Sick

2.3K 213 48
                                    

Ichiro berdecak kesal, ini masih pagi dan kuda albino itu sudah membuatnya khawatir setengah mati. Apa yang dilakukan kuda itu hingga membuatnya tidak bisa dihubungi dari kemarin.

Biasanya Samatoki selalu merespon cepat pesan atau panggilan dari Ichiro, tapi tidak hari ini.

Ah, Ichiro hilang kesabaran. Ia berusaha menyingkirkan pikiran-pikiran negatifnya.

Apakah Samatoki bosan padanya?

Apakah Samatoki berpaling darinya?

Ataukah Samatoki mempunyai kekasih lain?

Ichiro mengumpat dalam hati. Masa bodoh dengan Samatoki, Ichiro memilih menyiapkan sarapan untuk adik-adiknya.

"Ohayo, Ichi-nii..."

"Ah? Saburo? Ohayo. Jiro sudah bangun?"

"Sialan itu belum bangun, tadi malam ia bermain game sampai larut." Saburo mengalihkan pandangan.

Ichiro terkekeh lalu mengusap surai gelap adiknya, "Tolong bangunkan Jiro ya, saburo? Nanti telat sarapan."

Yamada termuda itu merasa senang dengan perlakuan kakaknya, kemudian ia mengiyakan permintaan kakaknya

Ichiro kembali menyibukkan diri dengan masakannya, berusaha membuang pikiran tentang Samatoki. Ini akhir pekan, biasanya Samatoki akan datang untuk menculiknya dan mengajaknya keluar. Sialan! Kemana kuda jelek itu?!

Ichiro menaruh piring berisi nasi goreng di meja makan, sesekali telinganya menangkap keributan kecil dari kamar Jiro. Ia menghela nafas pelan, toh sudah biasa kedua adiknya bertengkar. Ia sendiri juga sedang tidak mood untuk memisahkan mereka.

Tak lama setelah itu, kedua adiknya kembali dengan muka kusut.

"Jangan mentang-mentang akhir pekan, kau mau malas-malasan seharian ya baka Jiro!"

"Hah?! Aku ini capek tau?!"

"Sudah - sudah, jangan ribut di meja makan." Ichiro menenangkan kedua adiknya. Beruntung Jiro dan Saburo langsung menurut, Ichiro jadi tidak perlu repot-repot memukul mereka.

"Nii-chan terlihat murung? Ada apa?"

Ichiro yang sedang sibuk memainkan sendok sedikit tersentak mendengar pertanyaan Jiro, terlihat jelaskah air mukanya?

"Ah tidak, tidak apa-apa kok." Ichiro tersenyum.

"Apa Samatoki melakukan sesuatu pada ichi-nii? Aku tidak akan mengampuninya." Giliran Saburo yang berbicara.

"Maa maa... Nii-chan tidak apa-apa kok, kalian terlalu khawatir." Ichiro memang payah dalam hal berbohong, terbiasa jujur membuatnya sulit untuk berbohong.

"Ichi-nii, aku tidak bodoh seperti Jiro, Ichi-nii sedang mengkhawatirkan sesuatu?" Saburo bertanya seraya telunjuknya diarahkan kepada Jiro.

"HAH?! BICARA APA KAU BOCAH?!"

"Aku bilang, aku tidak bodoh sepertimu" Saburo menatap remeh.

"SIALAN KAU!" Ditariknya kerah baju Saburo.

Tak!

Sebuah Jitakan mendarat mulus di dahi keduanya. "Kalian bisa tenang sedikit? Kita sedang makan sekarang."

Jiro dan Saburo berbarengan mengucap maaf, sementara pikiran Ichiro kembali melayang ke Samatoki.

Ck! Samatoki terus menghantui pikirannya, Ia tidak tahan. Setelah makan Ichiro akan langsung ke Yokohama, kemana lagi kalau tidak ke rumah kekasihnya?

Buru-buru Ichiro menghabiskan makanannya.

"Jiro, Saburo, tolong jaga toko ya. Nii-chan mau pergi bertemu teman, mungkin nanti sore pulang."

Book SamaIchiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang