08| Lab Biologi

135 10 11
                                    

Jangan lupa Vote dan komen ya😊

🌈HAPPY READING🌈

••••••••

Dua jam berlalu, Adara langsung keluar dari lab kimia tanpa menunggu Diva, Tami, atau Nayla.

"Si Adara mau kemana? Kok buru-buru banget?" tanya Tami.

"Mungkin dia udah kebelet. Jadi buru-buru," ucap Nayla dan berhasil membuat yang lain tertawa.

Padahal sebenarnya, Adara mencari keberadaan Devan. Adara pikir jika Devan beneran bolos waktu pelajaran kimia tadi.

"Adara! Lo harus sadar! Kenapa lo jadi khawatir sama si Devan?!" gumam Adara yang kesal dengan pikirannya yang belum bisa menerima kenyataan, jika Devan milik Devi.

Adara hendak berbalik arah untuk kembali ke kelas, tetapi tidak jadi. Karena Adara melihat Devan yang sedang berlari mengelilingi lapangan basket.

"Devan!" tegur Adara sambil mendekati Devan.

Devan yang peka langsung memberhentikan larinya dan mendekati Adara.

"Lo kenapa malah lari di sini? Tadi lo bolos ya?" curiga Adara.

"Enak aja! Gue enggak bolos ya!" bantah Devan.

"Terus kalau enggak bolos? Kenapa lo malaj disini?" tanya Adara yang semakin curiga.

Devan hanya diam, ia tidak menjawab pertanyaan Adara. Hal itu membuat Adara semakin curiga.

"Heh Devan! Gue nanya lo, tapi lo malah diem. Kesambet lo ya?"

Devan langsung tersadar dari lamunannya, ia menggeleng ragu sebagai jawabannya. Devan bingung harus menjawab apa.

Ia tidak mungkin memberitahu alasannya yang sebenarnya.

"Astaga, Lo ya! Woy!" jerit Adara.

"Gue enggak bolos! Gue dihukum. Udah gue jawabkan?" jujur Devan.

Jawaban Devan membuat Adara  terdiam sesaat. "Gue dihukum karena...," ucapan Devan terpotong karena Bu Puput datang.

"Devan Mahendra! Hukuman kamu belum selesai kan? Kenapa kamu malah ngobrol?!" tegas Bu Puput.

"Eh iya buk," ucap Devan gugup. Ia pun melanjutkan hukumannya.

"Kamu sendiri Adara, kenapa disini? Mau kenak hukuman juga?" ancam Bu Puput.

"Eng-enggak buk. Kalau gitu Adara pergi dulu ya Bu," pamit Adara.

Namun Adara tidak pergi. Ia bersembunyi di bawah tangga. Setelah Bu Puput pergi, Adara mendatangi Devan lagi.

"Dev!" jerit Adara namun sedikit berbisik.

Devan yang mendengar panggilan itu, langsung menoleh dan mendatangi Adara.

"Kenapa lagi?" tanya Devan.

"Lo kenapa di hukum? Nyari masalah lo ya?" curiga Adara.

"Astaga Adara. Udah, sekarang lo ke lab biologi. Nanti gue kasih tau. Pergi gih!" usir Devan.

"Gue gak mau pergi!" bantah Adara.

"Astaga nih anak, bikin gue jadi emosi," gumam Devan kesal.

"Ya udah, serah lo! Tapi kalau Devi liat, gue enggak mau tau ya," ucap Devan sambil berjalan meninggalkan Adara untuk melanjutkan hukumannya.

"Iya-iya gue ke lab. Awas kalo lo enggak datang!" ucap Adara. Ia pun pergi dari lapangan basket.

Setelah menyelesaikan hukumannya, Devan menyusul Adara ke lab biologi. Namun keciduk oleh Devi.

PENYESALANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang