2020 ©Azryo
─Triangle Love─〃
Namanya Maya Septiany, siswi tingkat akhir Art Music Highschool. Usianya baru 17 tahun. Usia di mana remaja mulai mengenal cinta, dia pun begitu, namun ada yang salah─bukan! Bukan karena jatuh cintanya tapi karena kepada siapa dia jatuh cinta.
•••
"Maya!!"
Seorang remaja dengan netra coklat terang berlari terpogoh-pogoh menghampiri maya yang sudah memasuki gerbang sekolah, dia adalah Zaqia Azzahra─Sahabatnya. Maya merotasikan matanya, jengah. Berdiri sembari menunggu gadis itu menghampirinya.
"Bisa tidak teriak? Aku tidak tuli," ucap Maya saat Zaqia sudah berada di hadapannya.
Zaqia terkekeh kemudian merangkul Maya dan berjalan ke kelas mereka bersama. Langkah Maya terhenti ketika mereka melewati lapangan indoor, dari pintu kaca Maya bisa melihat siswa laki-laki sedang bermain basket bersama teman-temannya.
Zaqia yang tidak merasakan kehadiran Maya di sampingnya pun ikut menghentikan langkanya dan menoleh ke belakang dan ya─dia melihat Maya tengah berdiri tepat di depan pintu kaca lapangan indoor. Zaqia menghampirinya dan menepuk bahu sahabatnya tersebut pelan.
"Kenapa?"
Maya terlihat menggeleng kemudian matanya kembali melirik ke arah lapangan, Zaqia mengikuti arah mata Maya lalu mengangguk paham.
"Kalo suka kenapa gak bilang aja sih, May?"
"Gak deh, aku gak mau ngerusak persahabatan aku sama dia, lagi pula dia kan punya pacar," ucap Maya.
"Siapa? Si bijch itu? Cih, kampungan banget sih selera sahabat kamu itu May,"
Maya mendelik, "Kok kamu jadi ngatain dia sih?"
"Kamu yang belai─"
"Permisi! Ini udah bel masuk loh, masih mau adu omong?" Seseorang menyela perdebatan mereka.
Maya dan Zaqia menoleh dan terpampanglah dua wajah yang sangat mereka kenali dengan baik.
"Dara, Manda, ngapain di sini?" Tanya Maya
"Kalian yang ngapain, ini udah bel dan kalian masih di sini? Mau di alfa-in sama Mr. Pri?" Ucap Manda, sontak membuat Maya dan Zaqia menggeleng.
•••
Bel istirahat sudah berbunyi dan saat ini Maya dan ketiga sahabatnya sedang menuju kantin. Sayangnya mereka harus melewati lapangan indoor yang di mana selalu ada siswa laki-laki yang menarik seluruh perhatian Maya.
"MAY, AYOO! KENAPA DIEM DI SITU SIH?" Teriak Zaqia, oke dia memang paling bar-bar diantara mereka berempat.
Maya bergeming di tempatnya. Dengan geram, Zaqia menghampiri Maya dan menariknya menuju kantin. Setelah berada di kantin mereka memesan dan makan dengan tenang.
"Zaq, lain kali gak usah teriak-teriak kaya tadi, malu. Kamu juga kan cewek, jaim dikit dong," ucap Manda, dia yang terkalem.
"Hm" jawab Zaqia ogah-ogahan.
Maya tersenyum, dia sangat hafal tabiat sahabatnya yang satu ini.
•••
"Pulang bareng siapa?" Tanya Dara, ya kali ini cuman ada Dara dan Maya karena dua sahabatnya lagi sudah pergi ntah kemana.
"Biasa lah," jawab Maya.
Dara mengangguk, mereka kembali berjalan menuju gerbang.
•••
Maya duduk di pos satpam dekat gerbang sendirian sambil menunggu seseorang menjemputnya. Dara sudah pulang duluan dengan berjalan kaki, rumahnya dekat tenang saja─sekitar 1 km dari sekolah.
Tak berapa lama kemudian, seorang laki-laki yang mengenakan pakaian seragam yang sama dengannya menghentikan motor yang dibawanya tepat di hadapan Maya. Laki-laki itu membuka helm fullface-nya. Dia tersenyum kepada Maya dan menciptakan bulan sabit pada matanya.
"Hai Maya Septiany, sahabatku. Udah lama nunggu?" Tanyanya sambil memberikan helm berwarna pink kepada Maya.
"Halo, Meldy Pradipta. Gak terlalu kok, " maya menerima helm tersebut.
─Meldy Pradipta, tokoh utama dari cerita ini. Laki-laki yang tidak pernah terduga baik sifay atau perilakunya. Most wanted Art Mucis Highschool, siswi-siswi di sana sepakat bahwa Meldy adalah fvckboy, playboy akut tapi tetap saja mereka tidak akan menolak jika Meldy menembak mereka. Katakanlah mereke menjilat ludah mereka sendiri.
Maya memakai helmnya dan menaiki motor, Meldy pun menancap gas. Di tengah jalan Meldy tiba-tiba menghentikan motornya di tepi jalan dan merogoh kantongnya untung mengambil sesuatu yang bergetar sedari tadi.
"Halo"
"..."
"Loh, Pak Eric gak jemput?"
"..."
"Tapi aku lagi anterin Maya, gimana dong?"
Kening Maya mengkerut saat namanya disebut.
"Okok, aku ke situ sekarang,"
Meldy menutup telponnya. Dia menggaruk punduknya yang tidak gatal, dia ragu tapi─
"May?"
"Hm,"
"Aku harus balik ke sekolah, Susan─pacarnya minta anter pulang, supirnya hari ini gak jemput. Kamu mau aku pesenin ojol?"
Lagi-lagi kayak gini...
Maya tersenyum, walaupun terkesan terpaksa. Dia tidak boleh egois, dia hanya sahabat Meldy tentu saja Meldy lebih memprioritaskan Susan─pacarnya. Maya turun dari motor, masih memasang fake smile di wajahnya dia melepas helm yang dipakainya dan mengembalikannya pada Meldy.
"Aku lanjut jalan kaki aja, toh udah deket,"
"Masih ada 1,5 km lagi, kamu bilang deket? Aku pesenin ojol aja ya," ucap Meldy sambil meng-oprek ponselnya.
"Gak usah, udah sana nanti Susan nungguin! Aku jalan duluan. Kamu hati-hati," ucap Maya seraya berlalu.
Meldy menatap kepergian Maya dengan perasaan tidak enak, dirinya dan Maya sudah bersahabat sejak kecil, di situ ada Maya pasti ada Meldy juga. Maya adalah prioritasnya tapi itu dulu, sebelum dia bertemu dengan Susan. Katakanlah dia berengsek karena melanggar janjinya yang akan selalu berada di sisi Maya apa pun yang akan terjadi.
Lalu sekarang apa yang harus Maya pegang sebagai jaminan?
Tbc
Yay or nay?─Zargan
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIANGLE LOVE
Teen FictionJadi sebenarnya siapa yang merusak hubungan siapa ? Since :: 15 Juni 2020 ©Azryo