"Mungkin hari ini kamu tertawa bersamanya. Tapi aku berjanji, suatu saat nanti kamu akan tertawa bersamaku." _Kelviano Ifgara Hadiyasa
———
Lea baru saja memarkirkan mobil kesayangannya di bagasi rumahnya. Ya, ia baru saja pulang dari sekolah barunya. Lea mengernyit bingung, ketika melihat mobil hitam milik sang kakak ada di sana.
"Tumben banget jam segini abang udah pulang," gumam Lea pelan.
Ia cepat-cepat keluar dari mobil kesayangannya dan berlari ke arah rumahnya. Ia ingin segera bertemu dengan abangnya. Banyak sekali pertanyaan yang ingin ia tanyakan pada kakak laki-laki tercintanya itu.
"Abang! Abang dimana?!" teriak Lea sambil menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari sang kakak.
"Kenapa sih dek? Kok teriak-teriak gitu, bukannya salam juga," ucap Vender yang baru saja keluar dari arah dapur.
"Eh, maaf bang, assalamualaikum," Lea terkekeh sambil mencium tangan Vender dan mengecup pipi kakaknya sambil berjinjit.
"Waalaikumsalam, nah gitu dong," gemas Vender sambil mengacak rambut Lea pelan dan mencium puncak kepala adik tercintanya.
"Abang udah pulang? Tumben banget, ini baru jam tiga lho."
"Kan ada yang mau ketemu sama kamu."
"Siapa?" tanya Lea penasaran.
"Key, sini! Ini Diva udah pulang!" teriak Vender. Setelah itu datanglah seorang gadis cantik dewasa dari ruang kerja Vender.
"Divaaaaa!!!!"
"Kak Keyyyyy!!!!"
Seru mereka girang, dan berpelukan untuk menyalurkan rasa rindu.
Vender hanya tersenyum melihat kedekatan mereka. Ia tahu bahwa Lea sudah menganggap Key seperti kakaknya sendiri. Begitupun dengan Key, Key sudah menganggap Lea seperti adiknya sendiri. Key adalah anak tunggal, jadi ia tidak memiliki kakak ataupun adik. Sedari kecil, Key sudah menganggap Lea sebagai adiknya, karena Lea sangat lucu, cantik, dan baik.
"Kak key kok bisa ada di sini?" tanya Lea terkejut dan senang.
"Bisa dong," ucap gadis itu- Keyla Fryda Anandito. Dia adalah sahabat Vender sejak kecil, maka dari itu, Lea sangat akrab dengannya. Selain itu, Key juga bekerja sebagai sekertaris Vender, selama setahun belakangan ini. Usianya juga tak terlalu jauh dengan Vender, Key lebih muda beberapa bulan dengan pria itu.
Kemudian Lea mengajak Key untuk duduk di ruang keluarga. Vender hanya mengikuti para gadis itu, ia tahu jika mereka sudah bertemu pasti akan melupakan keberadaannya.
"Kakak kok nggak bilang sama aku kalo kakak udah pulang? Aku kan bisa jembut kakak di bandara," rajuk Lea, Lea duduk di tengah-tengah antara Vender dan Key.
Memang, seminggu ini Key pergi ke Bandung untuk bertemu dengan keluarganya. Ia selalu naik pesawat ketika pulang kampung, alasannya supaya tidak terlalu lama dan tidak terkena macet.
"Kan biar surprise. Ngomong-ngomong, gimana sekolah kamu?" tanya Key.
"Seru kak, aku juga dapet temen baru banyak," jawab Lea senang, kemudian menoleh ke arah Vender.
"Oh iya bang, aku mau tanya," ucap Lea sambil menghadap kearah Vender yang terlihat sedang memainkan handphonenya.
"Kenapa?" tanya lembut Vender sambil menoleh kearah Lea, dan mengusap rambutnya pelan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rumit - Lea
Teen Fiction"Pergi dari hadapan gue!" - Lea "Lea please, dengerin gue dulu," - Kelvin "Gue gk punya waktu! Gue bilang pergi!" "Gue gk akan pergi sebelum lo dengerin gue," "Lo budeg atau conge? ha?! Gue gak punya waktu buat dengerin ucapan lo yang BASI dan liat...