setelah mereka mengucap ikrar di gereja itu wooseok membawa yeyoon kesebuah rumah yang berada di bibir pantai,yeyoon heran kenapa wooseok tidak asing dengan tempat ini
ya wooseok membawa yeyoon ke tempat kelahiran ayah nya ,di sebuah desa yang terletak dipinggiran pantai desa itu jauh dari bising nya kota besar disana tidak banyak rumah
sebuah desa kecil yang tidak banyak penduduknya bahkan desa itu jauh dari sentuhan modernisasi dan teknologiayah wooseok sangat mencintai kota kelahiran nya itu walau sekarang ia tinggal di luar negri,ia tidak pernah benar-benar meninggalkan kota kelahiran nya itu dan sesekali ia selalu datang ke kota itu untuk sekedar refresing atau saat ia merindukan nya
seorang wanita datang menghampiri
"tuan muda sudah datang",ucap nya
"oohh......"sahut wooseok
"apakah tuan besar tidak ikut" tanya wanita itu kemudian
"aku datang dengan istriku ayah ku tidak ikut, kami datang kemari untuk tinggal disini "sahut wooseok
"oh ini istri anda tuan ,kenalkan aku pelayan yang menjaga rumah ini "ucap wanita paruh baya itu
yeyoon tersenyum dan membungkukan badan nya tanda ia menghormati wanita itu
"anda pasti lelah tuan silahkan anda beristirahat dan saya mohon pamit lanjut wanita itu dan wooseok mengangguk dan membiarkan wanita itu pergiWooseok membawa hyeyoon masuk kedalam rumah
"sebaiknya kita istirahat dulu karena semalaman kita tidak cukup beristirahat"ucap wooseok
kau pasti lelah ...istirahatlah lanjut woo seok
"kau yang terlihat sangat lelah,maaf kan aku...ucap yeyoon
"tidak sayang ....tidak apa demi kamu aku rela"
yeyoon mengangguk
keduanya akhirnya masuk ke kamar yang biasa wokseok tempati dan berbaring disanasaat itu mungkin saking lelah nya wooseok langsung tertidur seperti tak sadarkan diri,melihat itu yeyoon memeriksa kening wooseok dan benar saja suhu tubuhnya tinggi dan ia demam ia mencari sesuatu untuk mengompres dan pergi kedapur untuk membuatkan nya bubur
saat semua sudah siap yeyoon membangunkan wooseok memintanya untuk makan dulu sebelum ia tidur,wooseok menuruti yeyoon kemudian ia meminum obatnya
ketika wooseok yang terlelap yeyoon merawatnya dengan telaten
hari semakin sore,dan wooseok masih tertidur sedangkan yeyoon masih terjagaSinar mentari telah berubah warna menjadi jingga menandakan bahwa senja akan datang,momen ini terlihat dari kaca jendela kamar yang sekarang mereka tempati
yeyoon menyukainya dia berdiri di depan kaca jendela itu dan menikmati senja ini dengan senyuman melupakan sejenak masalah nya
Tiba-tiba sebuah tangan melingkar di pinggang nya
"apakah kau sudah baikan? tanya yeyoon tanpa berbalik
"ya......aku sudah baikan "terimakasih sudah menjagaku ucap wooseokwoo seok mencium rambut belakang gadis itu kemudian ia mencium tengkuk nya jantung yeyoon berdebar dengan cepat,ia merapatkan tubuhnya pada wooseok dan seketika tubuhnya kaku wooseok memutar tubuh gadis itu dan sekarang mereka berhadapan dipeluknya yeyoon erat-erat lalu dikecupnya pelan di bibirnya yeyoon membalasnya merasakan tangan wooseok menelusuri punggung nya hingga kerambutnya mereka berdiri berpelukan,berciuman lama dalam cahaya senja itu akhirnya keduanya melepaskan pelukan dan saling pandang
seperti mimpi rasanya, wooseok menatap kembali wajah gadis itu yang selalu tampak cantik dengan lembut ia kembali mencium gadis itu kali ini ciuman nya penuh gairah,yeyoon merasa tubuhnya gemetar ,keduanya larut dalam kerinduan akan keindahan yang selalu mereka inginkan
Kebisuan mereka menambah bisunya ruangan itu hanya desahan napas yang memburu
mereka saling menautkan bibirnya dan sesekali mengambil napas dan kembali menautkan nya lagi dan memasrahkan diri pada gairah nya
Wooseok membopong tubuh gadis itu sedangkan bibirnya tak lepas dari tautan
Kemudian ia membaringkan tubuh mungil itu diatas kasur empuknya yang tadi ia tempati"Apakah yang kita lakukan ini benar" tanya yeyoon
"Tentu saja karena kita saling mencintai" ucap wooseokTubuh yeyoon tampak kaku.ia tidak berkutik dan tidak menolak saat jari jemari wooseok melucuti kain yang ia kenakan sehelai demi sehelai kemudian wooseok menarik yeyoon kedekatnya merasakan kulitnya yang hangat menempel di kulitnya sendiri dikecup nya leher jenjang yeyoon dan di gigitnya kuping gadis itu sementara tangan nya bergerak meraba kerangka tulang punggung yeyoon.
yeyoon merekah kan bibirnya merasakan kelembutan sentuhan woo seok
Wooseok menciumi setiap bagian tubuh gadis itu hingga napas yeyoon tercekat merasakan sesuatu yang tidak pernah ia rasakan
bibir wooseok tidak berhenti menciuminya kali ini ia menciumi perut datarnya kemudian beranjak ke atas ia menciumi kedua benda sensitif milik yeyoon sesekali ia melumatnya satu demi satu
yeyoon menengadahkan kepala,merasakan napas panas wooseok dan sentuhan basah bibirnya
Dengan napas terengah-engah yeyoon mengerang merasakan nikmat
dan dengan napas yg memburu wooseok melumat habis bibir dan tengkuk gadis itu kanan dan kiri tak ada yang ia lewatkan entah kapan baju yg ia kenakan terlepas dari badan.
"Apakah kau sudah siap"ucap wooseok dengan suara parau nya.
yeyoon mengangguk tanda ia setujuyeyoon membelai punggung pria itu dan menggigit lehernya dengan lembut mendengarkan bunyi napasnya yang kian cepat Kemudian tubuh kekarnya menindihnya mencoba menyatukan tubuh nya dengan tubuh yeyoon tubuh mereka merapat dan menyatu
yeyoon menjerit merasakan sakit yang teramat ia menangis ada rasa perih dan tidak nyaman menghampirinya ia merasa sesuatu telah merobeknya dan darah segar menetes di bagian sensitifnya
"Apakah sakit...."bisik wooseok
"ya....."sahut yeyoon dengan suara yang merintih
"Lakukanlah pelan-pelan bisik yeyoon yang masih terisakwoo seok kembali mengecupi bibir dan tengkuk yeyoon tanpa tergesa-gesa agar gadis itu kembali nyaman,ia bergerak pelan
"Aku tak mau menyakitimu.tapi saat ini tahanlah sebentar jika kau ingin menangis,menagislah ucap wooseok di iringi gerakan yang menghujam tubuh gadis itu
napasnya memburu,suhu tubuh mereka naik keringat mulai bercucuran
Wooseok menatap yeyoon yang berbaring tepat dibawah tubuhnya
yeyoon masih menangis merasakan sakit "tenanglah,jangan tegang" ucap wooseok
kemudian ia menghujami yeyoon dengan ciuman dibibir dan lehernya
setiap pergerakan tubuhnya dan penerimaan yeyoon menjabarkan arti cinta
lambat laun rasa sakit perih dan tidak nyaman yang tadi dirasakan yeyoon berangsur menghilang digantikan dengan rasa nikmat disekujur tubuhnya
yeyoon mencengkram erat tubuh wooseok ia memejamkan mata sambil mendesahTubuh mereka bergerak seirama masing-masing menyadari kebutuhan pasangan nya
Wooseok hampir tidak pernah berhenti memberikan ciuman
yeyoon merasa tubuhnya berdenting oleh desakan indah yang kian meningkat dan ketika itu terjadi ia menekan jemarinya keras-keras di punggung wooseok dan begitu sensasi itu berakhir yeyoon merasakan kenikmatan itu dalam satu rangkaian yang panjang sebuah desahan dan erangan panjang keluar dari kedua bibir itu menandakan kepuasan yang mereka rasakanpagi menjelang keduanya masih berada di tempat tidur wooseok menyenderkan punggungnya di sandaran tempat tidur dan hyeyoon menyenderkan punggungnya di dada bidang wooseok
"apa yang kau pikirkan tanya wooseok
"kukira aku tak akan bisa mencintai seseorang seperti aku mencintaimu saat ini"bisik yeyoon
wooseok membelai pipi gadis itu yang masih menatapnya
"aku juga sahut wooseok entah bagaimana jadinya aku tanpamu lanjutnya
"kau mau berjanji,ucap yeyoon
"tentu saja,aku tak bisa mencintai orang lain selain dirimu ucap wooseok tersenyum lembut "aku mencintaimu yeonie"ucap wooseok
yeyoon tersenyum,ini pertama kalinya woo seok memanggil namanya
" aku juga "sahut yeyoon
woo seok memeluk erat tubuh gadis itu
Begitu juga yeyoon
"aku bahagia "sahut wooseok kemudian😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊
Mohon Maaf krn imajinasi liarku 🙏
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
my first love
Roman d'amourHanya cerita halu tokoh hanya sebagai pemanis penasaran baca aza Wellcome in my imagination 18+(diharap bijak)