Saat itu Marvin, Viona, Arfan, Shofia, Reza, dan Bayu sedang makan sambil berbincang-bincang bersama.
" Vin, apa yang terjadi selanjutnya dengan anak-anak Sevit High School? Bukankah tempo hari mereka berkata akan membalas dendam?" tanya Reza kepada Marvin.
Marvin tidak menggubris pertanyaan itu, ia memilih tetap fokus dengan makanannya.
Sementara Marvin tidak tetarik dengan pertanyaan Reza, dua perempuan itu ( Shofia dan Viona) sangat tertarik dengan hal tersebut.
" Emang apa yang telah terjadi Za?" tanya Shofia dan Viona dengan serempak.
Arfan merundukkan kepalanya
" Waktu itu Marvin berkelahi untuk menyelamatkan Arfan, yang telah berduaan dengan salah satu pacar siswa Sevit High School. Padahal Arfan tidak bicara sama sekali dengan perempuan itu. Karna mereka telah memukul Arfan, Marvin langsung memukul petarung terbaik mereka sampai terjengkang." Reza menjelaskan.
" Maaf ya kak!"
" Iya Fan, lagi pula itu bukan kesalahan kamu kok. Dia nya aja yang terlalu posesif." jawab Marvin dengan santai.
" Terus Za selanjutnya apaan?"
" Terus---" Reza berhenti saat mendengar bel berbunyi.
Shofia melihat ke arah Arfan, yang kini sedang menundukkan kepalanya karena menyesal. " Udah Fan! Gausah difikirin. Lagian kalau aku jadi kakak kamu, aku juga bakal ngelakuin kaya begitu."
" Emang lo bisa apaan Fia?" ledek Reza.
" Bisa teriak!"
Marvin, Viona, Arfan dan Rezasontak tertawa terbahak-bahak karna mendengar ucapan Shofia. Shofia langsungcengar-cengir.
***
Begitu pulang dari sekolah, Shofia menunggu jemputannya di depan gerbang. Yang tak lain adalah ibunya sendiri. Tak lama kemudian Meisha datang dan langsung menghampiri Shofia.
" Tumben Mama jemputnya agak lama?" gerutu Shofia.
" Tadi Mama ada urusan bentar, habistu kamu juga minta jemputnya mendadak lagi. Kamu udh bilang pak Joko kalau Mama yang jemput?"
" Udah tadi."
" Kamu minta jemput sama Mama pasti ada sesuatu."
" Ya, ada yang mau Fia bicarain sama mama"
" Yaudah bicaranya sambil kita makan ya"
Shofia menganggukan kepalanya
Sesampainya di restoran, mereka sedang menunggu makanan dan minuman yang mereka pesan. Selagi menunggu Meisha bertanya pada anaknya
" Fia, katanya ada yang mau diomongin?"
" Iya, Fia mau cerita Ma tapi jangan marah ya"
" Ya sayang"
" Janji ya Ma!!" Meisha mengangguk.
" Ma, Fia suka sama Erland. Sebenarnya Fia udah suka sama Erland sejak smp, tapi Fia ga berani bilang ke Mama" Shofia langsung menundukan kepalanya setelah mengucapkan kalimatnya itu.
" Maksudnya Marvin?" tanya Meisha tidak percaya..
" Iya."
" Kenapa ga berani?" ucap Meisha yang kini senyumnya mengembang.
" Ga tau, tapi Fia takut Mama marah."
" Mama ga marah sayang, Mama malah seneng, karena putri kecil Mama kini sudah besar." Meisha mengelus rambut anaknya itu
KAMU SEDANG MEMBACA
MARVIONA {On Going}
FantasíaKamu yang hadir lewat mimpi tanpa aku sadari kamu ada di duniaku. Kehadiran kamu di dunia ku seperti sudah ditakdirkan dan mimpi ku seperti sebuah petunjuk. Dengan adanya dirimu membuat dunia ku yang semula gelap kini menjadi terang. Serta menguba...