07| Jemput

134 9 7
                                    

Wellcome 😙
Jangan lupa vote dan komen ya yaa😙😁

Thank you

&

🌈HAPPY READING🌈

••••••

"Ah sialan bisa telat gue kalau gini!" ucap Adara kesal.

Adara bergegas dengan sangat cepat. Pagi ini dia terlambat bangun. Dan Adara sudah tidak bisa membayangkan hukuman yang ia dapat jika terlambat.

Apalagi hari ini adalah hari pertama Adara masuk sekolah setelah liburan kenaikan kelas. Adara terkenal dengan kedisiplinannya, oleh karena itu ia tidak boleh terlambat.

"Adara cepetan! Ada Devan nungguin kamu," jerit mama Adara dari ruang tamu.

"What ... Devan? Ngapain tu anak kesini?"

Setelah mendengar nama Devan, Adara sangat rusuh ketika sedang mencari jilbabnya.

"Iya Ma, sebentar."

Setelah Adara selesai bersiap-siap, ia pergi ke ruang tamu. Dan betapa terkejutnya Adara ketika ia benar-benar melihat Devan.

"De ... Van?" ucap Adara tidak menyangka.

"Ngapain lo ke sini?" tanya Adara cetus.

"Papa yang nyuruh Devan jemput kamu," ucap papa Adara yang baru datang dari dapur sambil memegang segelas cangkir kopi.

"Lah Pa?"

"Ya udah kamu pigi saja sama Devan, sekalian hirup udara segar di pagi hari."

Adara terdiam. Ia menatap Devan, dan tatapan itu dibalas oleh Devan dengan anggukan.

"Astaga, oke Adara bakal pergi dengan Devan," ucap Adara kesal.

Adara memikirkan bagaimana jadinya jika Diva melihatnya dengan Devan.

"Kami pergi dulu ya om," ucap Devan sambil menyalami kedua orang Devan, dan diikuti Adara.

"Dev, lo gila ya?!" bentak Adara kesal setelah keluar dari rumahnya.

"Enggak! Gue enggak gila. Lagipula gue dipaksa sama bokap gue. Kalau gue enggak jemput lo, gue nggak bakal dapat uang jajan," jelas Devan dan berhasil membuat Adara diam dan terheran.

"Terus ini gimana? Kalau Diva nanti lihat gimana? Apa gue naik taksi aja?"

"Udah naik! Pakai ni helm! Lo suka ingin kan? Ini helm warnanya ungu, jadi Lo jangan bawel!" ucap Devan yang berhasil membuat Adara terdiam.

Adara memakai helm yang di kasih oleh Devan. Lalu ia naik ke joke belakang motor Devan yang berwarna biru. Mereka pun pergi ke sekolah.

Sepanjang jalan mereka hanya diam, tidak ada yang memulai topik pembicaraan.

"Jahat Lo Dev! Kenapa lo lakuin ini ke gue? " gumam Adara sambil menahan hatinya yang sakit akan keadaannya saat itu.

Sepuluh menit kemudian, Adara dan Devan tiba di sekolah. Namun mereka harus memparkirkan motor Devan.

"Kenapa harus ke sini?! Gimana kalau ada anak kelas yang liat?" tanya Adara cemas jika ada yang melihat mereka berboncengan.

"Engg-" ucapan Devan terpotong, ketika Devi dan Tami menjumpai merek berdua di tempat parkir. Padahal saat itu, Adara belum sempat turun dari motor Devan. Akhirnya mereka keciduk oleh Devi.

PENYESALANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang