"Kekuatan yang kita miliki akan berpengaruh sesuai apa yang kita lakukan. Kehidupan itu memang takdir, tetapi perjalanan hidup yang dialami adalah pilihan. Entah kita memilihnya untuk merugikan diri atau malah berujung kebahagiaan yang tak tertandin...
HAI SEMUAA Akhirnya aku bisa update cerita lagi.. Terimakasih bagi kalian yang telah membaca dan memberi vote ceritaku😊
Berhubung hari ini tepat anniversary nya BTS yang ke 7 tahun, aku ingin mengucapkan terimakasih uri Bangtan karena telah memberikan banyak inspirasi, motivasi, dan hal positif lainnya kepada dunia😭💜. Terimakasih karena telah menyadari kita untuk selalu mencintai diri sendiri💜 Semoga aku bisa ngerasain konser nyata kalian😭. BORAHAE💜💜
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Semoga update kali ini bisa menghibur kalian semua ^^ HAPPY READING💕
· · · ·
Bora berdiam diri duduk di bangku panjang dekat lapangan melihat kelas lain sedang olahraga voli. Tangannya memegang kamera milik Junho, karena Junho dipanggil bu Han di ruang guru.
Sorot matanya sayu. Pikirannya terus melayang pada sosok Ivy yang hilang tiada kabar. Ditambah lagi rasa kesepiannya tanpa ada guardian lain. Bora menghela napas.
Ia kini melihat foto-foto Junho yang bersamanya di ruang musik tadi. Senyuman terukir di bibirnya ketika melihat foto lucu mereka berdua.
“Foto siapa itu?” tanya Nami yang tiba-tiba datang duduk di sebelah Bora sambil mengintip kamera yang dipegang Bora. Bora segera menyembunyikannya.
“Bu..bukan apa-apa. Hanya foto biasa,” kata Bora terbata-bata. Bora memperbaiki posisinya karena gugup.
Nami menatap Bora dan meneliti wajahnya bahwa ia merasa curiga. Bora yang sadar akan hal itu langsung mengalihkan pembicaraan.
“Apa kamu sudah selesai membuat laporan karya ilmiahnya?” tanya Bora mengalihkan.
“Belum. Kesal aku sama si Kihyun. Susah buat diajak kerja sama. Aku cape kerja sendiri. Rasanya ingin ku pukul habis-habisan wajahnya,” geram Nami yang mengepalkan tangannya.
“Hahahaha,” tawa Bora melihat tingkah Nami.
Nami melirik Bora dengan wajah cemberut. “Kenapa kamu ketawa?” tanya Nami kesal.
“Maaf. Kenapa kamu ga bilang aja ke guru tentang sikap malas Kihyun? Nanti biar Kihyun mau untuk kerja sama. Daripada kamu kesal seperti ini terus-menerus..” saran Bora.
“Hmm aku ragu. Kamu tau sendiri dia bisa melakukan apapun kepada siapapun tanpa ada rasa takut. Seperti waktu dia memarahi dan mengamuk sama anak kelas 10-2 hanya gara-gara masalah kecil,” jelas Nami. Bora hanya mengangguk.
Brugh
Bola voli terkena kepala Nami. Dan tentu saja membuat Nami kesakitan dan marah.