Jangan lupa untuk vote dan komen di salah satu paragraf 😊
Karena itu sangat berguna untuk mood author 😔THANK YOU &
🌈HAPPY READING 🌈
••••••
Balasan dari teman-temannya membuat Adara dan Alfi tertawa. Sedangkan Adara dan Alfi memakan cemilan yang telah Adara siapkan, sambil menunggu yang lainnya.
Lima belas menit kemudian, teman-teman Adara yang lain datang. Mereka cukup rusuh saat di rumah Adara.
Saat berkumpul, mereka membuat janji untuk tidak bermain ponsel mereka. Jika ada yang melanggarnya, maka ia akan diberi sanksi berupa traktir yang siapa saja yang datang di rumah Adara. Dan semuanya sepakat. Karena janji itu, mereka semua menghabiskan waktu hanya untuk bercanda tanpa ada yang bermain ponsel.
Adara merasa lebih bahagia untuk sesaat itu, namun seketika dia juga merasa sedih karena Nayla, Diva, Tamara, dan Devan tidak ada saat itu.
Biasanya mereka berlimalah yang rajin ke rumah Adara, dan saat itu mereka tidak datang. Padahal teman-teman sekelasnya sedang berkumpul.
"Ra, Ciwi-ciwi lu tumben gak datang?" tanya Zafira, salah satu teman sekelas Adara.
"Mereka lagi pergi, jadi gak bisa datang."
"Eh jangan bilang ... lo dicampakkan sama mereka kan?" ucap Kris ngawur, namun itu membuat raut Adara berubah sesaat.
"E-enggaklah! Mana mungkin mereka lakuin itu ke gue. Ya udah lanjutin lagi tu makanya, gue ke dapur dulu, buat ambil tambahan, oke?" usul Adara.
"Okee nyonya!" ucap serentak teman-teman Adara.
Adara pun pergi ke dapur untuk mengambil makanan dan minuman tambahan. Namun tiba-tiba mama Adara memanggil Adara dari telpon rumah yang berada di dapur itu. Adara menjawab panggilan telpon itu.
"Hallo, dengan siapa?"
"Kak, ini mama. Kamu bisa ke kamar mama sebentar?" ucap Mama Adara dari panggilan telpon itu.
"Boleh ma. Kakak ke kamar mama ya," jawab Adara.
Adara memutuskan panggilan telpon itu dan segera bergegas menuju ke kamar mamanya.
Adara mengira jika ia akan mendapat uang tambahan atau sesuatu yang akan diberi untuk teman-temannya, tetapi Adara salah.
Ia malah mendapatkan kejutan kecil, yaitu kepulangannya Papa Adara. Hal itu membuat Adara senang.
"Papa..." ucap Adara kesenangan sambil memeluk papa-nya.
Papa Adara membalas pelukan Adara dengan hangat.
"Papa kapan sampai? Kok aku gak lihat papa masuk ke rumah?" tanya Adara bingung.
"Yaiya kamu enggak tau, Papa masuk dari pintu belakang," jawab Papa Adara sambil tertawa.
"Oalah," jawab Adara yang diiringi dengan tawanya.
"Oh ya ma, kenapa mama manggil? Ada keperluan lainkah?"
"Apa acara berkumpul dengan teman-teman mu masih lama?" tanya Mama-nya.
"Tergantung mereka ma. Kalau mereka udah bosan, pasti pulang. Cuman Adara enggak tau ma, kapan mereka bosannya," ucap Adara sambil tertawa. Mama dan Papa Adara hanya ikut tertawa.
"Emang kenapa ma?"
Mama Adara terdiam sesaat, karena takut Adara marah.
"Kalau mereka kamu suruh pulang sekarang bisa? Soalnya kita harus pergi sekarang," jawab Papa Adara.
KAMU SEDANG MEMBACA
PENYESALAN
Teen FictionPenyesalan memang selalu datang di akhir Ketika semuanya sudah terjadi Dan tidak sesuai dengan keinginan kita Maka saat itulah penyesalan datang Kini aku hanya bisa menyesalinya Dengan hati yang sangat rapuh 28 Mei 2020