CHAPTER FOUR

4.4K 409 49
                                    

Desa Konoha sedang ramai saat ini. Bukan ramai karena adanya musuh yang menyerang atau pun seseorang yang membuat onar di dalam desa. Melainkan, karena malam ini akan diadakan festival kembang api.

Sesuatu yang jarang bahkan nyaris tak pernah terjadi di desa Konoha. Mengingat dunia shinobi dulu sangat kacau, kejahatan dimana-mana. Dan Konoha begitu rentan akan mendapat serangan dari pihak luar, membuat semua shinobi Konoha selalu siap siaga untuk melindungi desa. Atau banyaknya penjahat bertebaran di luar desa, membuat permintaan misi tak pernah habis setiap harinya. Hal ini tentu sangat berdampak untuk para shinobi karena mereka selalu sibuk menjalankan misi demi misi.

Namun, keadaan genting tersebut seolah menghilang setelah perang dunia shinobi keempat berakhir. Terbentuknya aliansi shinobi menjadi alasan utama kejahatan jarang ditemukan. Tak ada lagi desa yang saling berperang demi memperebutkan wilayah kekuasaan. Dunia tampak damai dan permintaan misi pun semakin berkurang dari hari ke hari.

Sejak Hatake Kakashi menjabat sebagai Hokage keenam, banyak perubahan yang terjadi di Konoha. Salah satunya ini, diadakannya berbagai festival untuk menghibur warga desa. Dan malam ini salah satu festival penting sedang berlangsung. Hanabi atau festival kembang api.

Semua orang bersuka cita. Beberapa stand Bazaar didirikan, menjual berbagai jenis makanan maupun benda lainnya. Para shinobi dan kunoichi yang biasanya mengenakan pakaian khas shinobi Konoha dengan berbagai atribut yang membedakan tingkatan, khusus di malam ini mereka benar-benar bersantai. Mengenakan Yukata dan melupakan sejenak identitas mereka sebagai seorang shinobi. Mereka hanyalah warga Konoha yang hidup normal seperti warga non shinobi lainnya.

Di tempat festival itu, terlihat rombongan Sakura dan teman-temannya ikut hadir. Para gadis yang mengenakan Yukata dan para pemuda yang mengenakan Hakama. Mereka berjalan-jalan santai, tak jarang saling melempar canda tawa sehingga senyum ceria selalu terulas di bibir mereka.

Sakura yang mengenakan Yukata berwarna merah muda yang senada dengan warna rambutnya, menyenggol bahu Ino yang berjalan di sampingnya. Gadis dari klan Yamanaka itu tak hentinya mencuri pandang ke arah Sai. Dan tentu saja gelagatnya tak lepas sedikit pun dari perhatian Sakura.

" Kau ingin berjalan di samping Sai kan? Sudah sana, dekati dia."

Ino mengernyitkan dahi disertai kedua pipinya yang memerah layaknya tomat. " Kau ini bicara apa, siapa bilang aku ingin berjalan di sampingnya?"

" Masa? Terlihat jelas di wajahmu kok. Dari tadi aku juga memergokimu mencuri pandang ke arah Sai terus." Sahut Sakura, jari telunjuknya terarah sempurna pada rona di pipi Ino.

" B ... Benar, aku juga melihatnya." Hinata yang juga berjalan beriringan dengan mereka, ikut menimpali. " Ino-chan memang mencuri pandang ke arah Sai-kun terus."

" Tuh kan, bahkan Hinata saja melihatnya." Sakura terkekeh bersama Hinata yang juga merasa Ino sangat menggemaskan malam ini. Wajahnya benar-benar memerah hingga menjalar ke telinga.

" Duuh ... sudah. Jangan menggodaku seperti ini. Kalau tidak, aku akan pulang saja."

" Yaah ... jangan. Kau ini payah sekali, masa karena digoda sedikit langsung merajuk dan minta pulang." Ucap Sakura sembari menggelengkan kepala ke kiri dan kanan berulang kali.

Ino memutar bola mata, saat tatapannya tanpa sengaja tertuju pada Shikamaru yang sedang berjalan di samping Chouji, dia mengingat sesuatu. " Oh iya, Temari sudah kembali ke Suna ya?"

" Aku dengar begitu. Urusan Kazekage sudah selesai, jadi Temari ikut pulang." Sakura menimpali, tak sengaja dirinya melihat saat Gaara dan Temari yang pergi meninggalkan Konoha kemarin.

ALWAYS SAKURA [COMPLETED]Where stories live. Discover now