MARVIONA #2

240 151 159
                                    

Pada akhirnya, hidup adalah tentang kemampuanmu menangkap sinyal dari semesta, setiap semua pesan yang akan disampaikan oleh-NYA dalam beragam cara, lalu menghubungkan semua pesannya tersebut ke dalam semua episode kehidupan yang terjadi di sekelilingmu. Semuanya berawal dari titik-titik pertemuan yang akan membentuk sebuah jejaring raksasa dalam hidupmu. Pertemuaan itu sendiri terjadi saat pikiran dan perasaanmu memancarkan sebuah frekuensi dan gelombang dari dalam hati. Hanya hati yang terbuka dan sadar akan kehadirannya yang akan mampu menerima dan menghubungkan pesan-pesan itu dengan sempurna.

Semesta berjalan atas kehendak dari-nya .Apa yang terjadi telah diatur oleh- NYA dengan sempurna. Tidak ada satu pun kejadian di semesta ini yang terjadi tanpa alasan dari-NYA. 

***

Saat malam yang tenang dan terang. Seakan aku merasa malam ini lebih terang dari sebelumnya. Angin sepoi semilir menemani langkah Marvin dan Arfan memasuki pelantaran kafe yang milik ibunya. Udara malam yang kuhirup langsung menenangkan pikiranku. Tubuhku bergerak kepada meja yang kosong.

Tak lama kemudian, pelayan datang sambil membawa buku menu.

Arfan langsung mengambil dan melihat-lihat daftar menu " Kak, mau mesen apaan?".

" Samain aja ama yang kamu pesan."

Setelah melihat-lihat semua isi menu akhirnya Arfan pun memesan " Saya pesen minumannya dua oreo frappucino dan makanannya dua puff pastry."

" Saya ulangin lagi ya. dua oreo frappucino dan dua puff pastry." Ujar pelayan dengan menulis dikertas.

" Yap..." Arfan mengangguk.

" Baik, ditunggu sebentar ya..."

Sejak dari tadi, Marvin tak memperhatikan adiknya dan ia tidak tahu apa yang Arfan pesan untuknya. Tapi Marvin malah memperhatikan seorang perempuan yang sedang membaca buku dongeng dengan wajah tersenyum dan tempat duduknya berada di depannya. Marvin bingung kenapa ia sangat penasaran sekali dengannya. Ia merasa seakan telah mengenalnya sudah lama. Saat ia memikirkannya membuatnya pusing.

" Fan, aku ke toilet dulu ya." Marvin v
Bangkit dan langsung meninggalkan Arfan yang sedang sibuk memainkan ponselnya.

" Iya."
***
Setelah keluar dari pintu toilet, Marvin melihat lagi perempuan yang tadi sempat ia perhatikan. Tapi kali ini, Marvin memutuskan untuk tidak memperhatikannya dulu.

" Aaaaa." Teriak perempuan itu membuat Marvin menoleh dan menangkapnya. Ternyata ia terpeleset karna lantai yang sangat licin.

" Lepasin gw nggak?, genit banget si lo meluk-meluk." Katanya sambil berusaha melepas pelukan Marvin.

Marvin pun melepaskannya " Ko genit si, kan lo yang jatuh gw cuman berusaha menangkap lo. Bukannya bilang makasih malah marah-marah."

Ternyata perempuan itu sudah pergi setelah Marvin melepas pelukannya. Sebelum pergi terlalu jauh ia sempat menoleh.

" Makasih ya..." perempuan itu tersenyum dan langsung meninggalkan Marvin yang masih marah-marah.

" Dasar perempuan aneh, tadi marah-marah dan barusan dia senyum-senyum." Marvin mendengus kesal.

Marvin langsung kembali ke tempat duduknya. Saat ia kembali, makanan dan minuman yang tadi dipesan sudah datang.

" Kenapa ka? Kayaknya lagi bête banget." Marvin menoleh dan menatap Arfan yang kini melihat ke arahnya dengan pandangan heran.

" Tadi aku pas keluar dari toilet, aku ketemu sama perempuan aneh bang--"

" Aneh kaya gimana kak?" potong Arfan dengan cepat sembari menyodorkan minuman.

MARVIONA {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang