Berlibur #2

2.5K 23 4
                                    


Udara yang dingin menyambut kita saat membuka pintu depan. Tak salah jika aku merasa menggigil atau kedinginan karena suhu disini berada di sebelas derajat beda dengan di kota yang rata rata suhunya diatas dua tujuh derajat. Kalau disini teh panas sangat berharga dari pada es teh yang kalau di kota pasti berharga disaat panas yang membara.

Sambil menikmati teh panas aku pun duduk di lobby yang menyajikan panorama yang sangat indah. Dengan kabut yang masih tebal terlihat lampu mobil mobil yang antre untuk masuk objek wisata. Terdengar juga suara hewan hewan yang membuatku betah disini wajar saja karena dikota itu adanya polusi bukan kabut terus kalau disini suara burung kalau dikota adanya suara tetangga yang berantem.

Tak sengaja ada orang menyenggolku dari belakang sehingga membuat kerudungku basah. "Maaf mbak saya tidak sengaja" kata mas mas yang dengan polosnya pergi tanpa bertanggung jawab. "Woy mas tanggung jawab dong." Kataku. Mas mas tadi langsung berbalik arah dan menatapku. Aku lupa kalau aku perempuan. Aku dengan spontan berbicara seperti laki laki. Hal itu yang membuat orang disekitarku pada melihatku. "Bulshitt..." ucapku dalam hati. Karena malu dan takut ketahuan aku langsung menghampiri mas mas tadi dan memberikan secuil kertas yang berisi peringatan supaya masnya lebih hati hati. Aku pun langsung kembali ke kamarku.

"Nis kerudungmu kok basah?" tanya mamahku. Dengan terpaksa aku menjelaskan semuanya. Namun kali ini mamahku tidak tertawa melainkan menasihatku supaya lebih total menjadi perempuan. Disini aku hanya terdiam. Mamahku memang beda dengan ibu ibu lain. Kalau ibu yang lain mungkin sudah marah kalau aku disuruh menjadi lawan jenis. Namun mamahku terbalik beliau malah mendukungku. Contohnya karena kerudungku basah dan terbatas yang aku bawa akhirnya mamahku mengajaku ke toko rabbani yang ada di Dieng ini. Tanpa perhitungan atau mungkin bisa dipakai adiku aku dibelikan tiga kerudung baru. Tanpa basa basi aku langsung menyuci dan memakainya. Dengan mamahku dan ayahku yang mendukung menjalankan hukuman ini aku merasa semangat dan lama lama menjadi nyaman menjadi perempuan.

Setelah merasa cukup liburan di Dieng aku pun kembali kekota karena besok aku kembali sekolah.

.....

Menarik dengan ceritaku?

Jangan lupa di like dan follow ya:)

Tantangan Menjadi KenyataanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang