TERLAMBAT

33 8 0
                                    


Frendika?

Kanaya menghela nafas berat saat mendapati Frendika berdiri tepat di hadapannya.

"Happy Brithday sayang!". Dengan sebuah kue dihiasi lilin di tangan kanan dan satu bucket mawar merah segar di tangan kirinya.

"Loh kamu ngapain kesini?". Kanaya bertanya sambil membuka pintu rumahnya lebar mempersilahkan Frendika masuk bebas.

"Ya aku supraise in kamu lah, kamu kan ulang tahun". Sofa berwarna cokelat yang menjadi sanggahan mereka duduk agar bisa leluasa saling berhadapan.

"Ulang tahun gue kemarin, tapi gapapa deh karna lo masih ingat walaupun terlambat di tiap tahunnya. Makasih banyak ya sayang". Selesai meniup lilin terdengar suara telfon di handphone salah satu dari mereka.

"Loh kenapa di riject". Frendika terlihat tengah sibuk meriject nomor tidak dikenal di handphone nya. "Siapa tau penting, sini aku yang angkat kalau kamu gak mau angkat". Kanaya mencoba mengambil alih tapi terhalang karna frendika menjauhkan handphone nya seperti mengatakan tidak.

"Bukan apa-apa Nay, ini temen aku receh banget. Padahal aku udah bilang ke mereka aku kerumah kamu malam ini masih aja di ganggu". Frendika menutup layar telfon seluler nya hingga redup, namun kembali terang dengan panggilan suara berkali-kali dari nomor tidak dikenal itu.

"Nay, aku angkat telfon sebentar ya.  Takutnya penting ada tugas dari dosen". Frendika tampak gugup menjauh keluar dari tempatnya ke arah balkon rumah.

"Kan aku udah bilang sama kamu nanti, kenapa kamu telfonin aku terus". Frendika memberikan kejelasan agar lawan bicaranya ini paham dan tidak mengganggunya lagi.

"Kamu mau jemput aku sekarang atau aku yang jemput kamu di perumahan puri indah malam ini juga". Tegas seseorang dari dalam telfon. "Emang kamu tega lihatnya?".

"Oke kamu sekarang dimana?, entar aku samperin kamu". Kanaya yang sedari tadi sudah berada di balik pintu lumayan dibuat penasaran akan menemui siapa pacarnya ini.

"Pokoknya kamu jemput aku sekarang juga, kalau engga yah kamu gatau aja apa yang bakal terjadi". Terdengar jelas seseorang sedang mengancam cowok ini, dan membuatnya ketakutan.

"Yaudah kamu tunggu di tempat biasa aku jemput kamu, kita ketemu sekarang". Frendika terlihat gusar menuruti apa yang diinginkan seseorang dari sumber tak dikenal ini.

Selesai menutup telfonnya, Fren menghampiri Kanaya dengan ragu-ragu yang ternyata Kanaya sudah tertidur pulas di atas sofa. "Maafin gue Naya". Mengecup kening wanita mungil di hadapannya dan pergi dengan terburu-buru.

Kanaya yang hanya berpura-pura tidur membuka matanya setelah rumah benar-benar dalam keaadaan kosong dan Frendika pergi dari tempatnya.

"Maaf?, dia punya salah apa sama gue".
Kanaya memikirkan hal-hal yang seharusnya tidak dipikirkannya, kata-kata Fren barusan membuatnya semangkin curiga.

Frendika yang baru saja turun dari dalam mobil menghentikan langkahnya sambil berdecak, cowo itu menghela napas gusar sambil mengacak-acak rambutnya berantakan. Frendika berbalik badan dan menemukan perempuan yang sedang berdiri di depannya.

"Mau kamu apa?, kenapa kamu gangguin aku terus setiap hari".

"Aku kangen". Sepasang tangan melingkar di pinggang cowok yang memiliki roti sobek dengan kaos berwarna putih polos. "Kamu ga lupa kan sama kejadian kemarin".

Hayo... siapa yah yang kangen sama Fren selain Naya?
Chapt 4
Lanjut chap 5 ya 'riders'
Salam hangat buat kalian semua😉

FRENNAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang