Bersamamu disini

4 0 0
                                    

Tak tahu kenapa kepalanya pusing dan ia terjatuh tergeletak dikamar mandi.
Part sebelumnya...

Suara Adzan berkuman, Aisyah terbangun dan lekas berdiri dengan keheranan dikamar mandi. Ia melihat luka yang ada dipergelangannya itu. Tanpa berbicara ia lekas mandi dan lekas Sholat.

Diruang tamu, Pagi ini Ayah sedang terlihat serius mengerjakan sesuatu bersama P. Andi. Aisyah mengantar Air minum kemereka dengan berusaha menutup pergelangan tangannya agar tak terlihat.
"Saya jadi merepotkan"kata P. Andi
"Alah tidak apa-apa"Ayah
"Memang merepotkan"kata Aisyah dengan suara yang rendah.
"Aisyah terima kasih ya? "P. Andi
"Iya" dingin Aisyah lalu Aisyah pun pergi.
"Maaf ya Pak Andi? Anak saya memang begitu" Ayah
"Tidak mengapa pak. Saya sudah terbiasa menghadapi istri saya"jelas P. Andi.
"Alhamdulillah? Syukur deh sebentar lagi dia bakal pulang. Kan udah 3 hari. Yes bebas ektingnya"Aisyah berkata dalam hati.
"Ayah ngomong apaan sih?" Aisyah merespon omongan Ayahnya.
"Udah udah nak sana gih! Ayah lagi penting"Ayah memerintah Aisyah untuk pergi. Dengan sebal Aisyah pergi.

Siang ini Aisyah lagi berdiri di depan lemari yang gagangnya tajam itu. Ia berhati-hati membukanya sesekali melihat pergelangannya yang terluka sambil nyengir perih.
Setelah terbuka, Aisyah mengambil baju baru beli bergambar teratai.
"Ini kayanya cocok buat Aku nih? "Kata Aisyah sambil berkaca dengan menempelkan baju dibadannya.
"Kapan ya bisa memakainya?! Kalau dipakai sekarang orang tuaku bakal bertanya-tanya, simpen dulu saja"Aisyah sambil melihat gambar teratai.

Sore ini, Aisyah sudah bersih dan harum. Aisyah keluar kamar dengan berseri-seri sambil videocall dengan temannya Lilia.
"Assalamu'alaikum? "Aisyah
"Waalaikumusalam"Lilia
"Hey?  Maaf ya kemarin aku mati in,  aku lagi masak hehehe"Aisyah sambil berjalan.
"Iya tidak apa-apa kok. Oya Syah aku mau ngomong sesuatu sama kamu? " Lilia
"Iya mau ngomong apa. apa mau ngomong tentang si dia(P. Andi)  nih! " Aisyah sambil merayu dengan tawa kecil
"Ngomong apa sih kamu Syah. Ini serius"Lilia
"Serius juga Aku ini hehehe"Aisyah sambil tertawa kecil.
"Syah! Jangan bercanda deh. Dengerin Aku dulu ini tentang Moni dan Aryani"Lilia
"Iya. Ada apa dengan mereka emangnya"Aisyah sambil jalan tanpa melihat depannya.
"Mereka itu telah memanfaatkan kamu demi kepentingan mereka" Lilia

Lilia mengatakan yang sejujurnya tetapi Aisyah ternyata tidak Mendengarnya sebab Aisyah tiba-tiba saja menabrak kopi milik P. Andi yang ditaruh di pinggir meja.

Pyar!!!  (Suara cangkir pecah)

"Aduh panas?! "Teriak Aisyah
"Eh kenapa? "P. Andi
"Eh kenapa eh kenapa. Lihat air kopimu?! Panas tahu!"Aisyah
"Seharusnya kamu hati-hati dan jangan terlalu fokus HP melulu jadi gak bisa melihat ada apa dikanan kiri"nasihat P. Andi
"Lho kok! Seharusnya kamu yang harusnya hati-hati naruh cangkir di situ. Kok aku yang salah ini. Aku gak mau lah kamu salahin"Aisyah sambil berjalan keluar rumah.

Akhirnya yang membersihkan pecahan cangkir adalah P. Andi sendiri. Sedangkan Aisyah mencoba menghubungi Lilia beberapa kali tetapi hasilnya Nihil.
"Sial! Lilia tadi telpon,  sekarang telpon balik palah gak diangkat nyebelin banget itu anak"Aisyah uring-uringan "ih! Ngapain aku mikir dia."Lanjut Aisyah

Aisyah pun mulai duduk-duduk diteras sambil main game dan melihat-lihat gambar barang di online shop.
"Aduh kalah!"
"Aisyah?  Aisyah?  Sini bantu ibu" suara ibu dari dalam meminta Aisyah membantunya.

Aisyah berhenti main HP dan menaruhnya dikamar lalu menuju sumber suara.

Sore menjelang malam, Ayah mengantar P. Andi kebandara karena sudah selasai urusannya dengan Ayah.

Sebelumnya...
Aisyah menyiapkan makan yang waktunya lebih cepat seperti biasanya. Setelah itu selasai. Mulailah makan semua.
"Mari kita mulai menyantapnya dengan berdo'a terlebih dahulu" Ayah memimpin.
Semuapun berdo'a dengan doa yang biasa dipakai untuk memulai makan.

Disela-sela makan...
"P. Andi nanti saya bisa antar bapak kebandara" Ayah baru selesai bicara tiba-tiba seketika Aisyah yang sedang makan tersedak.
"Minum dulu Syah ini? "Ibu
"Iya"Aisyah sambil batuk-batuk
"Kenapa nak?  Kaget? "Ayah sambil melihat Aisyah dengan tatapan tajam
"Yah... "Ibu
Aisyah tidak menjawab sebab  terbatuk - batuk.
"Sudah disiapkan barangnya?" Ayah bertanya pada P. Andi
"Sudah pak."P. Andi sambil menghentikan makannya.

Makan pun selesai.
"Emangnya P. Andi pulang? "Aisyah berpura-pura  tidak tahu
"Iya nak"ibu menjawab halus
"Iya" P. Andi
"Bagaimana saya antar saja pak kebandaranya daripada naik taksi online? ". Ayah menawarkan
"Iya" ibu meyakinkan
"Wah ngerepotin tuh lagi? "Aisyah sambil mengelap mulutnya dengan tisu. Ini kebiasaannya Aisyah setiap selesai makan.
"Iya. Nanti saya " Pak. Andi terpotong kalimatnya.
"Tidak pak. Saya senang bisa mengantar bapak" Ayah
"Ayah ini usia lebih tua tapi panggil bocah ini (P. Andi) dengan sebutan BAPAK?!" Aisyah dalam hati.
"Jam berapa keberangkatannya nanti P. Andi? " Tanya Ayah
" kemarin saya cek,  nanti habis magrib pak" jawab P. Andi
"Ooo begitu" Ayah.

Lalu  P. Andi menaruh kopernya dibagasi mobil.

"Maaf saya banyak merepotkan? "P. Andi
"Tidak apa-apa pak"Ayah
"Alhamdulillah pak. Terima kasih ya pak sudah bersedia menampung saya sementara disini? "P. Andi
"Sama-sama pak. Saya juga senang berbisnis dengan perusahaan bapak" Ayah dan p. Andi hanya tersenyum.
"Bersamamu disini saya senang malah bisa cepat pembahasannya sampai deal"jelas Ayah sambil menepuk pundak P. Andi

Dari depan teras Aisyah melihat Ayah dan P. Andi sedang berbincang-bincang lama. Aisyah pun menyahutnya.
"Aduh bisa telat naik pecawat nya" sahut Aisyah. "Orang orang ini kebiasaan" lanjut Aisyah sambil geleng2 kepala.

Ayah dan Pak Andi hanya tersenyum dan segera masuk mobil.

Setelah Ayah dan P. Andi sudah pergi. Aisyah pun masuk kedalam rumah.
"Bila Ayah bersamamu disini dirumah ini, Ayah mudah banget tersenyum dan bungah" kata Aisyah terdengar oleh ibu tetapi ibu hanya seolah-olah tak mendengar.

Lihat Apa Kamu?! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang