"Hmm? Bertemu dengan pro hero?"
"Iya, kau mau tidak?"
Tertampak gadis itu sedang meragakan pose berpikirnya, sepertinya dia berpikir keras tentang ajakan untuk bertemu para pro hero.
"Tapi,, apakah aku akan dipenjara?"
"Aku tidak tau tentang itu." Gadis itu tiba tiba murung dan menolak untuk ikut. "Tidak, tak perlu kurasa aku hanya akan tetap tinggal di rumah ini." Jawab gadis itu menatap sekeliling bagian bagian rumah itu.
Sekarang rumah itu akan menjadi tempat tinggal yang baru nya, kyaa tak sabar nya dia untuk menikmati kehidupan baru nya yang damai ini. Walaupun, dirinya dalam masa pengawasan dan jaga jaga jika dia tetap menyerang warga sipil dia akan dipenjara. Se.la.ma.nya.
"Tidak! Itu tidak boleh terjadi. Maka dari itu aku akan tiduran santai di kasurku yang empuk ini!" Gumam yuki melompat ke kasur nya yang soft membuatnya terpantul pantul kan ke udara.
Pintu kamarnya masih terbuka dan menampilkan sosok orang lewat yang awalnya tak memperhatikan isi dalam ruangan tiba tiba memundurkan langkahnya.
"Oi, mulai sekarang berhati hatilah memegang barang jangan sampai menghancurkannya apalagi itu disengaja, jika itu terjadi.." pria itu menajamkan matanya untuk ucapan terakhirnya serta tekanan.
"Cih. Rumah masih ngontrak bayaran listrik belom lunas sok sok-an." Gumam yuki mengalihkan pandangannya.
"Aku masih bisa mendengarnya." Ucap kembali pria itu membuat yuki bergidik ngeri. Pria itu terlihat hendak ingin pergi ke suatu tempat pasalnya ia kini sedang mencari sepatu nya untuk pergi.
Yuki yang melihat tingkah laku nya tekekeh kecil di sofa depan tv, ia masih melihati pria itu yang dari tadi! Kesana kemari kesitu kesono, gak selesai selesai mencari sepatu nya. Huh? Yuki? Dia dari tadi hanya duduk manis dan menertawakan aizawa dalam diam, tanpa membantu sama sekali.
"Kenapa sepatu ku bisa ada di kamar mu?!!" Yuki merinding dibuat aura kusam yang dibuat oleh aizawa. Aizawa mendekatinya dan menanyakan hal sepatu nya.
"B-bukannya, kau terlihat sedang terburu buru? Pergilah, kau akan menghabiskan waktumu saja jika memarahi ku. Lalu... lalu... uhh..." yuki bingung kata kata apa lagi yang harus di lanjutkannya, dan ... tiba tiba lampu di kepala yuki hidup seketika.
"Kau akan ketinggalan kereta!" Tutur yuki cepat. Aizawa mengerutkan dahinya tak karuan. "Yasudah, kau urus rumah dan jangan sampai hancur. Sudah tau kan rumah ini masih kontrak belum lunas."
"Yoi. Bye bye, Bakashota~" Aizawa memberhentikan langkahnya seketika memikirkan tentang mereka kemarin di hokkaido saat di taman safari:v dimana ia dipanggil oleh yuki sebagai 'Kushota' lalu terganti menjadi 'bakashota' kenapa panggilannya di gonti ganti begitu seenaknya.
|Noon|
"Ini benerankan disini tempat pertemuannya?" Yuki sekarang berada di depan gedung tinggi dengan gerbang yang masih terbuka dan sebuah logo gerbang yang berbentuk dua huruf kapital UA yang tergabung. Yuki menapakkan kaki nya memasuki gerbang itu namun suara sirene pun berbunyi sangat nyaring dan yuki merasakan bahwa ada yang bergerak secara otomatis sekaligus cepat menuju ke arahnya..
Tidak. Bukan ke arahnya sudah dibilang itu otomatis maka gerbangnya akan menutup seketika, yuki langsung berlari melewati gerbang itu.
"Wahh! Apa apaan ini sambutan yang tidak menyenangkan!" Kesal yuki mendecih dan melangkah masuk ke dalam gedung. Sepertinya ia pernah melihat gedung ini tapi dimana? Memorinya yang mana? Yuki berusaha mengingat ingat kembali tetapi malah disambut dengan bunyi tembakan yang sepertinya menuju ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙲𝙾𝙼𝙴 𝚂𝙰𝚅𝙴 𝙼𝙴 || Bnha X Oc
Fanfic-Ganti Judul- "Aku ingin hidup di kedamaian, tanpa gangguan dari para pemberontak hukum." Kata kata itu keluar dari bibir seorang gadis yang dulu masa kecilnya sebagai kelinci percobaan dan senjata untuk membunuh pahlawan lalu menghancurkan dunia...