02 - Bola Basket

53 12 64
                                    

Chapter 2: Bola Basket

1 jam yang lalu.

Moon baru saja keluar dari WC wanita. Letak WC yang lumayan jauh membuat Moon ketinggalan pelajaran 30 menit. Bayangkan saja, Moon harus melewati lorong kelas 11, ruang guru, lalu lapangan untuk sampai ke WC. Ya, demi tugas alam Moon harus rela melakukannya. Bisa dibayangkan bukan jika tugas alam tidak dilaksanakan?

Sekarang Moon tengah berjalan di pinggir lapangan sambil memperhatikan anak 11 IPA 2 sedang olahraga basket. Ada satu cowok yang menarik perhatian Moon, yaitu cowok yang sedari dari mencetak poin. Seolah bola basket itu miliknya dan akan selalu menjadi miliknya.

Sekilas cowok itu melihat Moon. Tatapan tajam serta rambut acak-acakan yang sengaja dikibaskan.

Moon tersenyum canggung pada cowok tersebut. Namun cowok songong tersebut malah mengalihkan pandangan dan tak tersenyum balik pada Moon.

Yaa, bisa Moon akui cowok itu sangat tampan jika berkeringat seperti itu. Apalagi saat ia menyeka keringat. Cowok itu seperti pemain basket handal dan sepertinya ia juga idola di sekolah ini. Tapi jika wajah dia songong dan datar seperti itu malah membuat Moon mual.

Oke, oke. Muka dia datar seperti itu tambah... cool. Puas?

Sudahlah, sekarang yang ada dibenak Moon hanya bagaimana cara ia dapat sampai ke kelas dengan cepat.

Bugh!

Kepala Moon terkena bola basket, dan pelakunya adalah Raka Geoldan Aridhana. Cowok itu khilaf. Bukannya terlempar ke ring, bola basket sialan itu malah tersasar ke Moon yang tengah berjalan di luar batas lapangan basket, tepatnya di belakang ring.

Seketika lapangan ramai dengan murid kepo. Bahkan ada yang merekam kejadian untuk dimasukkan ke SG lalu menambahkan caption "selebgram kelempar bola basket."

Mereka mengelilingi Raka yang sedang mengangkat Moon untuk dibawa ke UKS. Saat itu Moon sudah pingsan. Mungkin kalian berfikir Moon lemah karena begitu saja sudah pingsan?

Ah kalian hanya tidak tau saja bagaimana ganasnya lemparan Raka.

Dan mari sama-sama kita lihat murka Moon saat sudah siuman nanti. Karena sesungguhnya, kemarahan seorang Claretta lin Moon lebih ganas daripada lemparan Raka, maupun jitakan maut Felisha.

***

Felisha dan Ica bergegas menuju UKS. Tadi mereka mendapat kabar dari Rafael, teman dekat Raka, bahwa Moon dibawa Raka ke UKS. Sedangkan Lala tidak ingin ikut ke UKS dengan Felisha dan Ica, karena ia ingin menyelesaikan latihan dari guru.

"Eh Pelicong! Tungguin gua!" Rengek Ica kepada Felisha. Bukannya lari Ica yang lambat, tapi lari Felisha yang sangat cepat. Ya namanya juga juara 1 lomba lari 17 Agustus tingkat komplek.

Felisha menoleh kebelakang sejenak. "Lelet amat..."

Bugh!

"Nah lho azab orang songong kejedot kanebo kering!" Celetuk Ica.

Kanebo kering adalah David winter. Begitu julukan dari teman-temannya dikarenakan wajahnya yang begitu datar, tegang dan tak berekspresi seperti kanebo kering. Selain itu, ia juga memiliki jiwa cuek tingkat tinggi. Baginya, hal yang tidak terlalu penting untuk apa dipikirkan?

"Jalan itu pake mata," ketus David.

Lalu cowok itu melanjutkan jalannya. Cowok blasteran Indonesia-Korea itu sepertinya juga ingin pergi ke UKS untuk menemui sohib-nya, yaitu Raka.

MOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang