😊Jangan lupa vote dan komen
part ini😊💜Terimakasih💜
dan
🌈 Happy Reading 🌈
•••••••
"Kami duluan ya. Kasihan ada yang patah hati liat orang pacaran," ucap Nayla sambil menyindir Adara.
Adara yang menyadarinya, langsung melototi Nayla, dan Nayla hanya tertawa. Sementara Diva dan Devan yang tidak peka akan ucapan Nayla yang merupakan sindiran untuk mereka berdua. Karena Adara yang sudah tidak tahan dengan rasa cemburunya.
Mereka sampai di sebuah cafe terfavorit di daerah itu, dan cafe itu sering menjadi tempat tongkrongan bagi Adara serta teman-temannya.
Mereka hanya memesan makanan ringan yang akan menemani topik pembicaraan mereka.
Disisi lain, hati Adara ambyar ketika melihat semua keuwuan antara Diva dan Devan.
Demi menjaga suasana saat itu, Adara memilih untuk memasangkan earphone-nya dibalik kerudungnya itu. Ia pun memutar lagu-lagu yang berasal dari boyband kesayangannya, yaitu EXO.
Meskipun lagu yang ia putar tidak memiliki arti yang sama persis seperti perasaannya saat itu, tetapi Adara merasa lebih tenang jika melakukan hal itu. Dan Adara pun memilih diam sambil mendengarkan musiknya itu.
Karena tidak tahan akan keuwuan antara Diva dan Devan, Adara pun permisi ke toilet. Tujuannya adalah untuk menenangkan hatinya yang ambyar.
"Sumpah? Kenapa sih harus didepan gue? Kenapa uwunya enggak nanti aja? Atau emang sengaja mau buat gue ambyar? Ah Dasar!" umpat Adara kesal sambil berkaca di toilet cafe itu.
Saat itu Adara seperti orang gila yang berbicara sendiri, menjambak jilbabnya sendiri, bahkan tanpa ia sadari, mimik wajahnya sudah seperti orang yang dirasuki jin pemarah.
"Gue sumpahin ya ... hubungan lo sama Devan segera berakhir!"
Adara menatap tajam ke arah kaca di toilet itu sambil mengepalkan tangannya dengan kuat. Kini kekesalan Adara sudah diujung tanduk. Sangking kesalnya, Adara tiba-tiba menangis.
"Ah ... Sial! Kenapa aku menangis?" umpatnya ke dirinya sendiri sambil mengelap air matanya yang mulai jatuh dengan deras.
Adara tidak menyangka bahwa ia selemah itu, padahal menurut Adara, jiwa serta raganya baik-baik saja. Namun saat berada di toilet itu, kesedihan Adara tidak dapat terbendung lagi. Dan menyebabkan Adara menangis sampai mata serta hidungnya terlihat merah.
Segera Adara mencuci wajahnya agar sahabatnya tidak mengetahui bahwa Adara baru saja menangis. Karena air yang telah membasahi wajahnya membuat olesan make-upnya luntur. Adara langsung mengoleskannya lagi, seperti olesan bedak yang akan menutupi mata serta hidungnya yang sembab, serta sedikit olesan liptin di bibirnya.
Setelah selesai Adara keluar dari toilet itu. Namun Adara tidak bergabung dengan sahabatnya. Adara memutuskan untuk pulang lebih awal.
"Guys, gue pulang duluanya," ucap Adara sambil memegangi perutnya seperti sedang memberi kode.
"Kok cepat banget sih Dar?" tanya Tamara.
"Kok cepat banget pulangnya?" tanya Diva.
"Lo kenapa Dar?" tanya Nayla cemas, dan hanya Nayla yang bertanya seperti itu.
Adara terdiam sesaat sambil memasang mimik seperti sedang menahan rasa sakit, "perut gue tiba-tiba sakit," ucap Adara berbohong.
"Lo lagi PMS?" ceplos Diva karena telah terbiasa ceplas-ceplos saat di depan mereka berempat.
Adara sempat terkejut akan pertanyaan Diva, tetapi Adara langsung mengangguk sebagai sebuah jawaban atas pertanyaan Diva. namun arti dari anggukan tersebut tidaklah benar.
"Perlu gue anter pulang?" tanya Naylayang cemas karena ia tau kalau Adara tidak benar. Buktinya sebelum mereka ke cafe itu Adara dan Nayla berbicara tentang jadwal menstruasi mereka. Adara bilang kalau jadwalnya itu sudah ia lalui beberapa hari kemarin.
"Enggak usah Nay, lo disini aja temani Tamara. Kasihan dia entar jadi nyamuk dianya," ucap Adara diiringi tawa yang sangat ia paksa.
"Ya udah deh, hati-hati lo di jalan. Kalau ada apa-apa kabarin kami, oke?" pinta Nayla.
Adara mengangguk, "iya, lagipula rumah gue dekat kok. Insyaallah enggak bakal terjadi apa-apa," ucap Adara sambil tersenyum meyakini Nayla.
Nayla, Diva, dan Tamara hanya tersenyum sambil melambaikan tangan mereka ke Adara. Sedangkan Devan hanya menatap kepergian Adara, seperti ada maksud lain dari tatapannya itu.
Adara langsung keluar dari cafe itu. Ia tidak sanggup harus berlama-lama melihat keuwuan antara Divadan Devan.
Namun siapa sangka, saat berada di depan cafe, Adara bertemu dengan Alfi yang merupakan teman sekelasnya.
"Adara?" ucap Alfi tidak percaya karena bertemu Adara dengan wajah seperti orang yang baru putus dengan doinya.
Alfi dapat mengetahui perasaan orang lain walaupun hanya melalui ekspresi orang tersebut.
"Alfi? Ngapain lo disini? Lapar ya?" teka Adara yang mengetahui sifat Alfi yang hobi makan itu.
Setelah mendengar pertanyaan Adara, Alfi hanya tertawa malu.
"Hahaha iya. Lo sendirian?" tanya Alfi. Dan Adara mengangguk.
"Tumben? Biasanya sama geng lo."
Adara hanya terdiam, bingung harus menjawab apa.
"Eh Fi, lo laparkan? Mending ke rumah aja ... daripada buang duit?" bujuk Adara karena tidak ingin mengetahui hal yang sebenarnya.
"Hmmm ... boleh juga tuh. Oke deng gue ikut ke rumah lo," ucap Alfi semangat. Akhirnya Adara dan Alfi pun berboncengan menuju ke rumah Adara.
Sesampainya di rumah Adara, ia langsung mengeluarkan beberapa makanan dari kulkasnya, lalu ia bawa ke ruang tamu.
Alfi yang terkenal dengan jabatannya di group chat kelas, langsung memamerkan keberadaannya saat itu. Alfi langsung mengirimkannya ke grup chat kelas mereka.
"Where are you guys? come to Adara's house😗"
Alfi mengirimkan pesan itu sambil mengirimkan potonya dengan Adara dan terlihat banyak makanan serta minuman di hadapan mereka.
"Hei! Waiting me gaes,"
"Otewee."
"Asyiapp menuju ke TKP."
Balasan dari teman-temannya membuat Adara dan Alfi tertawa. Sedangkan Adara dan Alfi memakan cemilan yang telah Adara siapkan, sambil menunggu yang lainnya.
•••••••
~TBC~
KAMU SEDANG MEMBACA
PENYESALAN
Teen FictionPenyesalan memang selalu datang di akhir Ketika semuanya sudah terjadi Dan tidak sesuai dengan keinginan kita Maka saat itulah penyesalan datang Kini aku hanya bisa menyesalinya Dengan hati yang sangat rapuh 28 Mei 2020