Chapter 2

31 3 0
                                    

"Ck mereka tidak seru,"keluh seorang pemuda dan menyandarkan badannya di kursinya.

Tok tok tok

"Kak ayo kita makan siang,"seru seseorang dari luar.

"Iya kau duluan saja dulu,Vian,"

"Aku tunggu di meja makan,"seru pria yang di panggil dengan nama Vian.

Sang kakak keluar dari ruangannya dan sampai di dalam kamarnya bernuansa hitam putih. Ia membuka pintu kamarnya dan menyusul Vian yang sudah duduk manis di kursinya. Ia duduk depan Vian dan memakan pasta yang berada didepannya. Vian sesekali melirik sang kakak saat menyuapi pasta ke dalam mulutnya.

"Aku tau aku tampan,tapi aku masih normal,"

"Ck tentu saja aku juga masih normal," kata Vian tak terima.

"Hmm...kak kau tak mempunya kepribadian ganda,kan?"tanya Vian tiba tiba.

Sang kakak menghentikan makannya dan menatap Vian dengan tatapan bingung. Kenapa adiknya berpikir dia memiliki kepribadian ganda,pikir sang kakak. Vian tertawa canggung dan mengatakan jika ia melihat sang kakak terlihat dingin saat pulang. Karna yang ia tau kakaknya itu ramah dan murah senyum. Sang kakak tertawa lepas mendengar perkataan dari Vian.

"Haha...pasti kau salah melihat tadi," kata sang kakak dan menyuruh Vian untuk menyelesaikan makan siangnya.

Vian hanya menurut dan merasa lega karna kakaknya tidak memiliki kepribadian ganda. Pasti akan sangat mengerikan jika melihat kebalikan dari kakaknya. Vian bergidik ngeri memikirkannya jika itu terjadi. Selesainya makan sang kakak pamit menuju ke kamarnya untuk beristirahat.

Setibanya di kamar tatapan sang kakak berubah 180° dari yang tadi. Ia masuk ke dalam ruangan favoritnya melalu cermin setinggi dirinya. Saat masuk suasana gelap menyelimuti ruangan itu. Ada banyak bunga lily yang tumbuh segar di bawah cahaya matahati yang tembus dari jendela yang ditutupi oleh tirai tembus pandang. Ia menyemprot bunga itu beberapa kali dan menatapnya lamat.

"Padahal aku sudah menanam bunga bunga lily kesayanganku khusus untuk mereka,"katanya sambil menatap bunga bunga lily yang ditanam ditempat yang berbeda.

Di tempat lain Navya menyelidiki lokasi tempat ditemukannya mayat bersama dengan Evano. Mereka memperhatikan lokasi itu dengan serius. Evano menghela napas saat mengetahui tak ada bukti yang ia temukan. Sedangkan Navya terus memperhatikan ke sekelilingnya. Berharap menemukan bukti sekecil apapun itu.

'Ini bukan tempat kejadiannya,bisa dipastikan jika dia buang kesini melalui jejak yang ada ditanah dan bercak darah,pasti tempat pembunuhannya berada disekitar sini,'batin Navya sambil memperhatikan kesekelilingannya.

"Vano,aku menemukan bercak darah disini,"seru Navya kepada Evano.

Evano menghampiri Navya dan melihat sisa bercak darah ditanah membentuk sebuah jejak. Ia mengusulkan kepada Navya untuk mengikuti jejak itu. Navya mengangguk setuju dan mereka mengikuti darah yang sudah mengering ditanah. Dan jejak itu berhenti disebuah tempat yang dikelilingi ilalang tinggi.

Navya memperhatikan daerah itu dan mencoba mencari CCTV yang berada disana. Ia dan Evano berpencar mencari CCTV yang bisa jadi kemungkinan mereka si pembunuh itu. Saat Navya sedang sibuk mencari CCTV disekitar sana. Tiba tiba ponselnya berbunyi nyaring.

"Kau menemukannya?"tanya Navya to the point.

"Ya,ada sekitar 5 km dari lokasi pembunuhan,"kata Evano melaporkan.

"Pinta Soffy untuk mencek CCTV itu,"

Navya menutup panggilan itu dan mencoba mencari CCTV kembali. Lokasi itu memang jauh dari jalan raya dan area pemukiman warga. Dan mungkin sedikit kemungkinan untuk menemukannya. Ia berharap ada saksi mata yang melihat kejadian itu sehingga lebih mempersempit penyelidikan kasus ini.






Bagaimana menurut readers?
Adakah seru?
Atau biasa sajakah?
Jika suka vote dan jangan lupa comment ya...
Apapun komenan kalian author akan baca kok
Komenan kalian selalu membuat author bersemangat dalam menulis cerita

Sampai jumpa👋👋👋

Love AgentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang