☁~ 6. Reliance ~☁

881 138 11
                                    

Malam yang terang sekaligus pecahan bintang bintang yang mengiasi langit malam yang tak kalah indah. Suara pijakan kaki terdengar pelan seolah olah sedang bernada.

Seorang gadis kecil melewati satu persatu tenda toko yang tersedia beberapa cemilan atau makanan, minuman, serta permainan yang jika di menangkan akan mendapatkan hadiah yang berupa boneka, dll.

Gadis itu memberhentikan langkahnya di tenda selanjutnya, ia melihat para burung burung yang terdapat di dalam sangkar, setidaknya satu sangkar terdapat sepertiga dan dua burung. Namun di sangkar lainnya terdapat satu satu nya burung yang terdapat di dalamnya, tidak burung itu berbeda dari burung burung yang lainnya.

Bulunya lebih pekat daripada bulu burung yang lain, paruh nya lebih tajam dan mengkilap, ekornya yang panjang sekira kira 3 cm menambah keanggunan sang burung.

"Oka-san, aku ingin itu." Gadis itu menunjuk ke arah burung yang terdapat di dalam sangkar itu.

"Eh- Papa tidak tau jika kie menyukai burung." Gadis itu menggeleng pelan. "Kie menginginkannya bukan berarti kie menyukainya." Sedikit penjelasan dari anak itu, membuat kedua orang tua nya kebingungan.

"Jaa, untuk apa kie menginginkan burung itu jika tidak menyukainya?" Kini pertanyaan dari sang ibu yang sedang menggandeng tangan gadis kecil itu.

"Memangnya kita harus menyukai nya terlebih dahulu baru boleh menginginkannya?" Kedua orang tua itu sweatdrop dengan jawaban gadis kecil tadi, karna pasrah dengan wajah imutnya akhirnya keinginan gadis kecil itu di wujudkan. Tetapi....

"Kalian harus menyelesaikan permainan ini dulu." Jawab sang penjual.

"Ah. Kami tidak perlu bermain, katakan saja berapa uang yang anda mau kami ingin membeli burung itu." Balas sang ayah yang membenarkan kembali omongannya.

"Aku tidak peduli berapa uang yang anda berikan tidak akan cukup untuk membeli burung itu, satu satu nya cara adalah memainkan permainan ini."

"Papa.. dekinai ii?"

"Gak apa apa, biar papa aja yang mengurus ini." Gadis kecil itu mengerutkan keningnya dan menaikkan bibirnya, dia memegang erat boneka nya lalu berteriak.

"Papa. Jangan memaksakan diri jika tidak bisa ayo ke tempat lainnya, kie capek." Gadis itu berkata dengan nada gemetar dan tersenyum tipis di bagian akhirnya.

"Kie ... maafkan papa mu ini ya, tidak bisa memenuhi permintaanmu." Ucap sang ayah dengan nada putus asa.

"Jaa, kie ingin memainkan permainan ini untuk mendapatkan burungnya." Ucap kie tersenyum manis, ia mengarahkan jari telunjuknya ke samping tubuhnya yang berarti menuju ke tenda toko permainan itu.

"Sebelum kembang api nya dimulai kie ingin memainkannya." Gadis itu tersenyum cerah terhadap orang tuanya. Seketika keheningan dimulai sementara karna orang tua nya terdiam secara tiba tiba dengan tingkah anaknya.

"Apakah tak boleh?"

"T-tentu saja boleh, Tolong satu kali permaina-"

"Tiga kali permainan." Potong kie cepat sembari mengangkat ketiga jari nya dan tersenyum miring.

"Baik baik.. biar kujelaskan peraturan nya. Kau harus menembak beberapa ayam ini jangan takut untuk menembaknya itu hanya hewan palsu. Dan juga kau akan di beri waktu 2 menit empat tembakan, jika ketiga nya berhasil mengenai ayam kau bisa memilih beberapa burung diatas ini untuk kau bawa pulang." Penjual itu berkata sambil semringai bahagia.

"Akankah burung diatas ini palsu?" Sarkas kie langsung menatap tajam penjual itu, penjual itu tertegun dengan ucapan kie tadi.

"T-tentu saja tidak, semua burung ini asli." Kie mengabaikan jawaban penjual itu dan langsung mensejajarkan tubuhnya di papan meja kecil yang terdapat sebuah pistol kecil khusus untuk anak kecil mungkin.

𝙲𝙾𝙼𝙴 𝚂𝙰𝚅𝙴 𝙼𝙴 ||  Bnha X OcTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang