2020 ©Azryo
─Triangle Love─〃
"Otongku sayang kita pulang dulu ya,"
Plakk...
"Amnjink Jean, ngapain geplak pala gua?! Kalo gua bego gimana?"
"Lu kan emang udah bego. Mana ada seorang Zaqia cerdas, sangat mustahil,"
"Bang─
"Udah. Yuk pulang, kalo ribut terus kapan pulang?"
Dan seperti biasa Manda yang akan menengahi sebuah pertengkaian. Mereka pamit setelah menyalami Nina. Fyi, Mrs. Reina sudah pulang terlebih dulu dan Meldy juga tidak ikut pulang karena harus mengantar pulang Maya, ia sudah diperbolehkan pulang.
Saat di lobi tiba-tiba mereka berhenti.
"Pulang sama siapa lu pada?" Tanya Zaqia.
"Sama lu lah," jawab mereka kompak.
"Kita juga iku─
"Kaga, kaga! Pulang sendiri lu sana. Ajak noh krucil lu, hush.. hush.."
Baru saja Susan akan meminta tumpangan, Zaqia sudah menolaknya. Ia melayangkan tatapan sinis yang dibalas tatapan datar andalan Zaqia. Akhirnya Susan pun memilih pulang menggunakan taksi diikutin dua pengikutnya.
Mereka keluar dan pulang diantar oleh Zaqia tepat di depan gerbang rumah mereka masing-masing. Walaupun sedikit kesal karena tanpa sengaja dirinya dijadikan supir oleh para sahabatnya itu tapi Zaqia juga tidak tega jika harus menyuruh mereka pulang naik kendaraan umum.
•••
Setelah sehari ia istirahat total di rumah, Maya memutuskan untuk pergi sekolah pagi ini. Ibunya sudah meminta untuk dirinya beristirahat sehari lagi tapi memang dasarnya keras kepala, ia kekeh untuk berangkat sekolah.
Zaqia merasa seseorang menduduki bangku di hadapannya. Ia menghentikan permainannya dan mendongak. Seorang gadis menduduki bangku itu, otomasis Zaqia menarik bahunya agar gadis itu menghadapnya.
"Lu ngapa ada di sini amnjing!?"
"Language please,"
Zaqia meringis dan tersenyum canggung ke arah Rio si ketua kelas.
"Udah sehat, May?" Tanya Manda.
"Hoh, udah sehat?" Ulang Dara.
"Buktinya aku masih hidup," jawab Maya.
Mereka lanjut mengobrol ngalor-ngidul sampai akhirnya bel masuk pun berbunyi.
•••
"Gua masih penasaran siapa yang buat Maya kayak gitu,"
"Sama, kalo ketauan siapa pelakunya gua babuin dia,"
"Hm, kita lihat aja siapa yang keluar ruang BK hari ini,"
•••
Siang ini kantin terlihat lebih ramai dari biasanya. Moonies pun dibuat bingung saat mencari meja.
"Maya, Join sini!"
Itu tadi Meldy. Mereka akhirnya duduk bersama dengan posisi saling berhadapan.
"Mau makan apa, sebut menu plus setor duit. Kita pesenin," ucap Gavin bangkit dari duduknya diikuti oleh Jean.
"Gua mie ayam," ucap Meldy.
"Aku juga," ucap Maya berbarengan dengan Manda, mereka saling bertatapan kemudian terkekeh pelan.
"Aku mau siomay aja," ucap Dara
"Gua ketoprak umi ya, jangan mang iding," ucap Tara.
Tinggal Zaqia yang masih belum menyebutkan pesanannya. Ia masih berpikir. Sampai akhirnya Gavin menggertaknya.
"Ya udah, aku seblak ceker. Jean yang bayar,"
"Eh, kok gua sih?" Jean protes.
"Bacot. Ayo!" Gavin pun menarik Jean.
Sambil menunggu Gavin dan Jean memesan makanan mereka mulai mengobrol ringan. Tara merasa seperti ada yang kurang di sekitarnya.
"Eh iya, pacar lu kemana dah Mel?" Tanya Tara.
"Au dah, lagi pundung dia sama gua. Bodo amat lah,"
Maya memperhatikan keduanya.
"Iya lah kaga ada orang dia lagi di BK," celetuk Zaqia.
"Maksud lu?"
"Dia yang bikin Maya kaya kemaren, Mrs. Reina udah laporin dia ke BK," jelas Zaqia santai.
"Bener May?"
Maya menunduk kemudian mengangguk pelan. Wajah Meldy memerah, mungkin ia tengah berusaha menahan emosinya. Tak lama Gavin dan Jean datang. Mereka makan dengan tenang.
•••
Susan terkejud saat tiba-tiba Meldy datang dan menggebrak mejanya. Ia baru saja kembali dari ruang BK sebab kasus kemarin dan sekarang masalah apa lagi yang harus dia hadapi. Detik berikutnya Meldy menarik paksa tangan Susan agar ia mengikutinya. Susan meringis pelan, cengkraman Meldy begitu kuat. Ia rasa lengannya akan memerah setelah ini. Meldy berhenti di koridor yang lumayan sepi.
"Kita putus!" Ucap Meldy.
Susan menatap Meldy tak percaya.
"Kamu.."
Belum sempat menanyakan alasan, Meldy telah beranjak terlebih dahulu. Susan melihat kepergian Meldy dengan tatapan tak terbaca.
•••
Maya tengah mencuci tangannya di wastafel saat dirinya mendongak dan mendapati Susan dan kedua anteknya memandanginya tepat di depan pintu toilwt. Maya mencoba mengabaikan mereka dan berjalan keluar tapi mereka menghalanginya.
Tubuh Maya didorong ke belakang, cikuo keras tapi tidak sampai membuatnya jatuh. Susan tersenyum sinis. Tangannya terulur mencengkram rahang Maya.
"Gara-gara lu, Meldy putusin gua," Susan menghempaskan rahang Maya kasar. "Dan lu harus terima akibatnya."
Kedua temen Susan menarik dan menghempaskan Maya ke pojokan toilet. Susan sendiri mengunci pintu toilet agar tak ada seorang pun yang dapat mengganggu acara mereka.
Susan menghampiri Maya dengan smirk yang terpatri di wajah liciknya. Perempuan itu menjambak rambut Maya sehungga tatapan mereka bertemu. Satu tangannya yang tersisa ia julurkan ke arah temannya. Delianna tersenyun, ia merogoh kantung sakunya untuk mengambil benda, sebuah lipstik jelasnya.
Delianna menyerahkannya pada Susan yang langsung ia terima dengan senang hati. Detik berikutnya Susan mulai melukis gambar abstrak berkanvaskan wajah Maya. Maya memberontak tapi itu membut jambakkan dirambutnya semakin kencang. Maya lebih memilih pasrah. Susan terus mencoret wajah cantik Maya, hingga satu goresan lagi dan ia tertawa bangga.
A/n :: Part kali ini banyak sama dialog, sebelumnya saya berterimakasih kepada kalian yang masih mau membaca cerita saya yang tidak seberapa bagus ini. Walau yaa.. terkesan sider, but it's ok man:)
Sebenarnya saya bukan orang yang haus vote tapi setidaknya kalian menghargai karya orang lain.Tbc
Yay or nay?─Zargan
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIANGLE LOVE
Teen FictionJadi sebenarnya siapa yang merusak hubungan siapa ? Since :: 15 Juni 2020 ©Azryo