2020 ©Azryo
─Triangle Love─〃
"Malam ini jam 7 aku jemput," ucap Meldy sebelum Maya turun dari mobilnya.
Kening Maya berkerut, "loh, mau ke mana?"
"Tadi katanya mau ke pasar malem,"
"Ya ngga sekarang juga, Meldyyyy!"
"Malam ini atau gak sama sekali,"
Maya mendengus sebal, pipinya menggembung. Meldy yang gemas pun mengusak rambutnya membuat Maya semakin menggebungkan pipinya, kemudian Maya keluar dari mobil dan memasuki pekarangan rumahnya.
•••
Maya menatap pintu masuk pasar malam dengan mata berbinar, dirinya mulai melompat-lompat kecil membuat Meldy gemas ingin mencubit pipi chubby itu. Setelah dirasa mobilnya terparkir dengan benar, Meldy segera menyusul Maya dan membeli tiket masuk.
Meldy menggenggam tangan Maya dengan alasan takut Maya hilang. Maya tampak bersemangat, sudah lama dia tak bermain ke pasar malam. Dia terus menarik Meldy ke sana ke mari. Hingga dia menemukan sebuah stand yang menjual harum manis. Maya melepas paksa genggaman erat Meldy dan berlari ke arah stand tersebut.
"Meldy ayoo, jajanin aku harum manis!" Pekiknya yang sudah berada di stand itu.
Meldy mengangguk dan menghampiri Maya. Setelah itu mereka sibuk bermain wahana yang ada di sana. Sesekali hanya Maya yang menaiki wahana dan Meldy menunggu sambil memperhatikannya.
Setelah puas bermain mereka memutuskan untuk pulang, malam juga sudah mulai larut.
"Mel, sebelum pulang fotbar dulu yuk,"
Meldy pun menuruti keinginan sahabatnya itu.
"Bagi dong, mau aku post instastory," ucap Meldy.
"E─eh, jangan post lah. Ntar kalo Susan atau fans kamu yang lain ngeliat terus aku kena labrak gimana?"
"Ya udah gak dipost tapi bagi,"
Maya terlihat mengutak-atik ponselnya.
"Udah aku kirim lewat wa, yuk pulang,"
•••
"Gila ya, gak nyangka gua,"
"Padahal katanya kan dia dulu deket banget sama Kak Susan,"
"Lagian si Meldy juga ngapain masih deket-deket sama dia,"
Maya bingung mendengar bisikan-bisikan itu, entah hanya perasaannya saja atau emang bisikan itu ditujukan padanya. Dia baru saja sampai di sekolah bersama Meldy dan secara tiba-tiba ia mendengar itu.
"Kenapa sih ini?" Tanya Maya pada Meldy.
Meldy menggeleng pelan sambil tersenyum. Tanpa komando lagi Meldy memasangkan earphone yang sudah tersambung pada ponselnya yang melantunkan lagu begitu kencang. Maya menatap Meldy penuh tanya.
Lagi-lagi Meldy hanya menggeleng. Meldy merangkul bahu sempit sahabatnya itu dan berjalan cepat menuju kelas. Sampai di kelas pun sama, Maya kembali mendapat tatapan sinis dan juga bisikan. Ketiga sahabatnya yang sudah berada di dalam kelas buru-buru menarik Maya agar cepat duduk dan mengajaknya mengobrol agar dapat mengalihkan fokus Maya.
•••
Perpustakaan, itulah tujuan Maya kali ini. Ditemani Fajrian─sahabatnya sejak kelas sebelas lalu dia berjalan santai diselingi tawa candaan. Tidak bertahan lama karena sese─bukan sekelompok remaja siswi menghadang jalannya. Maya dan Fajrian saling bertatap penuh tanya.
"Sorry, bisa minggir gak kita mau lewat," ucap Maya.
"Gak sebelum lo ikut kita," ucap salah satu siswi dan menyuruh dua siswi lainnya untuk menyeret Maya.
Fajrian pun tak tinggal diam melihat sahabatnya diperlakukan sedemikian rupa, dia mencoba menolong Maya tapi siswi tadi menyuruh beberapa siswi lainnya menahan Fajrian. Mereka mulai membawa Maya pergi.
"Lepasin gak!?"
"Tolongg!!"
Maya mulai merasa takut sekarang pasalnya koridor menuju perpustakaan itu jauh dari ruang kelas dan juga sepi. Dia terus meneriaki kata tolong tapi sepertinya percuma. Sekarang masih jam pelajaran, hampir semua guru dan murid berada di dalam kelas kecuali murid yang membolos.
Karena geram dengan Maya, salah satu dari mereka tiba-tiba membekap mulut Maya. Beberapa detik kemudian Maya merasakan ngilu di daerah lehernya. Dia dipukul. Tak kuat menahan sakitnya kesadaran Maya mulai terenggut secara perlahan.
•••
Maya membuka matanya perlahan sedikit meringis karena sakit di kepalanya masih terasa. Samar-samar Maya melirik ke segala arah, banyak barang-barang yang usang dan rusak.
Gudang?
Maya mencoba bangun dari tempatnya tapi sayangnya seseorang mengikatnya di kursi. Tiba-tiba lampu menyala dan tampaklah
Susan?!!
"San, lepasin aku tolong. Tadi ada orang yang─"
"Itu gua yang suruh,"
"Hah? Maksud kamu?"
"Seharusnya gua yang tanya sama lu. Maksud lu apa semalem berduaan sama Meldy terus foto dempet-dempetan!? Inget ya May, dia itu pacar gua. Pacar gua!" Bentak Susan.
Maya benar-benar kaget, ia tidak tau kalau ternyata Susan bisa sekasar ini hingga bentak bentak-bentak dirinya. Dia kira Susan gadis yang lembut dan─entahlah pikiran baiknya tentang Susan lenyap semuanya.
"Masih gak ngerti juga, hah? Meldy itu pacar gua. Lo itu cuman sahabatnya, apa pantes lu foto dempet-dempetan kayak gitu? NGGAK!"
•••
Susan menunjukkan sebuah foto di ponselnya. Maya jelas kaget, dari mana Susan mendapat foto itu. Hanya dia dan Meldy yang punya foto itu dan mereka sama-sama tidak mempostingnya di media sosial. Lalu dari mana Susan mendapatkannya. Apa dia mengambilnya dari ponsel Meldy?"Masih mau ngelak? Iya!"
"Mey, De, Sekarang!"
Byurr~
Tidak perlu dijelaskan lagi bukan apa yang terjadi? Suara tawa mulai mendominasi ruangan itu. Maya mendelik tajam. Dia mencoba melepaskan diri tapi tali itu mengukungnya sangat kuat.
"Bye sayang,"
Susan pergi bersama kedua teman─babunya. Dan jangan lupakan seringai yang terukir di wajahnya saat keluar dari gudang. Pintu dibanting keras. Maya bernafas lega setelah Susan keluar dari gudang. Maya sedikit lebih tenang karena Susan berbuat macam-macam lagi sesudah mengguyurnya dengan air yang bau itu.
Tapi tak bertahan lama setelah dirinya baru ingat bahwa pintu gudang ini rusak dan hanya bisa dibuka dari luar. Panik mulai menggelayuti Maya. Maya berteriak meminta tolong harap-harap seseorang mendengar teriakkannya.
Tbc
Yay or Nay?─Zargan
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIANGLE LOVE
Teen FictionJadi sebenarnya siapa yang merusak hubungan siapa ? Since :: 15 Juni 2020 ©Azryo