CHAPTER SIX

4.4K 405 93
                                    

Tak ingin dirinya terlambat lagi, Sakura sengaja bangun pagi-pagi, dia bergegas pergi ke gerbang Konoha bahkan sebelum matahari benar-benar menampakan diri. Didapatinya Sasuke maupun Karin belum hadir di sana. Sakura harus menunggu hampir satu jam lamanya, namun batang hidung mereka belum juga terlihat.

Mulai merasa bosan dengan kesendiriannya berdiri di depan gerbang, Sakura menundukan wajah, memandang kaki kanannya yang menendang kerikil-kerikil kecil.

" Pagi Sakura-san."

Sakura mendongak ketika suara sapaan itu tertangkap indera pendengarannya. Dia berusaha memasang wajah ramah meski kesal sebenarnya, akhirnya dua orang yang dia tunggu sedari tadi datang juga.

" Kau sudah menunggu lama ya? maaf gara-gara aku, kami berdua jadi datang terlambat." Karin menjelaskan seraya menggaruk belakang kepalanya. Sedangkan Sasuke memasang wajah datar seperti biasa. Onyx gelapnya tertuju pada Sakura yang tengah memasang senyum palsu. Gadis itu mengangguk seolah tak keberatan dengan mereka berdua yang membuatnya menunggu lama di sana.

" Ayo kita berangkat, jangan membuang-buang waktu lagi."

Sasuke melesat pergi setelah mengatakan itu, dia berlari meninggalkan dua gadis yang terlihat canggung di depannya.

" Hei ... Sasuke. Jangan meninggalkan kami begitu saja!!" Karin mengumpat, tak terima dengan perlakuan Sasuke yang meninggalkan dirinya.

Sakura sama sekali tak berkomentar, sudah hafal betul sifat Sasuke memang seperti itu. " Lebih baik kita kejar dia. Sasuke-kun benar, tidak ada gunanya membuang waktu. Kita harus tiba di Sunagakure secepatnya."

Sakura ikut berlari, diikuti Karin yang bergegas mengikutinya. Mereka melompati pohon demi pohon dengan kecepatan yang mengerikan.

Di zaman ini alat transportasi memang belum ada, mengingat baru dua tahun berlalu sejak perang besar terjadi. Kendati demikian, lima kage yang melakukan pertemuan beberapa bulan yang lalu telah sepakat untuk menciptakan alat transportasi untuk mempermudah dan mempersingkat perjalanan. Seorang ilmuwan dari Konoha menyarankan dibuatnya sebuah kereta yang akan menyambungkan satu desa dengan desa lainnya. Kakashi menjadi orang yang paling antusias menyambut saran ini. Jadi, tak heran jika dua atau tiga tahun ke depan, perjalanan menuju desa lain akan lebih mudah, tanpa harus menguras tenaga dengan berlari.

Sasuke, Sakura dan Karin masih melompati pohon demi pohon, hampir setengah hari sudah mereka lewati tanpa jeda.

Awalnya, semua tampak baik-baik saja, tak ada kejanggalan yang terjadi maupun hambatan yang menghadang. Namun, tiba-tiba Karin terbelalak. Dia merasakan ada beberapa chakra yang mendekat ke arah mereka.

" Sasuke, ada beberapa shinobi yang mendekat ke arah kita." Ucapnya mengingatkan. Sasuke maupun Sakura menoleh ke arah gadis berambut merah tersebut secara serempak.

" Ada berapa orang jumlah mereka?" Sasuke menimpali, tak meragukan lagi kemampuan sensorik Karin yang tidak mungkin meleset.

Karin memejamkan mata, mendeteksi berapa jumlah chakra yang dia rasakan. " Ku rasa sekitar sepuluh orang." Jawabnya.

Tak lama berselang, seperti yang dikatakan Karin, beberapa shinobi asing bermunculan, menghadang perjalanan mereka. Seketika ketiga shinobi yang hendak menjalankan misi ke desa Suna itu pun terpaksa menghentikan langkah.

Sasuke memicingkan mata, menatap sepuluh shinobi berdiri tak jauh darinya. Mereka tak mengenakan seragam khusus yang menunjukan tingkatan mereka ataupun ikat kepala yang menjadi identitas shinobi mana mereka berasal. Seolah mereka sengaja menyembunyikan identitas diri dan sengaja muncul di sana untuk menghalangi perjalanan Sasuke dan dua gadis yang menemaninya.

ALWAYS SAKURA [COMPLETED]Where stories live. Discover now