01. It's true?

23 2 0
                                    

kamu membuat aku takut, seakan aku dalam masalah besar..

MINGGU kedua setelah habisnya liburan panjang yang sangat disukai orang-orang. Algren Niguelo Farrer lelaki dengan sorot mata tajam, rahang yang tegas dan bibirnya yang seksi. Bahu nya yang tegap, tangannya yang menampakkan urat-urat membawa kesan cool, dan kaki nya yang jenjang.

Tidak asing lagi jika semua perhatian siswa-siswi yang berada disetiap lorong sekolah terpaku padanya. Gaya Algren yang terkesan boyfriend-abel membuat kaum hawa terpikat, ditambah lagi Algren yang sering menyisir rambutnya yang lurus kebelakang menggunakan tangan beruratnya. Sampai-sampai siswi yang tidak sanggup melihat Algren memainkan rambutnya berteriak histeris.

Dan, siapa yang tidak mengenal seorang dengan marga Farrer? ayah dari Algren Niguelo Farrer pemegang saham perusahaan transportasi terbesar dikotanya. Belum lagi Algren yang gemar mengikuti balap sehingga membuatnya semakin dikenal.

Wajahnya yang menawan dan uangnya yang melimpah tidak cukup membuatnya semakin dikagumi, Algren juga dikarunia otak yang terbilang jenius. Ia sempat mendapat beasiswa dari sekolah menengahnya, namun ditolak mentah-mentah. Karena bukan Algren namanya jika menerima bantuan selagi dia bisa.

Suasana kelas yang riuh menjadi senyap saat Algren melemparkan tasnya kearah tiga orang yang asik berbicara.

Brakk

"Duhh sakit, siapa ya-

"Eh gud mowning pangerannya dunia" potong Samigo sahabat seper-geng-an Algren.

"Dateng lu bray? kok ngak ada tanda-tanda ya?!" seruput Agis seakan ingin melupakan ucapannya tadi. Bisa-bisa dirinya dijadikan kambing hitam oleh Algren.

"Santai dong abangnya, baru datang ini loh!" sembur Triztian yang tidak suka dengan cara Algren seperti tadi.

Algren berdecih, cuma Triztian lah yang berani berkata seperti itu kepada Algren dan yang lainnya tidak berani.

"Nahh mumpung udah ada Algren, gua punya teka-teki nih. Dengar baik-baik ya!?" titah Agis hingga menarik perhatian Samigo dan Triztian, kalau Algren tidak peduli dia sibuk dengan dunianya yaitu mengotak-atik ponsel.

"Lu pada pernah kerasukan?" Agis mulai melontarkan kata-katanya.

Kedua sahabat itu menautkan alisnya,

"Katanya teka-teki, tapi ini mah dah kayak lu guru agama aja!" komentar Samigo yang sedikit kesal

"Ya ini mau mulai, lu diem dulu napa! mau gua timpuk?!" Agis membalas nya dengan emosi

"Buruan ah!"

"Ya jawab lah saudara!" lagi-lagi Agis emosi,

"Gak!!" serentak keduanya, senyum dibibir Agis mengembang.

"Tau kenapa?"

"Kenapa??" lagi-lagi Samigo dan Triztian serentak mengucapkannya terpaksa.

"Karna lu pada setan, logikanya mana ada setan yang kerasukan setan kan? HAHAHA"

Tawa Agis pecah mendengar leluconnya sendiri sedangkan Samigo hanya tertawa nyaring untuk menghargai usaha Agis dan Triztian cukup tersenyum kecut.

Dear Shaenatte√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang