06. ZAKY??

110 20 5
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarahkatuh para Readers ku ❤️, terimakasih yang sudah vote jangan pernah bosan, untuk baca ceritaku yah walaupun ngalur ngidul gini hehe 😂

Happy Reading!!!!
-
-
-
"

Sahabat orang selalu ada ketika kita sedih maupun senang, bukan hanya datang di saat butuh."
- Adinda Az-Zahra-

"Kenapa dokter itu seperti tak asing bagiku? Seperti pernah ketemu sebelumnya."Batin Adinda.


💍

Saat ini semua keluarga Adinda sedang berkumpul di rumah sakit, menunggu operasi selesai, disini semua keluarga kumpul termasuk Aqilla sahabat dari Adinda sendiri.

Aqilla sangat khawatir dengan keadaan Zaky, karena Ia sudah menganggap Zaky sebagai adiknya sendiri.

Semua sedang menunggu dengan pikiran mereka masing-masing, saat mereka berkelana dengan pikiran masing-masing.

Mereka di kejutkan dengan lampu yang bertuliskan RUANG OPERASI itu mati, artinya operasi sudah selesai.

"Bagaimana keadaan anak saya dok?" Tanya Bunda.

"Alhamdulillah, operasinya berjalan lancar bu." Ucap Dokter tersebut.

"Alhamdulillah." gumam semua yang ada di sana.

"Tapi, Zaky hilang ingatan bu kami tidak tahu sampai kapan." Ucap Dokter itu kembali.

"Astagfirullah." gumam semua.

"Kenapa bisa hilang ingatan dok?" Tanya Bang Azzam.

"Ya, akibat benturan yang keras terjadi di kepala pasien ada sebagian memori di otaknya hilang."

"Apa dia bisa kembali ingat lagi dok?" Kini Adinda yang bertanya.

"Bisa saja, namun butuh waktu." Ujar Dokter.

"Baik lah dok, terimakasih." Ucap Bang Azzam.

"Sama-sama, kalau begitu saya permisi dulu assalamualaikum." Pamit dokter lalu meninggalkan kami.

"Zam, adik kamu zam." Ucap Bunda sambil menangis di pelukan Adinda.

"Iya Bun, Azzam tau tapi itu semua sudah takdir Bun."

"Iya Bun, benar kata Bang Azzam Bun ini takdir Allah."

"Iya nak."

Aqilla sedari tadi sedu melihat keadaan yang ada di depan matanya ini, Ia sedih namun Ia sadar tak seharusnya ia sedih, karena ini semua sudah takdir Allah.

Ia seharusnya memberi semangat kepada sahabat nya itu, bukan malah menambah kesedihan sahabatnya.

Aqilla menghampiri Adinda yang kini sedang duduk merenung, Ia duduk di samping Adinda dan meraih bahu Adinda agar bersandar di bahunya.

"Nangis Din nangis kamu boleh nangis sepuasnya, tumpahin semua keluh kesah kamu." Ujar Aqilla sambil mengelus bahu Adinda.

CINTA DALAM DIAM (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang