CHAPTER NINETEEN

4.4K 387 84
                                    

Semua orang tercengang setelah melihat dimana mereka berada saat ini. Tak terkecuali dengan Sakura, gadis itu pun sama terkejutnya dengan yang lain.

Setelah mereka mengikuti langkah Sasuke yang katanya akan menunjukan kejutan lain untuk gadis yang telah resmi menjadi istrinya, semua orang yang mendengar ucapan Sasuke tentunya sangat penasaran. Karena tak tahan dengan rasa penasaran yang semakin naik ke permukaan lah yang menjadi alasan mereka mengikuti Sasuke bagai kerbau yang dicocok hidungnya.

Namun, kini mereka semua tercengang terutama Naruto dan Sai yang mengetahui betul tempat apa yang mereka datangi ini. Jika dilihat dari bentuknya yang menyerupai gua, kedua pria itu yakin Sasuke mengajak mereka ke markas Orochimaru.

" Oi Sasuke, bukankah ini markas Orochimaru? Kenapa kau membawa kami ke sini?" tanya Naruto, langsung ke intinya.

Sasuke tak menyahut, sebaliknya dengan santai dia menggenggam tangan Sakura, membawa gadis itu berjalan masuk ke dalam gua.

" S ... Sasuke-kun ..." cicit Sakura yang juga kebingungan melihat Sasuke mengajaknya ke tempat ini. Apa sebenarnya yang direncanakan Sasuke kali ini?

Sakura tidak mencurigai Sasuke berencana jahat padanya, hanya saja dia tetap tak mengerti kenapa dari sekian banyak tempat yang bisa mereka datangi, kenapa Sasuke membawanya ke markas Orochimaru.

" Sasuke!" teriak Naruto, masih enggan menggerakan kakinya untuk ikut masuk ke dalam. Pria berambut kuning nyentrik itu mulai mencurigai Sasuke.

" Jangan cerewet. Masuk saja jika kalian ingin tahu." Balas Sasuke, terlihat jelas dia enggan menjelaskan.

Naruto mendecih ketika melihat sosok Sasuke maupun Sakura mulai menghilang dari pandangannya.

" Sudahlah. Kita masuk saja ke dalam, kita lihat apa yang direncanakan Sasuke pada Sakura. Rasanya mustahil kan dia berniat jahat?"

Yang mengatakan kalimat bijak itu adalah Sai. Dia menepuk bahu Naruto. " Kau tidak percaya pada sahabatmu itu, Naruto?" tanyanya sembari memasang senyuman khas Sai yang tampak menyebalkan di mata Naruto.

Naruto mengembuskan napas pelan, kata-kata Sai kembali menyadarkannya. Benar, kenapa dia harus mencurigai sahabatnya itu? bukankah dia sudah berubah? Naruto yakin Sasuke tidak memiliki niat jahat mengajak mereka kemari.

" Ayo masuk ke dalam." Ajaknya seraya menoleh pada temannya yang lain. Naruto menggenggam tangan Hinata, membawanya serta untuk melangkah masuk ke dalam gua.

" Tempat ini menyeramkan, Naruto-kun."

" Jangan khawatir, aku akan menjagamu." Balas Naruto, semakin dia genggam erat tangan sang istri yang terlihat mulai ketakutan.

Lorong di dalam gue itu gelap, hanya diterangi cahaya lilin yang diletakan di sepanjang dinding batu.

Semua orang berjalan dengan waspada, mengawasi sekeliling, takut-takut ada yang mendadak menyerang mereka. Lebih mengkhawatirkan lagi kemungkinan akan ada ular yang tiba-tiba muncul dan menggigit mereka, mengingat pemilik markas itu adalah si pecinta ular, Orochimaru.

Lama mereka berjalan menelusuri lorong gua, mereka ikuti arah jalan yang diterangi lilin. Karena jika diperhatikan baik-baik tidak semua ruangan di dalam gua diterangi dengan lilin. Hanya jalan menyerupai lorong yang diterangi cahaya temaram dari lilin yang sengaja diletakan di sepanjang dinding.

Akhirnya mereka tiba di penghujung lorong, cahaya matahari mulai terlihat dari tempat mereka berada saat ini.

" Itu dia ujungnya. Kita sudah tiba di pintu keluar." Pekik Ino girang. Sepanjang perjalanan tadi, dia tak pernah berjauhan dari kekasihnya. Ino menggenggam tangan Sai erat, takut mereka akan terpisah.

ALWAYS SAKURA [COMPLETED]Where stories live. Discover now