Bergantung #1

3.8K 31 0
                                    

Angin dingin berhembus dari sela sela jendelaku. Jam menunjukan hampir tengah malam. Baru saja aku selesai push rank dengan si Vito. Aku pun bersiap untuk pergi ke pulau kapuk. Namun hingga pukul satu malam aku belum juga tidur. Dan saat itu aku merasa ada yang aneh di dadaku sebelah kanan. Aku merasa berat saat bernafas yang diikuti dengan suari "ngikk....ngikkkk..." yang sangat menggangguku. Awalnya aku mengabaikannya namun seiring jalannya waktu aku merasa sangat berat untuk bernafas. Seperti ada yang tersumbat di hidungku.

"Mah, kekamarku cepat...." kataku ke mamah. Karena aku sudah tidak kuat sehingga aku terpaksa menelpon mamahku untuk minta tolong. Tak lama kemudian ayahku langsung mempersiapkan mobil dan membuka garasai sedangkan ibuku mengeceku dan memintaku untuk rileks. Namun ada hal yang bikin aku agak kesel yaitu saat mau ke mobil tiba tiba ada suara dari kamar adiku. "Ayo salin dulu!" disaat begini ibuku masih sempat untuk menyuruhku memakai baju perempuan. Karena tidak kuat lagi aku memaksa deh memakai itu rok dan baju panjang beserta kerudungnya.

Setelah menahan sekitar 10 menit di perjalanan aku pun sudah tergeletak di ruang yang sangat terang dengan alat bantu nafas di hidungku. Ternyata selama perjalanan aku pingsan hal itu membuat ibuku khawatir. Melihat aku siuman ibuku mulai lega melihatku.

Setelah pengecakan semua dan infus terpasang aku dibolehkan tidur dan beristirahat di ruang UGD sambil menunggu pengurusan kamar dan obat. Saat itu aku belum tau apa yang aku alami. Yang kurasakan yaitu sesak yang sangat sakit di dada kiri dan badan berasa sangat lemas. Mungkin karena aku terlalu sering bergadang sehingga tubuh tidak kuat.

......

"Dengan saudara Nisa ya, lima menit lagi ada ronsen ya dek." Kata perawatku sambil memakaikanku gelang. Tak lama dari perawatnya datang seorang dokter yang menyuruh dua perawat untuk mendorongku. Entah mau dibawa kemana namun aku hanya bisa tergeletak di kasur sedang ibuku dan ayahku sibuk dengan administrasi. " Hah ruang beeee daahh." Batinku dalam hati. Aku pun masuk keruang tersebut dan melakukan yang dokter perintah.

Ronsen pun selesai aku pun diantar ke kamarku dan diminta istirahat. Dikamar sudah ada ayah, ibu dan adek yang menungguku. Aku menceritakan semua yang aku alami di malam yang sangat menyakitkan itu.

....

Menarik dengan ceritaku?

Jangan lupa di like dan follow ya:)

Tantangan Menjadi KenyataanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang