kasih telah memberi mereka nama yang demikian indah"

"Aku yang justru berterima kasih telah memberiku keturunan demikian tampan"

"Tuan Putri harus istirahat, biarlah bayi-bayi ini saya dan para pelayan yang akan menjaganya" kata tabib mengambil kembali kedua bayi itu untuk di bawanya ke kamar pangeran yang telah disiapkan jauh-jauh hari.

"Minta para dewi membantumu" kata Ksatria Langit menyerahkan kedua putra kembarnya kepada tabib serta pelayan sang tabib. Pada malam itu ketenangan pun terasa di dalam istana dengan suasana hati Putri Dandelion yang bahagia setelah melihat suaminya kembali.

Hari berlalu dengan bahagia bersama tangisan bayi kembar dan kisah-kisah penuh petualangan yang diceritakan Ksatria Langit selama ia menghilang termasuk cerita bagaimana liciknya Ratu Cosmic memaksanya menampakkan diri. Mendengarnya Putri Dandelion pun tertawa.

"Oh ya aku lupa menceritakan satu hal" kata Putri Dandelion saat teringat pada putra angkatnya yang beberapa hari lalu sempat pergi ke istana langit untuk mencari ayah angkatnya. "Aku mengangkat seorang anak, kuharap engkau tak keberatan dengan keputusan ini"

"Jika istriku bahagia melakukannya, tak ada alasan bagiku menolaknya, tapi siapa dia? darimana asalnya?"

"Katanya dia berasal dari wilayah kerajaan Langit, aku bertemu dengannya saat para kesatria sedang berperang, ketika itu istana ini diserang, banyak dewi yang tewas dan aku pun hampir kehilangan hidupku jika pemuda itu tidak muncul"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dongeng Istana PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang