🍁ALAT LUKIS BARU🍁

100 11 27
                                    


Suara dentingan jarum jam terdengar keras di ruangan luas namun sepi itu. Edward melihat gusar ke arah jam besar yang terpasang di ruang tamu rumahnya.

Edward terus memerhatikan jarum jam yang menunjukkan jalannya waktu.Dan melihat ke arah pintu berharap orang yang ia tunggu datang.

Edward mencoba fokus pada bacaannya, namun nihil.Matanya yang terus melirik ke arah jarum jam, membuatnya tidak bisa fokus pada kegiatan belajarnya.

Akhirnya, Rasa tidak sabaran menguasainya dan mengalahkannya untuk tetap fokus pada kegiatannya.

'Lama sekali paman Adam' keluhnya. Waktu berjalan lama menurut Edward saat ini.

Edward sekali lagi melihat jam. Dan memutuskan untuk meminta ibunya menelpon Adam.

Edward berjalan cepat mencari ibunya dan mendapati ibunya yang sedang sibuk membaca buku dekat jendela besar di sudut ruangan yang menghadap taman belakang rumahnya.

Tempat itu merupakan tempat favorit ibunya setelah dapur. Ibunya sering duduk menghabiskan waktu membaca buku ataupun menjahit,di temani minuman hangat dan kue jahe kesukaan ibunya.

Dan juga di tempat itu, ibunya menghiasinya dengan berbagai macam bunga imitasi dan hiasan gantung yang menurut Edward aneh namun unik.

"Ibu" Panggil Edward.

Pandangan Hillary teralihkan ketika mendengar suara memanggilnya.

"Ada apa Edward?" Tanya Hillary.

"Apa paman Adam masih lama bu?"

"Tunggu sebentar lagi ya nak, sekitar jam 3 sore paman Adam akan memberikannya padamu"jelas Hillary.

Edward yang mendengar itu hanya mengangguk dan meninggalkan ibunya menuju ruang tamu.

🍁🍁🍁

Sementara itu..

Adam memarkirkan mobil nya di sebuah toko alat seni dan bangunan yang terletak di pusat kota New York.

Toko itu menyediakan berbagai macam alat-alat bangunan, seni ataupun alat kebutuhan rumah. Toko itu termasuk toko langganan keluarga Edward.

Adam memasuki toko tersebut dan disambut oleh salah satu pegawainya.

"Selamat datang tuan Adam" Sambut pegawai itu ramah yang sudah mengenal Adam.

Adam hanya tersenyum menanggapinya, dan berjalan mencari alat-alat yang dibutuhkan untuk melukis.

Adam berhenti di bagian rak berisi banyak sekali kaleng-kaleng cat.
Adam mengambil dua kaleng cat berukuran sedang. Adam mengamati nya sesaat. Adam tidak tahu apa saja alat melukis. Yang pasti,yang ia tahu pasti cat untuk melukis dan kuas.

Adam mengambil beberapa warna kaleng cat berukuran lebih kecil dari sebelumnya dan mengambil salah satu kuas berukuran besar. Dan membawanya ke kasir.

Sesampainya di kasir, pegawai penjaga kasir yang sudah mengenal pelanggannya itu mencoba membuka percakapan"tidak biasanya anda membeli bahan seperti ini, anda ingin mengecat dinding rumah anda ya tuan Adam?" tanyanya.

Adam mengernyitkan keningnya. "Apa maksudmu mengecat dinding rumah?" tanya Adam balik.

Untung saat itu suasana sedang sepi jadi Adam tidak terlalu merasa terganggu oleh antrian belakangnya.

"Loh, anda membeli ini untuk mengecat dinding rumah kan?" tanya pegawai kasir itu memastikan.

"Ini untuk anak tuanku, beliau memintaku membelikan alat lukis baru untuknya" jelas Adam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EDWARD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang