26. Bisa ketemu?

1.9K 382 34
                                    

Bapaknya Hanbin

- Sil, bisa ketemu?
09:23 PM

Sekarang? -

- Iya
- Gue udah di bawah

Tunggu -

- Oke
Read

Tanpa ragu Silvia menaruh ponselnya di atas kasur, lalu bangkit untuk mengambil jaket dan celana olahraga panjang yang ada di gantungan samping pintu.

Silvia keluar dari kamarnya, begitu saja melewati sang kakak yang masih leha-leha di atas sofa sambil nyemilin apel.

“Heh! Mau kemana?!” Seru Seungyoun pada Silvia yang hampir sampai ambang pintu.

“Ke bawah!”

“Ngapain?!”

“Buang angin!”

“Heh!!”

Silvia keluar dari apartemen, buru-buru menuju anak tangga dan turun dengan langkah yang lumayan cepat.

Sampai di bawah, bisa dia lihat ada sosok laki-laki yang berdiri sendirian di dekat sebuah pot tanaman. Silvia berjalan mendekat, lalu tanpa mengucap kata langsung menendang pelan celana panjang Hangyul.

Hangyul menoleh, wajahnya selalu datar seperti biasa.

“Ngapain ke sini?” Tanya Silvia.

“Gapapa. Cuma mau ketemu.”

Muncul tanda tanya di kepala Silvia sampai-sampai dahinya berkerut.

“Gue balik.” Sambung Hangyul setelah Silvia tak membalas ucapannya.

“Eh eh!” Silvia buru-buru menahan lengan Hangyul yang hampir melangkah pergi, enak aja dia sudah capek-capek turun ke bawah malah langsung ditinggal pergi. “Mau kemana sih? Lo tuh ke sini mau ngapain?”

Hangyul kembali menoleh, Silvia juga langsung melepaskan tangan Hangyul.

Lelaki tersebut menatap Silvia cukup lama, mencoba merasakan sesuatu yang sebenarnya Hangyul ragukan keberadaannya.

Hangyul, dia memalingkan wajah ketika dirasa jantungnya mulai berdetak lebih cepat dari biasanya.

“Nggak seharusnya gue ke sini..” Gumamnya pelan.

“Gyul, lo kenapa sih? Sakit? Si Hanbin mana? Nggak lo bawa? Ada yang jaga?”

“Ada. Abang gue.”

“Ooh.. Bang Jaehyun?”

“Iya.”

“Kalo ngomong tuh sambil lihat orangnya, nggak sopan tau.”

Hangyul mengusap tengkuk. “Ngobrol sama lo ini.”

“Ya kan sama aja, mau lo ngobrol sama presiden kek, sama ikan kek, sama kucing kek, lo tetep harus ngelihat orangnya. Bukannya melengos kaya gini. Lagian lo tiba-tiba ke sini tuh mau ngapain? Katanya mau ketemu, giliran udah ketemu malah guenya mau lo tinggal pergi.”

Hangyul tak menjawab, makin diajak bicara malah makin berdebar pula jantung seorang Lee Hangyul. Dia ingin pergi, ingin segera menghilangkan perasaan aneh ini.

“Nyet, diajak ngomong malah diem aja.” Tegur Silvia memukul lengan Hangyul.

“T-tadi gimana sama Xiaojun?”

Silvia makin mengernyit. “Apaan? Ya nggak gimana-gimana, cuma nonton.”

“C-cuma nonton?”

“Gyul, gini loh, gue sekarang berasa kaya lagi ngomong sama kuping lo. Madep sini kenapa sih?!” Protes Silvia, mencengkram lengan Hangyul dan dengan keras menarik Hangyul agar menghadap ke arahnya.

Berhasil, cuma tadi agak oleng dan hampir buat Hangyul jatuh ke depan. Untung dia masih sadar, jadi bisa mengontrol pergerakan tubuhnya. Kalau semisal jatuh ke depan kan bisa-bisa bahaya, nanti kalau tiba-tiba Seungyoun muncul dan lihat adiknya ketindihan di jalan paving depan apartemen kan nggak lucu.

“Nah! Gini kan enak. Jadi, lo ngapain ke sini?” Tanya Silvia untuk kesekian kalinya.

Hangyul mengejap, maniknya menatap milik Silvia, namun tak berselang lama kemudian jadi pindah melirik ke arah lain.

“Nggak ada apa-apa. Kan udah gue bilang cuma mau ketemu sama lo.”

“Ya kalo itu gue juga udah tau, tapiiiii... Maksud tujuan kedatangan lo buat ketemu sama gue tuh apaaa?”

“Ya cuma mau ketemu sama lo. Mau ngelihat lo.”

“Ngelihat gue?”

“...”

“Hangyul—”

“Gue pamit—”

“Heeeh!” Lagi-lagi Silvia berhasil menahan Hangyul tepat sebelum lelaki itu bergerak, seolah-olah Silvia ini punya daya refleks dan tingkat kepekaan gerak yang begitu tinggi. “Mau kabur mulu dari tadi. Bilang dulu lo mau ngapain? Gue capek loh turun dari lantai tiga ke sini.”

“Lepasin, Sil.”

“Enggak sebelum lo jawab mau ngapain ketemu sama gue.”

“Kan tadi udah gue jawab kalau gue cuma mau ngelihat lo.”

“Ya itu kenapa? Alasannya apa? Kalau gue sakit terus lo lihat alias jenguk ya gapapa, toh sekarang gue sehat-sehat aja.”

“Gapapa.”

“Bilang.”

“Nggak ada apa-apa, Sil.”

“Bilang!”

“Nggak ada—”

“Lee Hangyul!”

“Gue kangen!”

“...”

Awalnya Silvia mematung, namun kemudian perlahan tangannya melepaskan pergelangan tangan Hangyul. Dia mundur selangkah ke belakang, lalu tertawa kecil.

“Lo kangen? Sama siapa?”

Hangyul akhirnya memberanikan diri menatap mata Silvia. Kali ini dia harus kuat. Dia laki-laki, masa laki-laki lembek?

“Sama lo. Gue kangen sama lo.”

“Haha.. Gue? Perasaan tadi siang udah ketemu..”

“Emang salah kalau gue kangen sama lo?”

“Ya... Enggak sih..”

“Ya udah. Gue ke sini karena gue emang kangen sama lo, gue cuma mau ngelihat lo. Sekarang gue balik, makasih karena udah mau turun.”

Hangyul memutar badan, dengan langkah pasti dia berjalan pergi, meninggalkan Silvia yang masih diam di tempatnya dengan kepalanya yang mulai dipenuhi dengan tanda tanya.

“Si Hangyul kesurupan apaan sih? Mabok?”

───── ◦ ─────

Sunday, June 14, 2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sunday, June 14, 2020

NOTE:

Updateuu

Young Dad ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang