😊Jangan lupa vote dan komen
part ini😊💜Terimakasih💜
dan
🌈 Happy Reading 🌈
•••••••
"Lo?" ucap sok-sok itu sambil menunjuk ke arah Adara, dan tanpa menyadari bahwa kedua orang tua mereka memperhatikannya.
Dia adalah Devan, orang yang disukai Adara tetapi sekarang sudah menjadi milik Devi, sahabatnya Adara.
Adara hanya terkejut kalau Devan baru pulang dan itu artinya Devan benar-benar menghabiskan waktu seharian bareng Devi.
Hati Adara semakin sakit dan remuk ketika memikirkan hal itu. Cepat atau lambat ia harus melupakan Devan, sahabat Adara dari kecil dan seseorang yang Adara suka sejak dua tahun terakhir ini.
Sedangkan Devan, ia terkejut karena sepengetahuannya malam ini keluarganya dan keluarga Adara tidak memiliki jadwal pertemuan. Selain itu Devan juga terkejut karena saat di kafe tadi, Adara memegang perutnya serta terlihat jika Adara sedang menahan sakit. Namun kenapa dia berada di rumahnya? Apa dia sudah sembuh?
Adara dan Devan hanyut dalam pikiran mereka masing-masing. Memikirkan alasan keberadaan satu sama lain.
Kedua orangtua mereka yang menyadari hal itu, langsung menyuruh Devan untuk bergabung. "Kemari sayang," ucap Mama Devan. Dan Devan pun bergabung di acara dinner itu.
Adara terdiam, menahan hatinya yang campur aduk akan Devan yang ada dihadapannya. Adara masih tidak menyangka bahwa orang yang ia suka selama dua tahun ini, sekarang sudah menjadi pacar sahabat Adara.
"Kamu dari mana saja Dev?" tanya Om Sudirman. Hal itu membuat Adara tersadar dari lamunannya.
"Habis ngumpul bareng teman Pa," jawab Devan.
"Hilih, pacaran iya," batik Adara kesal.
"Enggak terasa juga ya Dir, si Devan juga udah kelas dua belas. Devan mau lanjut kemana?" tanya ayah Adara.
Mendengar pertanyaan itu membuat Adara sedikit penasaran, kemanakah Devan akan melanjutkan pendidikannya.
"Rencana Devan antara pilot dan angkatan militer Om," ucap Devan.
"Pilot?" batin Adara buruk. "Perasaan si Devi juga mau masuk pramugari."
Haduh ambyar sudah hati Adara. Ia hanya bisa menahannya untuk beberapa saat, dan mungkin tidak akan tertahankan lagi jika Adara sudah di kamarnya.
Keluarga Adara dan keluarga Devan sangat menikmati acara makan malam itu. Dan acara inti dimulai.
Papa Devan memberi tujuan dari dinner tersebut. Dan bener, mereka dijodohkan.
"Kami berencana untuk menjodohkan kalian satu sama lain," ucap Papa Devan yang membuat Adara dan Devan terkejut. Bahkan Devan sampai terbatuk-batuk karena keselek makanan yang ia makan.
"Dev, minum dulu," ucap Adara kaget. Devan pun meminum air putih dihadapannya. Lalu Devan mengatur napasnya, karena tadi ia merasa seperti tidak bernapas.
"Apa Papi bilang? Dijodohkan?" tanya Devan.
"Iya Dev," balas Papa Devan.
Devan tidak menyangka, jika kedua orangtuanya masih melakukan ritual perjodohan di era sekarang ini. Sedangkan Adara hanya terdiam, ia bingung harus merasa senang atau merasa cemas dengan hubungan persahabatannya antara Devi.
"Papa, mama, dan orang tua kamu juga udah setuju dan nentuin tanggal tunangan kalian," ucap Papa Adara.
"What? Tunangan Pa? Papa ... Kami masih SMA Pa. Setelah tamat kami juga punya masing-masing." Kini Adara berbicara.
"Setidaknya kalian harus bertunangan dulu. Kalian masih bisa kok buat sekolah dan lanjutin rencana kalian setelah tamat sekolah," ucap Mama Devan.
"Iya, lagipula ini demi masa depan bisnis keluarga kita berdua nak," ucap Mama Adara.
"What? Demi masa bisnis? Jadi kami dijodohkan hanya demi bisnis?" tanya Adara tidak percaya. Dan berhasil membuat kedua orang mereka terdiam.
Seketika suasana di ruangan itu menjadi sepi. Adara dan Devan masih tidak percaya dengan pemikiran serta keputusan kedua orang mereka.
Ting ... Sebuah notif terdengar dari ponsel Adara yang ternyata notif itu berasal dari pesan yang dikirimkan Devan.
@calonimam_
"Ikutin gue!"Adara yang mendapat pesan itu sedikit terkejut dan bingung. Tak lama Devan meminta izin dengan alasan ke toilet.
"Maaf, tapi Devan izin ke kamar mandi sebentar ya Om, Tante, Ma, Pi." Devan pun berdiri dan segera meninggalkan meja makan. Adara mengikuti perintah yang dikirim Devan. Ia juga permisi dengan alasan karena ada telpon yang masuk.
"Ma ... Pa ... Om ... Tante, Adara izin nerima telpon dulu ya," ucap Adara sambil berpura-pura sedang menelpon.
Kini Adara sudah berada di depan kamar Devan. "Ayok masuk!" pinta Devan.
"Beneran?" tanya Adara masuk.
Tanpa memikirkan apapun, Devan menarik pergelangan tangan Adara agar Adara masuk ke kamarnya. Namun saat itu juga, hati Adara sudah berdegup kencang.
"Sialan!" umpat Adara dalam hati.
Mereka berdua sudah berada di dalam kamar Devan. Kamarnya cukup rapi dan astetic dengan cat berwarna abu-abu, serta pernak-pernik layaknya anak cowok seusia Devan.
••••
Ayo kira-kira apa yang bakal Adara dan Devan bahas? Dan apa reaksi serta apa yang kalian lakukan jika kalian dijodohkan dengan orang yang kalian suka namun terhalang karena ia sudah menjadi milik sahabat kalian sendiri? :(Soal perjodohan memang terjadi di kehidupan aku, tapi bukan karena bisnis. Itu karena kedua keluarga udah saling kenal. Aku dan dia juga udah temenan dari kecil.
Itu terjadi sekitar jaman SD:)~TBC~
KAMU SEDANG MEMBACA
PENYESALAN
Teen FictionPenyesalan memang selalu datang di akhir Ketika semuanya sudah terjadi Dan tidak sesuai dengan keinginan kita Maka saat itulah penyesalan datang Kini aku hanya bisa menyesalinya Dengan hati yang sangat rapuh 28 Mei 2020