22

283 15 5
                                    

Sesampainya di rumah, Vanya mengajak Fatih untuk istirahat di kamar. Sedangkan Haikal langsung menuju kamarnya untuk istirahat.

"Fatih, kmu istirahat aja dulu. Aku ambil air anget dulu. Obatin dahi kmu." Ucap Vanya lalu pergi ke dapur untuk menyiapkan air anget.

"Fatih, sini biar aku kompres dulu. Muka kmu babak belur." Ucap Vanya sambil menempelkan handuk yg basah di dahi Fatih.

"Adduhhh Vanya, pelan-pelan sakit."

"Alahhh manja banget sihh kmu." Ucap Vanya yg malah menempelkan handuk basah dengan keras sehingga membuat Fatih makin kesakitan.

"Adduhhh Vanya, sakit."

"Eehh iya maaf, udah kmu tidur aja dulu aku mau bantu masak bik Inem." Ucap Vanya lalu meninggalkan Fatih di kamar.

-----------

Malam harinya, Fatih ingin mengajarkan beberapa ilmu agama pada Haikal. Haikal pun mengerti dan sangat memahami apa yg Fatih sampaikan.

"Fatih, begitu perhatian pada Haikal. Haikal aja yg bukan anak kandungnya bisa perhatian apa lagi kmu sayang. Pasti papa kmu juga perhatian sama kmu." Ucap Vanya sambil mengelus perut ratanya. Hanya memperhatikan Haikal dan Fatih dari dapur yg jaraknya nggak jauh dari ruang keluarga.

"Ehem, serius banget belajarnya?" Tanya Vanya yg datang menghampiri Haikal dan Fatih sambil membawa cemilan.

"Iya ma,"

"Emang belajar apa sihh?"

"Ini ma, papa jelasin kisah nabi-nabi." Ucap Haikal.

"Ya udah kalo gitu, coba mama tanya. Ada berapa banyak para nabi?" Tanya Vanya pada Haikal.

"25 yg ketahui ma." Ucap Haikal yg begitu hafal padahal baru di cerita kan.

"Waaahh anak mama pinter banget sihh," Ucap Vanya sambil mencubit hidung Haikal.

"Adduhh ma, atit..." Ucap Haikal sambil memegangi hidungnya.

"Iya maap, ya ini mama bawain cemilan buat kalian. Di makan ya..." Ucap Vanya sambil duduk di samping Fatih.

"Makasih istriku.." Ucap Fatih sambil meraba rambut Vanya.

Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, Fatih berniat mengajak Vanya dan Haikal sholat Isya' di mesjid.

"Haikal, Vanya kita sholat isya' di mesjid yuk." Ucap Fatih pada Haikal dan Vanya.

"Ya udah yuk, Haikal biar mama yg nyiapin baju nya. Yuk." Ucap Vanya lalu membawa Haikal ke kamar  Haikal untuk siap-siap.

One menetes later..........

Fatih sudah siap dengan baju koko dan sarungnya sedangkan Vanya memakai hijab yg di beli Fatih. Fatih menggendong Haikal sampai di mesjid.

Setelah dari masjid, Fatih dan keluarga kecilnya langsung pulang ke rumah. Saat di tengah perjalan, Vanya melihat ada suara ribut di sebuah rumah besar dekat rumahnya.

"Bentar, bentar Fatih. Kmu denger nggak? Ada suara ribut." Ucap Vanya sambil membuka telinganya lebar-lebar.

"Iya aku juga denger, kayaknya di rumah besar itu deh." Ucap Fatih sambil menunjuk ke arah rumah besar samping posisi Fatih dan Vanya.

"Vanya, sebaiknya kmu bawa pulang Haikal. Kasian dia kayaknya udah ngantuk banget. Masalah yg ribut-ribut itu biar aku yg tanya. Lagian kalo Haikal liat nggak bagus buat psikologis Haikal." Ucap Fatih pada Vanya.

"Iya udah, aku duluan ya.." Ucap Vanya lalu meninggalkan Fatih berdiri di depan rumah besar yg seperti nya ada keributan.

Fatih langsung mendekati rumah yg lagi ada keributan. Fatih mengintip di samping pagar besi bercat hitam. Fatih melihat seorang lelaki yg sedang menganiaya seorang wanita. Fatih yg geram langsung masuk dan menghentikan pertengkaran dua orang ini.

Jodoh Nggak Akan Kemana (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang