-03. Keluarga-

7.1K 1K 152
                                    

Kamu masih ragu. Tinggal berbelok ke kanan dan di ujung jalan, rumahmu langsung bisa ditemukan. Entah berapa kali ibumu menelepon saat kau sibuk berlari sampai kesini.

"Sudah kubilang kan. Tidak baik memendamnya sendiri".

Suara berat disertai nafas yang agak terengah-engah. Suga berdiri dengan tangan di pinggangnya.

"Cerita sekarang" tegasnya.

"Tapi aku tidak apa-apa Suga san.."

"Kalau begitu, masuk rumah sekarang. Dah malem"

"..."

"Masuk rumah aja ga mau. Yakin ga ada apa apa?"

Kata-katanya benar benar tidak bisa kau lawan. Nada dering ponselmu berbunyi di tengah keheningan itu. Suga mengisyaratkan agar kau segera mengangkatnya.

"Ha- halo, bu.."

"Di mana kamu, (name)? Daritadi ibu hubungi tidak kau jawab"

"Sebentar saja, bu. Aku sedang belajar dengan temanku.."

"Cepat pulang! Ini sudah larut!"

Biiip...

Ibumu langsung memutus panggilannya. Tanganmu meraih rambutmu dan mengacak-acaknya sendiri. Tapi tak lama, tenaga yang sangat kuat menghentikanmu melakukannya. Tangan suga merapikan kembali rambutmu itu.

Suga menurunkan lenganmu, dan menuntunmu untuk duduk. Kamu memeluk lututmu sendiri. Suga ikut duduk di sebelahmu.

"Aku nunggu sampai kamu mau siap buat cerita. Tapi jangan kelamaan juga. Ibumu nunggu tuh" ujarnya.

Satu detik, dua detik, berlanjut terus hingga detik ke sepuluh, kamu baru mengangkat kepalamu. Menceritakan semuanya begitu saja.

Dari mulai kamu, ayahmu, ibumu yang berubah, sampai alasan kamu menjadi manager tak resmi.

"Aku tidak tau kenapa ibu melarangku hanya dengan alasan sepele seperti itu" kalimat terakhir yang kau lontarkan.

Suga tampak terkejut mendengarnya. Dia menopang dagunya.

"Sepele? Aku tidak mengerti maksudmu dengan kata itu. Tidak ada yang tau apa saja yang pernah ibumu dan ayahmu lalui bersama" komentarnya. Suga berdiri lalu berlutut di depanmu.

"Walau aku tak tau, tapi aku yakin ibumu pasti punya alasan sampai berbuat begitu. Tapi, sebagai anaknya, kau berhak bebas memilih jalanmu, juga kau tetap harus menghormati pendapat orang tuamu" jelas Suga.

"Jaa, ayo pulang! Kuantar"

Kamu akhirnya berdiri dan berjalan menuju arah pulang. Suga tau kau belum lega. Dia merangkulmu sepanjang jalan. Setidaknya agar kau merasa sedikit lebih tenang.

Deg!

Tepat saat kalian tiba, ibumu terlihat berdiri dengan raut cemas. Ekspresinya berubah ketika melihat Sugawara di belakangmu.

"Oh? (Name), masuk ke dalam rumah sekarang! Sugawara kun.. maaf merepotkan ya..".

Kamu masuk dan melewati ibumu begitu saja. Membuka pintu, lalu berjalan cepat ingin segera mencapai kamarmu.

"(Name) kenapa kau berbohong pada ibu?"

Kamu menghentikan langkahmu. Otakmu mulai terpicu oleh perkataan beliau.

"Kamu ikut ikutan voli la-"

"Iya! Kalau dari awal aku jujur pun ga akan ada bedanya sama sekarang!" Air matamu keluar begitu tersadar bahwa intonasimu meninggi. Kau sama sekali tidak bermaksud seperti itu. Ibumu juga terdiam mendengarnya.

Keluarga Kedua (Haikyuu X Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang