Tamu Orang tua

13 0 0
                                    

Aisyah sedang berangkat kemarket bersama ibu. Diperjalanan ia melihat didepan ada nenek-nenek yang hendak menyebrang tetapi tidak bisa. Aisyah minggir berhentiin mobil di pinggir jalan lalu ia membantu menyebrangkan nenek itu. Ternyata dari kejauhan kebetulan terlihat oleh p. Musthofa.

Setelah itu Aisyah pun melanjutkan perjalanannya tersebut.
"Alhamdulillah? Nenek itu kasihan ya Bu"ujar Aisyah
"Iya"ibu sembari mengelus elus kepala Aisyah yang terbalut pasmina.
"Eh! Entar kerudungku rusak"sahut Aisyah
"Maaf"ibu senyum2 "kamu ikhlas kan? "Ibu meyakinkan
"Ya ikhlas lah, ibu gimana sih. Siapa yang gak iba lihat nenek parubaya seperti itu masih aja keluar sendirian"Aisyah menjelaskan
"Ooo... Udah ayo lanjut kemarketnya" Ibu sambil menepuk lengan tangqn Aisyah
"Iya iya"muka sebel Aisyah dan ibu hanya tersenyum.

Dimarket, Aisyah bagian dorong troli belanja.
"Wah... "Aisyah melihat banyak snack beraneka macan.
"Kamu mau? "Ibu
"Ibu mau beliin kah?"Aisyah bertanya dengan senyum2
"Iya ibu belikan"ibu
"Alhamdulillah?! "Aisyah
"Mana uangnya ibu belikan"ibu sambil senyum
"Lho? Ibu kok pakai uang ku sih. Ibu mesti seenaknya saja. Aisyah ini mau belajar nabung. Terus buat... "Ujar Aisyah panjang kali lebar
"Buat bersenang-senang?"ibu menggoda
"Terserah ku! kan uang-uang aku ini. Gak bisa keluar kalau bukan aku" Aisyah dngan sinisnya
"Ngambek nih anak ibu? "Rayu Ibu sambil memegang tangan Aisyah tetapi Aisyah melemparnya.
"Ibu cuma bercanda kok jangan ngambek dong" lanjut jelas ibu

Mereka pun berbelanja kebutuhan yang insya allah bisa sampai kurang lebihnya 1 blnlah. Jadi mereka belanja banyak hari ini. Ibu tidak pernah sependapat dengan barang yang Aisyah mau beli hingga Aisyah harus kembalikan ketempatnya barang yang ia ambil sebab apa yang Aisyah Ambil menurut ibu itu harganya terlalu tinggi karena Aisyah melihat kwalitasnya tidak seperti ibunya itu. Hehehe... Tetapi ibunya itu sumber kehematan dirumahnya.

Setelah selesai memilih dan memesan barang, Aisyah dan ibu menuju kasir. Singkatnya...

Diperjalanan pulang. Adzan berkumandang.

Allahuakbar Allahuakbar...

"Alhamdulillah Syah kita ke masjid dulu ya" pinta Ibu
"Alah... Sebentar lagi sampai rumah. Sholat dirumah saja ya. "Aisyah mengelak
"Syah gak biasanya kamu begini"jlas ibu
"Dari tadi lama banget di marketnya sekarang Aisyah lelah bu"jelas Aisyah yang tiba-tiba meneruskan jalannya seperti uring-uringan.

Akhirnya Aisyah sampai didepan rumah dan sesampainya disana ternyata pintu rumah sudah terbuka ternyata Ayah dengan tamunya. Biasa itu rekan bisnis Ayah Aisyah. Rekan itu minta menginap dirumah Ayah, Alasannya untuk bisnis.
"Iya tidak apa apa pak. Tetapi saya hanya memberi waktu 3 hari saja"Ayah
"Iya Saya mengerti pak." rekan bisnis
"Alhamdulillah. Mari saya antar ke kamar yang kosong"Ayah sambil berdiri.

Ayah pun pergi mengantar ke kamar yang kosong.

Sedanhkan Aisyah dan ibu masuk rumah lewat pintu belakang. Aisyah langsung menuju kamarnya dan menunaikan sholatnya.

Selesai sholat Aisyah diminta Ayah membantu ibu masak karena sudah lama Aisyah tidak bantu-bantu dapur.
"Ayah Ada tamu yang mau menginap jadi jangan gaduh"jelaa Ayah kepada Aisyah"bantu-bantu ibu sana? "Lanjut Ayah
"Tunggu-tunggu kata Ayah gaduh? Bukannya Ayah yang selalu bikin gaduh sih" cetus Aisyah
"Terserah Aisyah. Ayah pergi dulu" Ayah pun pergi.

Aisyah didapur sedang bantu-bantu Ibu memasak menu tempe goreng, tahu goreng, Sambal dan sayur bening ditambah lagi Ayam dan udang goreng, krupuk.
"Ibu masaknya hari ini banyak banget? "Aisyah bertanya keheranan.
"Kan ada tamu. Kita harus menjamunya dengan baik kan Syah"jelas ibu
"Tapi sederhana saja jangan kebbanyakan gini.. Emang nanti kalau gak habis siapa yang makan he?! "Aisyah sambil iris-iris bawang. "Lagian orang itu ngapain sih harus kerjain bisnis dirumah kita! bikin orang yang punya rumah gak bebas
"Cetus Aisyah
"Hus! Jangan hasut ibu. Cepat iris2nya"jelas ibu.
"Iya iya" Aisyah
"Ya begitu. Anak pintar"rayu ibu

Selesai memasak Aisyah, membawa hidangan dan meletakkannya di meja makan.
"Ih! gak suka aku kaya gini" gumam Aisyah

Makan pun dimulai. Dari mulai makan sampai Selasai sikap Aisyah seperti BT mulu. Aisyah sempat membunyikan sendoknya Saat mengambil makanan. Hal itu membuat Ayah risih tetapi ayah masih saja diam. Juga Aisyah tetap membuat suasana tidak nyaman.
"Aisyah! Hentikan! Kamu ini sudah gede. Berisik!"tegas Ayah
"Ih?! Kenapa?"Aisyah dengan menaikkan kepalanya
"Tangan kamu gatal he?!"marah Ayah
"Aisyah mau makan didapur aja. Ayah menyebalkan" cetus Aisyah sambil pergi.
"Urus dia Bu"jelas Ayah pada ibu.

Selesai makan, Aisyah diminta ibu membantunya tetapi ia menolak membantu.
"Enak benar aku suruh bantu, ayah aja sana"gumam Aisyah.
"Astaghfirullahal adzim"guman ibu saat itu.

Aisyah langsung aja ke ruang depan. Saat diruang depan ia melihat Ayah sedang serius dengan Rekan bisnisnya. Oya, rekan bisnis Ayah namanya Pak Andi. P. Andi adalah orang dari luar pulau Jawa. Pantes kalau beliau menginap di rumah Orang tua Aisyah.

"Aisyah? "Panggil Ayah saat Aisyah baru sampai diruang depan.
"Iya? Aisyah mau balik kekamar dulu"Aisyah bergegas.
"Aisyah sebentar! "Ayah
"Iya ada apa Yah?"tanya Aisyah dengan lirikan sadis ke Ayahnya dan Aisyah sudah tahu kalau sang ayah pasti mau menyuruhnya.
"Ayah minta tolong sampean buatin kopi ya?! buat Ayah dan p. Andi" kata Ayah dan Aisyah hanya diam dg muka sebalnya.
"Maaf pak tidak usah saya tidak usah pak"jelas p. Andi
"Iya"Aisyah ikut bicara
"Syah! Buatin sekarang. Ayah ini yang minta kekamu"kata pelan Ayah
"Baik lah"Aisyah

Aisyah segera kembali ke dapur. Saat didapur Aisyah bertemu dengan ibu yang sedang tengah beres-beres. Aisyah terlihat oleh ibu sedang uring-uringan.
"Alhamdulillah sini bantu ibu" ibu tetapi tidak terdengar oleh Aisyah.
"Aisyah lelah. Ayah itu udah makan dan minum masih aja minta kopi"uring-uringan Aisyah sambil meracik kopi.

Disaat Aisyah meracik dan hendak menuangkan Air panas yang sudah didih.
"Aduhhh! Aduh! Aduh! Panas banget"Aisyah terciprat Air panas di tangan kirinya.
"Aisyah kenapa nak? Astagfirullahal adzim"Ibu yang seketika kaget.

Singkatnya...
Selesai membuat kopi Aisyah mengantarnya ke ruang Ayah tersebut. Selesai memberikannya Aisyah lalu pergi kekamar dengan nyengir-nyengir sebab kopinya sengaja ia buat dengan banyak gulanya.
"Rasain tuh. Biar kapok kalian. Nyuruh-nyuruh aja sukanya" Aisyah berkata dalam hati.

Sedangkan di ruang depan, Ayah mulai meminum Kopi tersebut berbarengan dengan P. Andi. Ayah nyengir karena terlalu manis berbeda dengan P.Andi yang terlihat menikmatinya.
"Kopi apa gulali ini?"ucap Ayah dalam hati.
"Ya Allah Alhamdulillah. Kopi ini lumayan dan setidaknya dapat membuat ku tidak mengantuk lagi"ucap P. Andi dalam hati.

Kembali ke Aisyah. Aisyah berjalan menuju kamarnya.




Lihat Apa Kamu?! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang