CHAPTER EIGHTEEN

4.4K 410 132
                                    

Sakura dan Sasuke masih berjalan santai seraya bergandengan tangan, Sakura tak mengatakan apa pun sepanjang perjalanan. Tatapannya tertuju pada kedua tangan mereka yang terjalin, tanpa sadar mengulas senyum tipis. Hal ini yang selalu diimpikan Sakura, berjalan di samping Sasuke sambil berpegangan tangan. Awalnya semua itu hanyalah sebuah mimpi yang mustahil menjadi nyata bagi Sakura. Namun, lihat sekarang ... Sakura luar biasa bahagia karena impiannya menjadi kenyataan.

Sakura ikut menghentikan langkah begitu Sasuke berhenti berjalan. Dia ikuti arah yang dipandang Sasuke saat ini. Refleks Sakura melebarkan mata, di depan sana dia melihat suasana di depan kuil sudah sangat ramai. Beberapa temannya ada di sana.

Naruto bersama istrinya, Hinata. Sahabat bodohnya itu tengah bersiul saat melihat kedatangan mereka berdua sambil sesekali menyeka air mata yang keluar dari sudut pelupuk mata. Sasuke mendengus melihat reaksi berlebihan Naruto yang sudah dia sangka akan seperti itu. Sedang Sakura berusaha mengulas senyum selebar mungkin ketika menyadari betapa tulus kepedulian Naruto pada hubungannya dengan Sasuke.

Pasangan lain ada di sana juga. Ino dan Sai. Ino yang terus berteriak, meneriakan kalimat 'Selamat Sakura, Selamat Sasuke-kun. Aku bahagia untuk kalian.' Serta Sai yang hanya memasang senyum aneh namun terlihat lebih tulus dibanding dulu, kini berdiri tepat di samping sang kekasih.

Bahkan Temari pun ada di sana, berdiri di samping Shikamaru yang memasang raut wajah datar seperti biasa. Temari bertepuk tangan lantas mengangkat ibu jari ketika pandangannya bertemu dengan Sakura.

Sakura menatap satu persatu temannya yang hadir, mereka tampak antusias menyambut momen paling berharga bagi Sakura ini. Jumlah mereka yang hadir tidak terlalu banyak, sangat jauh berbeda saat pernikahan Naruto dan Hinata yang dihadiri seluruh penduduk Konoha.

Akan tetapi, kesan meriah tetap terasa di benak Sakura di hari yang paling penting untuknya ini.

Sosok Gaara juga terlihat tengah berdiri tak jauh dari Temari. Sang kazekage tengah melipat kedua tangannya di depan dada. Mengangguk kecil tatkala beradu pandang dengan Sakura. Rupanya pria itu menepati janjinya untuk datang ke Konoha. Yang menjadi pertanyaannya, apakah Sakura sanggup menepati janjinya juga pada pria itu? entahlah ... Sakura meringis dalam hati ketika mengingat janjinya pada sang kazekage saat perpisahan di gerbang Sunagakure.

" Kau sudah siap?"

Sakura yang tengah fokus menatap para sahabatnya, seketika menoleh pada pemilik suara yang berdiri gagah di sampingnya. Sakura menahan napas sebelum anggukan kecil itu diberikannya.

" Tolong jangan biarkan aku terjatuh karena aku benar-benar gugup sekarang." bisik Sakura pelan sesaat sebelum sepasang kaki mereka melangkah maju.

Sasuke mendengus pelan sembari tersenyum amat tipis.

" Aku akan menjagamu, jangan khawatir."

Keraguan itu menguap sepenuhnya, tak ada hal yang perlu Sakura khawatirkan selama Sasuke berjalan di sampingnya bukan? Karena mereka akan saling melengkapi dan melindungi.

Keduanya berjalan dengan langkah perlahan, Sasuke sangat memahami kondisi Sakura yang sedikit kesulitan berjalan karena kimono pengantin yang dikenakannya.

Suara tepuk tangan semakin menggelegar di sepanjang pasangan pengantin ini melangkah memasuki kuil yang akan menjadi altar pernikahan.

" Sakura-chan ... kau sangat cantik! Sasuke teme, kau beruntung bisa mendapatkan Sakura-chan!!"

Yang meneriakan kata-kata norak itu tanpa disebutkan namanya pun rasanya semua orang sudah mengetahui siapa pelakunya. Sakura dan Sasuke mengabaikannya, mereka tetap berjalan menuju tempat tujuan.

ALWAYS SAKURA [COMPLETED]Where stories live. Discover now