Sejak dari tadi pagi Reynand dan Annasya sedang berdua di ruang tengah. Kepalanya mem Annasya sedang bersandar di bahunya Reynand. Mereka berdua sedang berbincang-bincang.
" Honey, kemarin Lennart telpon. Katanya nanti dia bakal kesini dan juga menginap beberapa hari. Boleh enggak?" Reynand membelai rambut Annasya.
" Boleh, kan Lennart adik aku juga." Jawab Annasya dengan lembut.
Saat Marvin dan Arfan sedang turun dari tangga. Tanpa sengaja mereka mendengar pembicaraan Papa dengan Mama.
" Apa pa, paman Lennart mau kesini. Kapan pa?"
" Katanya bakal datang hari ini."
Marvin dan Arfan melompat-lompat karena begitu senang. Ketika Ayahnya memberitahu jika paman Lennart akan datang hari ini. Mereka memang telah lama tak berjumpa dengan pamannya sejak tiga tahun yang lalu atas kematian tunangannya yabg bernama Elina.
" Kalau begitu, kita buat pesta penyambutan kedatangan paman aja pa." ujar Marvin seraya menuju ke sofa.
" Ide yang bagus tuh kak"
" Yauda ayo, tunggu apa lagi."
Mereka pun segera menyiapkan pestanya. Annasya langsung menuju ke dapur untuk memasak cakenya. Dan yang laki-laki bagian mendekor ruangan. Mereka sebenarnya ingin sekali ke supermarket membeli barang-barang yang akan dibutuhkan. Tetapi mereka takut kalau pamannya datang lebih duluan sebelum mereka pulang. Jadi Reynand memutuskan untuk memakai barang apa adanya.
***" Kira-kira kurang apa lagi ya?" tanya Reynand ketika mereka sudah selesai mendekor ruangan yang akan dipakai.
" Hanya satu yang kurang yaitu kuenya," celetuk Arfan.
" Oh iya, coba Vin liat mama siapa tau butuh bantuan."
" Ok Dad." Marvin langsung menuju dapur sambil tersenyum-senyum.
Marvin sangat senang, saat Ayahnya menyuruh ia menemui ibunya. Karena ia bisa menyicipi cake buatan ibunya terlebih dahulu. Sesampainya di depan pintu dapur Marvin tidak melihat ibunya disitu. Akhirnya Marvin menemukan ibunya di ruang meja makan, yang sedang menghias kue dengan hati-hati. Marvin langsung menghampiri ibunya.
" Hai Mom," sapa Marvin ketika duduk di hadapan ibunya yang kini mendongak. Senyum Annasya mengembang.
" Udah selesai mendekornya?"
Marvin mengangguk, menyandarkan punggung di kursi sembari mendesah pelan. Ia dari tadi melirik-lirik cake yang sedang dihias oleh ibunya dengan perlahan.
" Tadi Papa sama Arfan lagi apa?"
Marvin meletakkan poselnya diatas meja. " Terakhir aku liat lagi pada rebahan."
Annasya menyadari kalau Marvin dari tadi sedang melirik-lirik cake buatannya" Marvin mau cake nggak?"
Mendengar tawaran dari ibunya, Marvin langsung mengangguk semangat. Karena sejak dari tadi ia menunggu tawaran dari ibunya dan cake juga merupakan salah satu makanan favoritnya, terutama rasa cokelat, juga vanilla.
" Yauda bentar, Mama ambilkan ya..."
Annasya tersenyum lembut, berdiri dan berjalan menjauh untuk membawa cake untuk Marvin. Cowok itu kini memilih memainkan ponsel, bermain game yang melatih konsentrasi seperti game yang mengharuskan untuk menyentuh kotak hitam yang disimbolkan sebagai piano, atau bermain permainan yang memperlihatkan si karakter sedang berlari menghindari sesuatu.
Tak lama kemudian Annasya datang kembali sambil membawa cake dan sendok dengan rasa cokelat untuk Marvin. Marvin langsung mengambil cakenya dari tangan Annasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARVIONA {On Going}
FantasyKamu yang hadir lewat mimpi tanpa aku sadari kamu ada di duniaku. Kehadiran kamu di dunia ku seperti sudah ditakdirkan dan mimpi ku seperti sebuah petunjuk. Dengan adanya dirimu membuat dunia ku yang semula gelap kini menjadi terang. Serta menguba...