2020 ©Azryo
─Triangle Love─〃
Baru saja Meldy keluar rumah sambil mengenakan sweater kesayangannya. Seseorang sudah meneriakinya dari luar pagar rumah.
"Ganti baju buru, udah mau telat!"
Meldy mengumpat dalam hatinya. Dengan malas ia kembali masuk ke dalam rumahnya menuju kamar untuk berganti baju. Niat awal akan mencari Maya lenyap sudah. Ketiga sahabat sialannya itu─Jean, Gavin dan Tara tertawa ringan melihat raut kesal Meldy. Tak lama Meldy menampakkan kembali wajahnya. Mereka pun segera pergi menuju sekolah.
Tanpa sengaja mereka sampai di sekolah beraaan dengan Dara, Manda dan Zaqia. Berakhir dengan berjalan beriringan melewati koridor. Beberapa siswa-siswi yang berada di koridor mulai terpekik tertahan. Dua genk visual berjalan beriringan, tidakkah koridor itu terlihat seperti taman bungan sekarang?
"Gimana semalem, ketemu?" Tanya Zaqia.
Meldy melirik Zaqia sekejap kemudian menggeleng perlahan. Fokus Meldy teralih saat ia melihat seorang penjaga sekolah yang berlari sambil menggending seorang gadis di punggungnya. Jangan lupakan wajah panik yang terpatri di wajahnya. Tanpa sadar Meldy menghentikan langkahnya, mencoba menelisik wajah gadis itu yang tertutupi oleh rambut panjangnya.
Tatapannya jatuh pada lengan gadis itu. Gadis itu memakai sebuah gelang yang nampak tak asing di matanya. Meldy mengusap lengannya dan ia baru tersadar. Gelangnya... dan─
"Maya!"
•••
─IGD, Central Hospital
"Duduk. Jangan bikin pala tambah puyeng," titah Zaqia pada Meldy, pasalnya sedari tadi Meldy mundar-mandir seperti setrika baju.
"Gua khawatir," ucap Meldy.
"Lu pikir kita semua kaga?"
Oke, memang tidak ada gunanya mendebat Zaqia. Meldy akhirnya duduk, Tara yang ada di sampingnya menepuk pundak Meldy. Beberapa saat kemudian mereka baru tersadar tidak ada satu pun dari mereka yang memberitahu orangtua Maya. Meldy pun mengajukan diri untuk menelpon mereka. Ia beranjak dan sedikit menjauh dari sana.
"Keluarga saudari Maya?" Seorang dokter keluar dari ruangan itu.
"Orangtuanya belum sampai dok," ucap Jean mewakili teman-temannya.
"Pasien akan dipindahkan ke ruang inap, jika orangtuanya datang tolong segera beritahu untuk menemui saya dan mengurus admistrasinya,"
Mereka pun mengangguk.
•••
Maya sudah dipindahkan ke ruang inap VIP. Itu semua atas permontaan Meldy, ia ingin Maya mendapat pelayanan yang baik. Maya belum jiga sadar, mungkin sebentar lagi. Ketiga sahabatnya dengan setia menemaninya di sisi ranjang. Para lelaki sudah kembali ke sekolah kecuali Meldy tentu saja. Dia pergi ke luar untuk menjemput orangtua Maya.
Tak berapa lama, Nina masuk ke dalam ruangan. Ia menghampiri putrinya dengan berurai air mata. Kemudian Meldy menyusul di belakangnya. Beberapa menit setelahnya Diar─ayah Maya datang juga mungkin beliau pergi menemui dokter terlebih dulu.
Zaqia melirik jam tangannya. Sudah menunjukan pukul sembilan, ia dan yang lainnya memutuskan untuk kembali ke sekolah juga.
"Bu, Yah, Zaqia, Manda sama Dara pamit dulu ya," ucap Zaqia mewakili kedua sahabatnya lalu menyalami mereka.
"Eh, iya. Makasih sayang udah dijagain Mayanya,"
Mereka mengangguk sekilas dan pergi pamit.
•••
Siangnya Maya sudah sadar. Tak lupa Meldy memberitahu sahabatnya yang sedang di sekolah. Awalnya D'Prince dan Moonies ingin mengunjungi Maya sepulang sekolah tapi diurungkan karena turun hujan.
Keesokan harinya cuaca lumayan cerah jadi mereka untuk memutuskan untuk menjenguk Maya hari itu juga. Wali kelas Maya, Mrs. Reina juga ikut dan sekarang jam pelajaran telah usai, Dara ditugaskan untuk menjemput wali kelas di ruang guru sedangkan Zaqia pergi untuk menyiapkan mobilnya ditemani oleh Manda.
"Langsung masuk aja bu, kita berangkat sekarang," ucap Zaqia.
Sampai di rumah sakit ternyata D'Prince menunggu mereka untuk masuk bersama. Moonies dan Mrs. Reina turun menghampiri mereka dan ternyata di sana tidak hanya ada D'Prince tapi juga ada Susan dan dua pemgikutnya.
"Ngain lu pada ikut ke sini?" Tanya Zaqia.
"Syut.. gak boleh gitu ah, mereka juga pasti mau jenguk Maya," ucap Manda.
"Denger noh, temen lu,"
"Iy─
"Udah-udah, mending kita masuk sekarang. Meldy ayo jalan duluan,"
•••
Maya sedang memakan buah yang dipotongi ibunya saat mereka memasuki ruangan. Maya menyambut mereka bahkan ia merentangkan tangannya kepada Moonies. Mereka berpelukan sangat erat seolah mereka tengah dilanda rindu karena tidak bertemu lama.
"Alay banget," sini Susan.
Moonies melepaskan pelukan mereka dan melirik ke arah Susan. Susan menatap mereka satu persatu dan tertunduk saat matanya berpapasan dengan Dara yang melayangkan death glare.
"IRI BILANG BOSS!" Pekik Dara.
"Ngapain iri, toh gua bisa peluk Meldy. Iya kan babe?" Ucapnya sambil merangkul lengan Meldy tapi langsung ditepis olehnya.
Susan menatap Meldy tak terima. Ia menghentakkan kakinya kesal. Mrs. Reina yang melihatnya pun hanya menggeleng pelan. Fokusnya kembali ke Maya.
"Gimana keadaannya sayang?"
"Sudah enakan kok, Mrs,"
"Syukur deh. Maya, bisa kamu jelaskan kronologinya gimana kamu sampai bisa masuk rumah sakit?" Tanya Mrs. Reina.
"J-jadi Mrs, kemarin─
Maya melirik ke arah Susan yang sepertinya sedang panik. Susan mengkode Maya agar ia menjaga mulutnya. Dirasa suasana terlalu ramai, Mrs. Reina meminta yang lainnya keluar kecuali ibu Maya tentunya.
"Sudah tenang, bisa mulai ceritanya?"
Maya mengangguk.
A/n :: D'Prince, nama gengnya Meldy. Moonies, nama gengnya Maya. Kalo sebut nama satu persati rasanya repot.
Tbc
Yay or Nay?─Zargan
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIANGLE LOVE
Teen FictionJadi sebenarnya siapa yang merusak hubungan siapa ? Since :: 15 Juni 2020 ©Azryo