18. Truth or Truth

3.7K 625 50
                                    

“Sayang, bisa ketemuan hari ini nggak?”

“Ketemuan? Di mana?”

“Di cat cafe aja gimana? Aku lagi pengin lihat kucing.”

“Oh ayo. Mau aku jemput?”

“Mau mau! Aku dandan dulu ya!”

“Iya, Yerinku sayaaaang... Aku perlu dandan juga nggak?”

“Perlu! Biar ganteng hehe.”

“Haha, siyap, siyap! Kalau udah siap bilang ya? Biar aku bisa langsung jemput kamu.”

“Oke Yohanku sayaaaang... Udahan dulu ya? Daaah!”

“Daaah.”









young dad









“Kalian berdua kenapa?” Tanya Silvia ke dua orang yang tampak saling mendiami satu sama lain selama makan malam.

Dan sekarang keduanya malah melemparkan lirikan tajam ke satu sama lain secara bergantian.

“Hanbin gimana?” Tanya Silvia, percuma juga katanya bertanya ada apa dengan mereka.

“Udah mendingan.” Jawab Hangyul.

“Sil.” Panggil Seungyoun, buat Silvia melirik.

“Kenapa?”

Seungyoun diam sebentar, kemudian menggeleng, kembali merunduk lanjut memakan nasinya. “Nggak jadi.”

Dan jelas buat Silvia merengut aneh. “Ini ada apaan sih? Nggak ada yang mau cerita?”

“Gak ada apa-apa.” Jawab keduanya serempak.

Bibir Silvia sudah bergerak-gerak, seolah mau berkomat-kamit tapi langsung batal karena mulutnya langsung dia masukkan nasi.

Kepala Silvia menoleh, melihat pintu kamar tempat Hangyul dan Hanbin tidur yang terbuka. “Hanbin gimana?” Tanyanya.

“Udah mendingan.” Jawab Hangyul.

“Oh, syukur deh.” Silvia mengangguk-angguk, lanjut memakan makan malamnya.

Seungyoun berdeham. “Tadi jalan kemana aja sama Yohan?” Tanyanya.

Silvia menatap sang kakak. “Ya kemana-mana, muterin kota, masuk ke toko-toko... Udah, gitu doang. Tumben nanya?”

Seungyoun terkekeh palsu. “Gapapa, penasaran aja ini adeknya Mas suka banget jalan-jalan sama Mas Pacar.” Senyumnya terpaksa.

“Ya seneng lah, Mas. Wong Yohannya aja jarang bisa diajak ketemu.”

“Sibuk banget ya kuliah dia?” Tanya Seungyoun lagi, tangan ragu untuk menyuapkan nasi ke dalam mulut.

“Katanya sih gitu.”

Seungyoun terdiam, kemudian maniknya melirik Hangyul yang berada di sebelahnya. Tapi Hangyul malah keasikan makan. Dilirik pun dia nggak sadar.

‘Gini nih, sekali disuguhin makanan langsung lupa daratan. Kuping jadi tuli kesumpel sama nasi.’ Gerutu Seungyoun dalam hati, sebelah hidung dia sudah naik-naik nahan emosi.









young dad









“Besok lo kerja?” Tanya Silvia menempel di kusen pintu kamar Hangyul.

Young Dad ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang