Chapter 8 - Akan ada waktu lain.

26 5 0
                                    

"AIRISS!" Teriak Kenzo tak menyangka ketika melihat gadis yang dicari akhir-akhir ini sedang berjalan di koridor sekolah. Kali ini penglihatannya tak mungkin salah orang lagi sebab Kenzo tau betul postur tubuh serta rambut gadis itu.

Kenzo segera berlari menghampiri gadis itu, "Riss" panggilnya lagi menepuk bahu Airis.

"E-eh haii" ucapnya dengan ekspresi terkejut.

"Lo kemana aja? Gue udah kaya orang gila nyariin lo." todong Kenzo dengan pertanyaan.

"Kemarin itu g-gue ada urusan sama bokap." katanya sedikit gugup.

Menyadari ekspresi Airis yang aneh membuat Kenzo mengurungkan kembali niatnya yang tadinya ingin melontarkan beribu-ribu pertanyaan. Memang begitu banyak pertanyaan yang ada di dalam kepalanya sekarang mengenai gadis yang ada di hadapan taoi melihat gelagat Airis yang aneh sangat tidak tepat jika memaksakam bertanya sekarang.

Kenzo kembali merespon dengan menganggukan kepalanya seraya tersenyum, "Lo udah sarapan? Mau makan dikantin bareng?"

"Kayaknya lo sendiri aja ya soalnya gue udah sarapan. Gue mau langsung ke kelas aja ngejar catetan pelajaran yang ketinggalan kemarin, gapapa kan?".

"Ohh yaudah gapapa lagian juga pasti ada Leo di kantin."

"Kalo gitu gue duluan ya."

Kenzo menghela nafas dengan berat,menatap kepergian Airis yang kian jauh dari pandangannya. Melihat wajah Airis seperti tadi Kenzo langsung mengerti pasti ada hal lain lagi yang disembunyikan Airis. Untuk saat ini dia akan mencoba lebih memahami lagi gadis itu mungkin memang Airis belum siap menceritakan apa yang terjadi. Masih banyak waktu yang dimiliki Kenzo, ia akan menanyakannya di lain hari menunggu situasi dan kondisi mood baik gadis itu.

***

Kenzo beserta ketiga temannya kini tengah duduk di bangku kantin sambil menonton orang-orang yang menyerbu para pedagang. Hari ini keadaan kantin seperti hari-hari biasanya penuh dan padat. Bisa di ibaratkan seperti pasar tanah abang ketika menjelang lebaran, penuh dengan antrian sana sini, belum lagi suara para kaum hawa yang saling sahut menyahut memanggil para pedagang agar cepat dibuatkan pesanannya.

Untungnya Kenzo dan kawan-kawan sudah duduk manis disaat suasana kantin masih sepi. Jadi mereka tak perlu bersusah payah mengantri makanan. Hal ini merupakan kebiasaan mereka sejak kelas sepuluh yaitu pura-pura izin ke kamar mandi yang kenyataannya belok ke arah kantin pada saat detik-detik sebelum jam istirahat.

"Zo gue denger katanya si Airis udah masuk sekolah lagi, lo udah ketemu?" tanya Daylon seraya mengelap sisa-sisa makanan di mulut menggunakan tisu.

"Gue udah ketemu tadi pagi pas di koridor." ujarnya.

"Bagus dong pasti girang kan lo secara semingguan lalu pikiran lo cuman tentang Airis mulu tapi kenapa gue ngerasa muka lo tetep aja asem bener ya sekarang." kata Daylon

"Si Kenzo mah emang asem muka nya lo baru tau?" ledek Leo menimbrung membuat Kenzo menatap Leo dengan sinis.

"Sialan lo." umpat Kenzo tak terima di ledek seperti itu.

Leo tertawa, "Ngomong-ngomong lo juga udah tanya dia kabur kemana?"

"Udah kata dia si ada urusan sama bokapnya."

"Bener kan gue bilang juga apa kalo dia pergi sama bokapnya."

"Hmm.. btw yang lain kemana kok dari gue belum liat mereka jajan? " tanya Kenzo mengalihkan topik pembicaraan.

"Palingan juga telat soalnya sekarang pelajaran si Fiqron." jawab Leo yang kebetulan sekelas dengan para gadis-gadis.

"Enak banget nih yang udah selesai makan." ucap seseorang tiba-tiba muncul dihadapan tiga sekawan.

Metafora WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang