Hukuman

34 1 0
                                    

"RANIA TONI,APA YANG KALIAN LAKUKAN DI SINI?!".

Pak Bagas guru BK berteriak pada kami berdua, aku sangat kaget hingga mundur kebelakang dan menindih Toni yang apesnya masih bertelanjang dada karena belum selesai ganti baju.

"Pak.. pak bagas kami bisa jelasin.."
Aku benar-benar merasa ini hari terapes yang kuhadapi.

Raniapun segera menyingkir dari Toni, kemudian Tonipun segera berdiri dan memakai baju seragamnya kembali.

Toni berusaha menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada kami bukan seperti apa yang terlihat.

"Ton kamu pikir saya percaya? Kamu pikir saya anak polos yang gak tahu apa yang terjadi pada dua muda-mudi yang berduaan di semak-semak? Apalagi kamu telanjang dada saat saya pergoki"
Bantah pak Bagas yang masih tidak percaya atas penjelasan Toni.

"Maaf pak kami beneran gak ngelakuin apa-apa, Toni cuman lagi ganti baju karena kami mau bolos dan pergi ke taman."
Jelas Rania yang matanya berkaca -kaca karena lelah menjelaskan pada pak Bagas.

"Kalian gak usah mengelak lagi, ayo ikut saya kekantor BK. Bapak benar-benar kecewa sama kalian yang berani berbuat mesum dilingkungan sekolah."

Rania dan Toni akhirnya mengekori pak Bagas dari belakang. Sesampainya di kantor BK pak Bagas sampai menghubungi kepala sekolah dan menyidang kami berdua. Kamipun masih terus menjelaskan yang sebenarnya. Namun, sudah diketahui endingnya baik kepala sekolah dan para guru BK tidak ada yang percaya.

"Toni.. Rania.. kalian sudah kelewatan melakukan hal mesum di sekolah. Hal ini dapat mencoreng nama baik sekolah. Bapak sudah menghubungi kedua wali kalian. Kita tunggu keputusanya sampai kedua wali kalian datang."
Terang kepala sekolah.

Rania hanya bisa menangis dan Toni hanya diam seperti biasa tidak mempunyai reaksi namun Toni diam-diam menggenggam tangan Rania.

Akhirnya kedua orangtua Raniapun datang dan mama Rania langsung memeluk Rania. Sementara itu tanpa peringatan papa Rania meninju Toni dan mencengkram kerah bajunya.

Rania berteriak histeris terkejut atas kelakuan papanya.
"PAPA STOP jangan sakitin Toni,kita ga ngelakuin apa-apa"

Kepala sekolahpun akhirnya memisahkan papa Rania dan Toni yang dibantu pak Bagas.

"Kekerasan tidak dibenarkan disini pak, saya tahu bapak marah dengan kelakuan anak bapak dan pacarnya tapi hal itu tidak akan menyelesaikan masalahnya"
Jelas kepala sekolah menenangkan papa Rania.

"Dasar bangsat kamu Toni, saya sudah percayakan anak saya satu-satunya tapi kamu hianatin kepercayaan saya" Ucap papa Rania yang masih marah dan tidak mendengarkan kepala sekolah.

"SIAPA YANG ANDA KATAI BANGSAT?"
Tiba-tiba ada seorang lelaki yang menginterupsi omongan papa Rania.

"Adik saya tidak akan melakukan hal seperti ini jika anak anda tidak kegatelan dan menggoda adik saya!"

"STOP KAK KALO KAKAK HINA RANIA LAGI AKU GAK AKAN MAAFIN KAKAK!"
Teriak Toni sambil menunjuk kakaknya.

Rania kembali menangis, baru kali ini ia melihat Toni sangat marah hingga mukanya merah padam.

Perdebatanpun sudah tidak terelakkan hingga akhirnya beberapa menit berlalu dan suasana kembali tenang.

"Baik karena anda sekalian sudah tenang saya akan mengatakan keputusan sekolah atas kasus Rania dan Toni. Kasus Rania dan Toni ini sudah kelewat batas dan dapat mencoreng nama sekolah sehingga kami memutuskan kalian akan di Skors berat selama satu bulan dan jika kalian mengulang perbuatan ini lagi kalian akan di drop out" Jelas kepala sekolah dengan panjang lebar.

Akhirnya baik kedua orang tua Rania maupun kakak Toni menyetujui keputusan kepala sekolah.

Rania dan kedua orang tuanya pulang terlebih dahulu. Sesampainya dirumah Rania di interogasi oleh kedua orang tuanya.

"Rania papa benar-benar kecewa sama kamu" Ucap papa Rania memulai pembicaraan.

"Pa.. aku capek jelasin lagi, aku benar-benar ga ngelakuin hal mesum sama Toni. Itu semua cuma salah paham pa..ma.."
Ucap Rania lirih.

"Mama gabisa seratus persen percaya sama kamu dan udah ga ngerestuin lagi hubungan kamu sama Toni, jadi mama minta kalian putus"

Perdebatan ronde kedua berlangsung lagi di rumah Rania dan berakhir final Handphone Rania disita dan Rania tidak boleh keluar rumah selama masa skorsnya.

Rania masuk dalam kamarnya dan membenamkan dirinya di bantalnya untuk meredam tangisannya. Rania tidak habis pikir dengan kejadian tadi yang berlangsung sangat cepat dan menghancurkan hidupnya.

Rania sudah lelah memangis hingga ia tertidur dengan memakai seragamnya beserta jaket Toni yang masih dipakainnya.

To be contiuned


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 03, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

  Pacarku  Orang  Indigo  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang