05. KECELAKAAN

128 20 2
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarahkatuh Readers ku❤️ terimakasih udah vote dan menantikan cerita ini selalu ambil yang baik nya buang yang buruk yah dan maaf bila ada typo hehe 😂 pokoknya terimakasih banget yang udah nungguin. Lopyou❤️

Happy Reading!!!!
-
-
-

Mata nya mulai terbuka perlahan, silau. Itu lah yang Ia rasakan sekarang. Saat mata nya terbuka, Ia sudah melihat ada Aqilla dan Arkan.

Hah..apa tadi Arkan?kenapa dia ada di sini, untuk apa. Sudah lah memikirkan nya kepala nya menjadi sakit.

"Qil." Panggil Adinda dengan suara serak.

"Alhamdulillah, kamu sudah bangun din. Aku khawatir banget liat kamu di gotong-gotong tadi." Cerocos Aqilla.

Duh sahabat nya satu ini membuatnya menjadi bingung.

"Aku dimana?"tanya Adinda.

"Ehh, kamu itu di UKS Din. Tadi kamu itu jatuh pingsan di koridor pas mau ke ruang guru."

"Untung saja ada Arkan yang nangkep kamu jadi nggak jatuh, upss." Ceplos Aqilla, sumpah dia meruntuki mulut dia yang ember ini.

"Hah, s..erius." kaget Adinda.

"Astagfirullah." Gumam Adinda. Ia harus meminta ampun kepada Allah, bagaimana pun Ia sudah di sentuh oleh yang bukan mahram nya.

"Yaallah ampuni hamba mu ini."batin Adinda terus saja berdoa.

"Din..dindaa."teriak Aqilla.

"Astagfirullah, kenapa qil."

"Kamu nggak papa kan Din?"

"Ehh iya aku nggak papa qil, aku mau pulang qil."

"Yaudah, yuk izin ke guru dulu."

Mereka pun berjalan namun Adinda masih belum bisa jalan sendiri. Ia masih di bantu oleh Aqilla menuju ruang guru.

Namun saat di pertengahan jalan, mereka bertemu dengan Arkan sedang berjalan menuju ruang osis.

"Assalamualaikum." Sapa Arkan.

"Wa'alaikumsalam." kompak mereka.

"Kamu nggak papa kan?" Tanya Arkan pada Adinda.

"Ehm, iya nggak papa. Makasih yah." Ucap Adinda gugup.

"Oh iya sama-sama, maaf udah nyentuh kamu tadi." Ujar Arkan lagi.

"Iya, lebih baik kamu minta ampunan kepada Allah karena sudah menyentuh yang bukan mahram nya." Kata Aqilla.

"Iya."

Adinda ingin segera cepat-cepat pergi dari situasi ini, Ia sungguh tak tahan jika harus bertemu laki-laki yang bukan mahram nya.

"Yaudah yuk qil, permisi Assalamu'alaikum." Pamit Adinda menarik lengan Aqilla yang masih mesem-mesem di situ.

"Kenapa dengan gadis itu aneh sekali." Batin Arkan.

CINTA DALAM DIAM (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang