F.8

8.8K 1.5K 265
                                    

Sebelum membaca, jadi kesimpulan dari chapter kemarin adalah si kembar tidak tahu nama kedua orang tuanya. Sedari kecil diajarkan menyebut Ayah dan Mama, tidak mungkin langsung tanya nama mereka, kan? Jadi otomatis, si kemnar juga tidak tahu marga mereka. Hanya sebatas nama panggilan. Maaf kalau membingungkan dan ribet🙏🏽






Sorry for typo(s)







Gedung enam lantai yang berada di kawasan elit ini merupakan salah satu perusahaan rekaman terbesar di Seoul. Penyanyi, group bahkan aktor dan artis lahir dari agensi ini. Musik sudah menyambut mereka saat memasuki gedung tersebut dan decakan kagum keluar dari bibir Donghyuck, tubuhnya sedikit menempel pada Mark yang berjalan di sampingnya.




Karena sekolah hari ini libur, Donghyuck memilih untuk menemani sang kakak untuk datang ke perusahaan mengurus keperluan menjadi trainee di sini.




Anak itu hanya mengekor ke mana Mark berjalan, bertanya pada beberapa staff. Sampai akhirnya mereka harus menunggu di cafe mini yang telah tersedia di sana juga.




"Keren sekali, Hyung!" lirih si bungsu membuat Mark tertawa kecil.




"Kapan kau ingin audisi?"




Kepala Donghyuck menoleh kemudian mengendikkan kedua bahunya, "Nanti dulu. Belum ada lagu yang pas untukku."




Sembari menunggu, Donghyuck mengamati fasilitas yang ada. Benar-benar seperti sebuah mall jika tidak mengetahui isi lebih dalam bahwa gedung ini merupakan sebuah perusahaan juga. Atensinya menangkap minimarket kecil di ujung gedung membuat si bungsu Seo menyunggingkan senyum.




Dehaman seseorang mengalihkan perhatian kedua anak itu, mereka sontak berdiri kemudian membungkuk sopan sembari mengucap salam.




"Em, aku jalan-jalan sebentar ya, Hyung," bisik Donghyuck di sana yang mencondongkan tubuh pada sang kakak.




"Jangan jauh-jauh," pesan Mark dengan tatapan tajam.





Untuk menjawabnya, Donghyuck melayangkan ciuman jarak jauh kemudian meninggalkan sang kakak yang sedang meeting bersama staff perusahaan. 




Bagaikan anak kecil dengan raut wajah menampilkan ekspresi penasaran, Donghyuck berjalan menyusuri supermarket mini yang ada. Bahkan ada lagi, ruangan untuk menikmati makanan yang ada. Seperti sebuah kedai ramen, terlihat begitu nyaman.




Dari satu rak ke rak lainnya, Donghyuck melihat begitu banyak album oleh artis masa kini dan juga beberapa aksesoris menarik di sana. Senyumnya merekah, untuk seseorang yang menyukai bidang musik dan menjadi seorang penggemar tempat ini adalah yang cocok bagi mereka. Jemarinya terangkat ikut menyentuh barang-barang di sana, sesekali menyapa staff juga.




Tubuh Donghyuck tersentak ketika merasakan dadanya yang seakan tertekan tiba-tiba, keningnya berkerut karena suara-suara memasuki gendang telinganya.




"Yeay! Ayah pulang!"



Pemuda Seo itu memutar tubuhnya, merasakan dejavu yang tiba-tiba. Kakinya bergerak dengan refleks.




"Yang dicari mainan, ciumnya mana untuk Ayah?"




Dari berjalan dengan cepat sampai Donghyuck berlari, menatap lurus ke depan. Panggilan Mark samar-samar ia dengar tetapi tak membuat dirinya berhenti. Sampai kakinya berhenti di lobby, napas anak itu terengah. Menoleh ke pintu masuk yang sama sekali tidak ada orang.





Fratelli✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang