Oddity

91 17 0
                                    

Hai semuaaa🙆🏻.
Terimakasih karena telah memberi vote dan menunggu kelanjutan cerita ini😊.
Oh ya.. berhubung sebentar lagi Idul Fitri, saya mengucapkan Minal Aidin Wal Faidzin, mohon maaf lahir batin semuaa. Saling memaafkan yaa😘.
📌INFO:
Aku update kembali beberapa hari setelah Idul Fitri yaa😉.
Jaga kesehatan yaa semuanya. Saranghae❣️

HAPPY READING❣️·····

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING❣️
·
·
·
·
·

Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Yang berarti seluruh penghuni rumah Bora sudah berada di alam mimpi mereka. Terkecuali para guardian, mereka tetap menjaga rumah ini.

Rumah yang memiliki dua lantai itu begitu mewah dan aesthetic di setiap bagiannya, serta memiliki lahan yang bisa dibilang lumayan luas. Warna cokelat, hitam, dan putih membuat rumah itu terlihat begitu elegan. Pekarangannya pun cukup luas. Terdapat kolam ikan, tanaman hias, serta ayunan putih sederhana yang biasa dimainkan oleh Bora di setiap pagi dan sore.

Dari Bora kecil sampai remaja seperti ini, saat ia merasa butuh ketenangan biasanya ia tak pernah keluar rumah, ia hanya bersantai menghirup udara segar di ayunan rumahnya ini. Mood baik Bora pun akan kembali dengan cepat. Ia memang tak terlalu memiliki sifat perasa.

Kamar Bora ada di lantai dua. Tepat di sebelah kamar milik orangtuanya. Ukurannya tak begitu luas. Kamar Bora identik dengan warna soft. Dimulai dari dinding, lemari, nakas, bahkan tempat tidurnya.

Bora sangat suka unicorn. Sehingga rata-rata perlengkapannya adalah unicorn. Baginya, unicorn begitu unik dan lucu. Warnanya pun begitu soft.

Kini Bora sedang tertidur lelap sambil memeluk boneka Unicornnya. Ia berbaring menghadap balkon kamarnya. Keringat dingin keluar di pelipisnya. Terlihat jelas.

Bora memimpikan hal aneh. Ia seperti berada di sebuah jalan yang ramai. Ia berada di tempat yang tak asing baginya. Yaitu tepat di depan kantor perusahaan ayahnya.

Anehnya, ia melihat setiap orang yang lewat mengeluarkan asap di punggungnya. Dan lebih anehnya lagi, mereka seperti baik-baik saja dan tidak menyadari hal itu. Jadi bisa disimpulkan bahwa hanya Bora yang mampu melihat hal itu.

Bora tampak kebingungan dan pastinya ketakutan. Karena benar-benar semua orang yang ia lihat mengeluarkan asap. Bora gelisah. Ia makin takut melihat hal ini. Tanpa disadari, airmata keluar dari kelopak matanya. Bora menangis.

"Apa yang terjadi? Apa yang terjadi?" batin Bora terus-menerus.

Tak lama kemudian, ia melihat orangtuanya keluar dari mobil. Bora sempat ingin menyapa mereka. Tapi ketika terlihat jelas hal yang sama dengan orang lain pada orangtuanya, Bora mengurungkan niatnya.

Orangtua Bora berjalan menghampiri Bora. Tersenyum. Dan itu sangat mengerikan. Seperti halnya psikopat yang hendak menangkap sasarannya.

"Bora-ya.." panggil ayahnya lirih.

My Seven Black SwansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang