🍁MIMPI🍁

215 19 25
                                    


"Kamu harus menjadi seorang perancang terkenal nak,ayah bangga padamu." Seorang pria paruh baya menepuk pundaknya lalu berjalan pergi meninggalkannya.

"Aku tidak mau ayah. Ayah jangan terlalu mengekang hidupku! itu di luar kemampuanku aku tidak bisa menjadi seperti ayah!"

"William,beraninya kamu membentak ayah! Apa maksudmu? katakan sekali lagi!"

"Aku tidak mau menjadi sepertimu!"
Satu kalimat lancang dari Wiliam membuat Sang Ayah murka padanya.

'Plak'

Panas.
Hanya itu yang dapat William rasakan di pipinya. Ayahnya menamparnya? Sulit di percaya olehnya.

'Tes'
Darah menetes ke lantai rumah tersebut.Sudut bibir William robek dan mengeluarkan darah yang cukup banyak.

"Aku tidak percaya anakku yang selalu kubanggakan ternyata seperti ini! mencoreng nama keluarga kita saja!"

"Sayang, ada apa ribut-ribut begini?"
Seorang wanita menghampiri mereka.

"Astaga William ada apa?Apa yang kau lakukan padanya Stewart?Kenapa kau begini pada anak kita."
Wanita itu membawa William ke dalam pelukannya.

"Tanyakan saja pada anak tidak tahu diri ini!"

"William ada apa sayang? Bibirmu terluka." Wanita itu menatap William seakan meminta penjelasan pada William.

Hening. William tidak menjawab.

"Ingat jika kamu tetap pada pendirianmu hanya ada dua pilihan untukmu, pergi atau menyesal!"Ucap sang ayah lalu pergi meninggalkan mereka berdua.

William menatap punggung sang ayah dengan tatapan nanar.

Lalu semuanya gelap.

🍁🍁🍁

"Hosh... Hosh... Hosh.. "

'Hanya mimpi'

Edward terbangun dari mimpi asingnya. Tubuhnya basah oleh keringatnya.Segera Edward meminum air digelas yang tidak berada jauh di tempat tidurnya. Edward menatap ke arah jam weker di samping mejanya.

Jam 4.00.

Langit masih gelap. Edward melepas piyamanya yang basah karena keringatnya.
Biarlah ia kedinginan, hal yang terpenting sekarang ia harus menenangkan dirinya terlebih dahulu.

Ia ketakutan.
Mimpi yang sangat buruk bagi Edward yang kini berusia 12 tahun.

Apa apaan mimpi itu? Siapa pria yang berani mengancam anak laki-laki tersebut. Pertanyaan itu terus terngiang ngiang di pikirannya.

'Ugh kepalanya sakit'.
Apa karena ia baru saja tidur jam 1 malam tadi?
Edward mengedarkan pandangannya dan menatap lukisannya yang ia buat beberapa jam yang lalu.

'Mungkin ia hanya lelah'
Edward menepis pikirannya itu dan mencoba berpikir positif. Tak berapa lama rasa kantuk menyerangnya dan Edward kembali tertidur.

🍁🍁🍁

Kring.. kring...

Suara alarm terus berbunyi membuat Edward terpaksa bangun dan mengeluarkan tangannya dari selimutnya untuk menggapai jam weker yang terus berbunyi dan mematikannya.

'Bruk'

Jam weker itu terjatuh dari atas meja dan menghantam lantai.Tetapi bukannya mati, jam itu masih saja berbunyi membuat Edward mengerang kesal.

'Argh.... Pagi-pagi bikin kesal saja'

Edward mengacak rambutnya dan mengambil jamnya yang masih setia berbunyi di atas lantai beralaskan karpet tebal itu dan mematikannya.

EDWARD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang